Bakalan Ngejar

34 3 0
                                    

" Jadi maksudmu Esha pergi ke apartemen Janu begitu?"
" Iya Tuan Muda."
Ekhtan membuang nafasnya kasar, dia tidak menyangka bahwa ini akan terjadi lagi. Kenapa Ekhtan mengatakan lagi, karena dia merasa Esha tertarik kepada Janu.
Pria seperti Janu jelas memiliki pesonanya sendiri. Wajahnya yang jelas tampan ditambah bentuk tubuh yang bagus serta kean maskulin yang begitu kuat, pasti akan membuat kaum hawa ter[ikat. Apalagi kesan dingin yang Janu berikan, itu malah semakin membuat wanita merasa penasaran.
Ekhtan ingat betul apa yang dikatakan Esha tempo hari, yakni Janu tidaklah mempan dengan yang namanya sanjungan dan juga pujian. Ia sangat acuh dan tidak melirik sedikitpun terhadap orang yang memujinya.
Sebenarnya Ekhtan tidak mempermasalahkan Esha mau berpacaran atau menikah dengan siapapun, hanya saja Ekhtan merasa sedikit trauma dengan kisah percintaan Esha yang sudah lewat. Ekhtan hanya takut adiknya disakiti lagi. Dia hanya takut adiknya tidak mendapatkan kebahagiaan dari rasa cinta yang dirasakannya. Maka dari itu Ekhtan sungguh berhati-hati jika Esha ingin kembali menjalin kasih.
Seandainya, ya seandainya Janu benar-benar bisa menyayangi dan mencintai Esha dengan tulus, ia sama sekali tidak akan menghalangi. Dan dia akan menerima Janu dengan tangan terbuka tanpa menghiraukan status dan asal usul pria itu. Ekhtan yakin kedua orang tuanya pun begitu. Terlebih daddy nya, Ekhtan yakin tidak akan masalah.
Ekhtan juga tahu bahwa dulu kakeknya adalah mantan mafia yang lumayan kejam, tapi keluarga dari sang mommy tidak mempermasalahkan itu. Maka dari itu Ekhtan pun yakin bahwa daddy dan mommy nya juga tidak akan mempermasalahkan asal usul Janu ang seorang yatim piatu.
Tapi agaknya pemikiran Ekhtan itu terlampau jauh. Apalagi saat ia mendengar sendiri bahwa Janu menolak keinginan Esha.
" Apa Esha masih bakalan kekeuh buat ngejar Janu? Haaah anak itu beneran deh. Tapi aku seneng sih, para buaya itu beneran nggak bisa nyentuh Esha barang seujung kuku pun."
Hal itu merupakan hal yang paling utama mengapa Ekhtan menempatkan Janu di sisi Esha, yakni bisa menghubungi para buaya darat yang ingin mengejar Esha kembali. Ekhtan sungguh bersyukur bahwasannya Esha tidak mudah lagi tergoda dnegan mereka. Terlebih Remi, mantan kekasih Esha yang ketika sudah mengibarkan bender putih. Pernyataan maaf Remi ke media sosial atas putunya hubungan asmaranya dengan Esha sungguh ia acungi jempol.
Braaak
" Abaaaang."
Ekhtan terkejut melihat Esha yang masuk tanpa permisi. Jika sepeti itu, Esha sungguh seperti anak kecil saja. Usia 27 tahun yang saat ini ia miliki sama sekali tidak tercermin pada dirinya.
" Kamu boleh pergi."
" Baik Tuan Muda."
Tangan kanan Ekhtan itu pamit undur diri, tidak lupa dia  juga membungkuk sedikit untuk memberi hormat kepada Ekhtan dan juga Esha sebagai salam hormatnya.
" Ada apa?" tanya Ekhtan kepada sang adik. Ia merasa tumben sekali Esha datang seperti ini ke ruangannya.
" Nggak, nggaa ada apa-apa. Aah iya, aku baru aja dari apartemen Janu. Tempatnya tidak terlalu luas, tapi nyaman banget."
Ekhtan tidak menyangka bahwa Esha akan bercerita tentang kunjungannya ke tempat tinggal Janu. ia pun mendengarkan apa yang diceritakan oleh Esha dengan seksama. Ia bahkan menunjukkan ekspresi antusiasnya.
Baru kali ini Esha bercerita secara terang-terangan tentang seroang pria kepada Ekhtan. Tiga pacar sebelumya, Esha sama sekali tidak pernah mengatakannya kepada Ekhtan.
" Jadi, apa kamu suka sama dia?" Ekhtan langung bertanya. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya dirasakan oleh adik perempuannya itu.
" Yups, aku suka sama dia. Bahkan aku udah memintanya untuk menikah. Tapi aku ditolak terus. Eitsss, aku nggak bakalan berhenti Bang. Aku bakalan kejar dia sampai dapat."
"Apa?"

TBC

Dicintai Nona Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang