Melihat reaksi Janu yang sama sekali tidak peduli membuat kepala Lovisa berdenyut. Saat seperti ini Janu sama seperti Leroy tapi Janu lebih berani dalam mengemukakan pendapat pribadinya. Sebenarnya ini bagus untuk jadi seroang pemimpin. Tapi sepetinya tidak akan mudah karena pemuda itu secara terang-terangan menolak.
Padahal dalam lingkup keluarga, banyak sekali yang menginginkan harta warisan miik Aspenas dan Carpelan, tapi Janu sama sekali tidak menunjukkan minat sedikitpun.
" Lalu apa yang kamu inginkan cucu ku?"
" Saya hanya ingin pulang, ke tempat saya sebenarnya. Saya hanya ngin kembali ke kehidupan saya yang biasa-biasa saja."
" Tidak, tidak bisa! Kamu satu-satu keturunanku. Kamu adalah anak Leroy, tanda lahir yang ada di punggung bagian kiri adalah bukti kamu adalah keturunan Carpelan jadi kamu harus mewarisi semua milik Carpelan dan Aspenas."
Tanpa bersuara Janu hanya memilih menyunggingkan satu sudut bibirnya. Orang yang sama sekali tidak punya apapun selama 25 tahun tiba-tiba menjadi bangsawan dan pewaris begitu banyak harta. Lucu, sungguh lucu. Rasanya Janu ingin tertawa keras tapi dia tidak ingin melakukan itu.
" Kembalikan ponsel saya, ada seseorang yang harus saya hubungi."
Awalnya Lovisa ragu memberikannya, tapi pada akhirnya dia memenuhi keinginan janu. Seseorang dia panggil oleh Lovisa, dan dia sungguh-sungguh membawa ponsel milik Janu.
Sreeet
Janu langung mengambil ponsel miliknya dan menekan sebuah nomor untuk dihubungi.
" Assalamualaikum ~ "
" Januuuu, kamu kemana aja sih. Ya Allah aku tuh khawatir banget tahu. Janu bilang kamu dimana? Kamu baik-baik aja kan Jan? Kamu ngga terluka kan? Jan, semua orang khawatir kamu tiba-tiba ngilang."
" Nona, dengarkan saya dulu. Saya sungguh tidak apa-apa, Nona tidak perlu khawatir. Setelah urusan saya selesai saya akan pulang. Saya akan segera pulang dan menemui Nona. Jadi tunggu saya ya Nona."
Janu bisa mendengar nada kekhawatiran dari Esha. Saat ini jujur dia merindukan sikap Esha yang kadang di luar nalar. Ia juga merindukan ucapan absurd Esha yang terus-terusan memintanya menikah. Ya, Janu sangat merindukannya.
Bukan hanya itu, Janu juga mengkhawtirkan Esha. Dua mantan kekasih Esha itu masih berusaha untuk mengejar Esha. Maka dari itu dia ingin kembai ke sisi Esha secepat mungkin.
" Siapa itu?"
" Maaf bukan urusan Anda. Sekarang yang saya inginkan adalah Anda mengembalikan saya ke Indonesia. Disana adalah tempat saya yang sebenarnya."
" Ansgar, bawa Tuan Muda kembali ke kamarnya!"
Pria yang bernama Ansgar itu langung masuk ke dalam ruangan dengan dua orang lainnya. Janu hanya menyeringai, dia tentu sudah tau bahwa dirinya akan kembali dikurung. Akan tetapi kali ini dia tidak khawatir karena ponsel miliknya sudah kembali ke tangannya. Dengan itu dia bisa memikirkan seribu cara untuk pergi dari tempat ini. Pergi dari tempat yang ia rasa bukanlah miliknya.
" Maaf Tuan Muda, saya hanya menjalankan perintah dari Nyonya Besar."
" Nggak masalah Tuan Ansgar, saya nggak nyalahin kamu kok. Aku tahu posisi mu, kamu hanya sekedar menjalankan tugas. Ah iya, dimana arah ... Ah tidak jadi, silakan istirahat, aku juga butuh istirahat."
Ansgar membungkuk dalam, ia terlihat sangat menghormati Janu sebagai keturunan bangsawan yang ia layani. Selama ini dia hanya mendengar dari cerita fiksi bahwa seorang ksatria itu akan sangat setia kepada orang yang dilayani hingga turun temurun. Dan saat ini dia melihatnya sendiri.
" Haah, kenapa sih jadi gini ceritanya. Ah iya, arah kiblat. Itu yang harus aku cari tahu lebih dulu. Persetan dengan bangsawan dan apapun itu. Aku tetep harus keluar dari sini. Nyonya Silvya pasti bisa bantu aku keluar dari sini. Anak buah Nyonya pasti masih menyebar di beberapa negara."TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dicintai Nona Muda
Любовные романы" Jadilah suamiku!" " Maaf Nona, saya tidak berani." Janu Mahendra, pria berusia 25 tahun yang belum lama bekerja sebagai asisten pribadi Eshania Riulla Edmund dengan tenang dan ekspresi datar menolak dengan tegas keinginan nona nya. Track record Es...