Biarkan Berjuang

41 4 2
                                    

Ekhtan mendadak sakit kepala memikirkan ucapan adiknya itu. Ia sungguh pusing dan bukannya pusing yang dibuat-buat. Dipikirkannya ucapan Esha yang waktu itu, yang  berencana akan menikah dengan Janu dihadapan para manta kekasihnya hanyalah sebuah cara untuk mengusir mereka. Tapi siapa sangka bahwa itu adalah ucapan yang serius. Ia bahkan berkali-kali mengusap wajahnya kasar. Baru kali ini Esha membuatnya begitu sulit berpikir.
Pada akhirnya Ekhtan harus memanggil Janu. Dia ingin tahu bagaimana reaksi anak itu terhadap keinginan Esha. Dan setengah jam berlalu, saat ini Janu sudah duduk di depannya.
Sebuah restoran yang terkenal itu menjadi pilihan Ekhtan mengundang Janu untuk membicarakan tentang adik perempuannya. Tapi sudah 10 menit belaku Ekhtan belum juga bicara apapun terhadapnya. Janu hanya diam sambil sesekali menenggak kopi yang disajikan.
" Tahu nggak Jan, sekarang ini kepalaku dibuat pusing dengan ulah adikku."
" Ooh sama berarti Tuan Muda. Saya juga sering begitu karena ulah Nona Muda."
" Ya?"
Ektan terkejut mendengar tanggapan dari Janu. Ia tidak mengira bahwa Janu akan bicara seperti itu. Tapi sejatinya Ekhtan tahu apa maksud yang tersirat dari ucapan Janu tersebut. Jika benar Esha akan terus mengejar Janu, maka bisa Ekhtan rasakan pasti saat ini Esha sudah melakukannya dan hal itulah yang membuat Janu pusing.
" Jadi gimana pendapatmu tentang Esha?"
" Nona? Nona itu wanita yang cerdas Tuan. Beliau mampu menempatkan dirinya dimana saja. Beliau juga bisa mengesampingkan perasaan pribadinya jika sedang bekerja."
Ekhtan menghembuskan nafasnya kasar, rupanya Janu benar-benar fokus dengan pekerjaannya. Mungkin ini akan menjadi sulit untuk Esha. Tapi ada hal baik yang Ekhtan dapatkan dari jawaban Janu itu, yakni Janu bukanlah seperti para mantan Esha. Setidaknya itu cukup Ekhtan yakini dalam hati.
Karena tidak ada yang ingin ia bicarakan lagi, Ekhtan pun meminta Janu untuk kembali pulang. Ia juga segera pulang untuk menemui sang ayah. Ekhtan merasa harus menyampaikan pa yang dikatakan Esha kepada Darius. Dan beruntung sekali saat ini Darius sedang berada di ruang kerjanya, itu membuatnya lebih leluasa untuk berbicara mengenai sang adik.
" Pasti soal Esha ya?" tebak Darius saat putranya masuk ke dalam ruangannya.
" Apa Daddy tahu apa yang dikatakan anak itu, katanya dia mau ngejar Janu buat dijadiin suaminya. Apa jangan-jangan otak Esha udah Konsel kali ya Dad."
Darius tertawa keras saat Ekhtan selesai bicara. Ia tahu apa yang jadi kekhawatiran putra sulungnya itu, tapi malah dia tidak memiliki rasa khawatir sama sekali. Mungkin karena Silvya menjamin bahwa Janu adalah anak yang baik dan bisa dipercaya, maka dari itu Darius tidak ambil pusing dengan keinginan Esha untuk dekat dengan Janu. Itu pun jika Esha serius, Darius hanya akan mendukung apa yang jadi keinginan putra putrinya.
Untuk menjadi menantu seorang Darius Edmund, Darius sendiri tidak memiliki banyak kriteria yang membuat orang kesusahan. Dia tidak akan melihat asal usul ataupun background keluarga. Bagi Darius yang utama adalah personalnya. Yakni orang itu baik, bertanggungjawab, menghormati dan yang paling utama cinta serta sayang tulus terhadap anak-anaknya.
Semua itu berlaku untuk Esha maupun Ekhtan. Siapapun membantunya kelak haruslah orang yang seperti itu. Jika itu calon suami Esha maka haruslah bertanggung jawab dan dapat dipercaya, dan jika itu calon istri Ekhtan maka haruslah dapat dipercaya dan menghormati Cilla sebagai ibu mertuanya.
Pun sebaliknya, baik Darius maupun Cilla juga akan menghormati dan juga menyayangi mereka kelak.
" Biarkan saja Tan, biarkan Esha kali ini berjuang. Biasanya akan dia yang dikejar tuh, nah sekarang biarin dia yang ngejar. Daddy nggak ada masalah jika Janu jadi menantu. Kita lihat saja bagaimana adikmu itu meyakinkan Janu. Apalagi Daddy dengar Janu tuh orangnya nggak gampang kan? Nah kita saksikan saja drama apa yang akan Esha buat nanti."
Darius tersenyum lebar, sedangkan Ekhtan hanya menatap ayahnya itu dengan perasaan yang entah seperti apa. Yang jelas Ekhtan merasa aneh saja, tapi ya apapun itu dari ucapan sang ayah ia bisa mengambil kesimpulan bahwa ayahnya setuju dengan keinginan Esha.

TBC

Dicintai Nona Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang