Yuzi tiba-tiba menghilang di depan kami. Jantungku hampir luruh ke perut jika saja Ruxion tidak bersamaku.
Mungkin karena ketakutan yang berlebih, aku sampai tidak bisa melepaskan tangan Ruxion.
'Ini tidak mungkin!'~~~
Setelah sepulang sekolah.
"Rui, Rafael, kenapa barang-barang kalian ada di rumahku? Cepat singkirkan!"
Aku berdiri heran di samping Ruxion karena kedua sepupu Ruxion sudah duduk manis di ruang tamu membawa beberapa koper mereka dan Ruxion mencoba mengusirnya.
"Jangan bertemperamen buruk begitu, Ruxion. Kita bisa berbagi Alicia benar, 'kan?" Rafael melirikku dengan tersenyum rapuh.
Aku mundur tersentak.
'Kenapa mereka datang lagi?'
Rui yang menyilangkan kakinya di tepi sofa menaikkan kacamatanya.
"Aku akan tinggal di sini untuk mengawasi kalian. Jangan sampai menghisap darah Alicia lagi."
Seperti kemarin, orang itu mencoba melindungiku. Tapi tatapannya seolah menembus kacamatanya.
"Sial! Kalian cepat pergi dari rumahku! Aku tidak menerima kalian! Jangan seenaknya saja mau tinggal di sini! Ini bukan penginapan gratis!" Ruxion menepis udara kesal.
'Tapi kau membiarkanku tinggal tau.'
Aku tidak percaya dia tidak berkaca.
"Terlebih lagi ... sekarang aku mencium darah busuk dari tubuh kalian," sambung Rui."Apa? Aku tidak terlalu berkeringat hari ini. Apa sangat bau?" aku mencium aroma seragamku sendiri.
Ruxion menoleh, "Bodoh! Maksudnya dia merasakan kehadiran yang sama denganku."
Aku mendongak menatapnya.
"Apa?"
"Amari sudah kembali," kata Rafael.
'Amari?'
Tiba-tiba wajah mereka berubah misterius dan aneh. Semuanya menatap ke bawah, tetapi mencerminkan pandangan yang jauh di sana. Apa sedang memikirkan sesuatu.
"Kemarin Yuzi terbunuh setelah kuhisap darahnya, tetapi tubuhnya menghilang. Tadi di sekolah Alicia melihatnya berubah menjadi Vampir dan mencoba menggigitnya."
Aku tersentak Ruxion kembali berbicara, tapi bukan hanya aku, Rui dan Rafael juga.
"Tidak mungkin! Beruntung kau datang lebih awal dan menyelamatkan Alicia. Jika tidak dia mungkin juga akan dirubah menjadi Vampir." ujar Rafael dengan suara khasnya.
"Hah?!" kejutku.
"Ini ulah Amari." Rui berkerut dahi.
"Ya, artinya kita juga harus kembali." jawab Ruxion.
"Ke-kembali ke mana?" Aku bingung menatap mereka bergantian.
Lalu, Ruxion mendongak menghunus atap rumah.
"Ke Bulan Merah."
Semuanya terjadi begitu saja.
Mataku hanya fokus pada ekspresi Ruxion saat itu, matanya hampir memerah jika dia tidak mengepalkan tangannya. Bukankah dia sedang menahan diri.
Sekarang ada tiga Vampir laki-laki yang tinggal di rumah ini. Artinya kesempatan untuk melarikan diri menjadi semakin mustahil.
Hanya aku satu-satunya manusia sekalihus perempuan. Sebagai perempuan tinggal satu rumah dengan tiga laki-laki bukankah itu tidak adil.
Setelah perbincangan singkat itu, aku tidak melihat mereka lagi.
Aku tidak peduli, tetapi aku lapar sehingga aku mencari sesuatu di dapur. Ternyata ada banyak bahan makanan dan aku memilih untuk memasak sesuatu.
"Keterlaluan sekali! Ruxion tidak memberiku makan sejak menculikku. Sekarang aku akan menggunakan dapurnya tanpa izin. Eh, tunggu, apa perlu kubuatkan beberapa untuk mereka?"
Aku berpikir ribuan kali di depan meja dapur.
Kurasakan meja itu begitu halus dan mengkilap seperti batu permata yang dihaluskan.
Semua barang tersusun rapi dan sangat mewah. Jelas berbeda jauh dengan milikku dulu yang gosong dan tua.
"Dapur ini terlalu menawan untuk disebut dapur. Sangat terawat dengan baik. Tapi sepertinya Ruxion jarang menggunakannya. Apa Vampir juga makan makanan manusia?"
Aku bergumam sendiri sambil mencoba mencocokkan bahan-bahan.
Kemudian, pikiranku melayang ke beberapa menit yang lalu.
'Rafael tahu dari mana jika Ruxion datang menyelamatkanku tepat waktu? Padahal aku dan Ruxion tidak membicarakannya. Dugaanku semakin kuat tentang ini. Mereka pasti bisa menebak apa yang telah terjadi dan itu sangat akurat. Sebelumnya Rui juga melakukan hal yang sama semalam.'
Setelah ini apa lagi kemampuan tersembunyi yang mereka miliki sebagai bangsa Vampir?
'Semakin dalam aku mengetahuinya, lama-kelamaan aku ingin tahu lebih tentang mereka. Tetapi jika aku terus tinggal, aku tidak akan hidup panjang.'
Tanganku disibukkan dengan beberapa sayuran dan daging.
'Terlebih lagi ... siapa Amari?'
Keputusan untuk membuat daging asap yang dilapisi sayuran dengan taburan wijen dan saus pedas di atasnya.
'Munculnya Yuzi, Amari, dan Bulan Merah. Aku tidak mengerti satu pun. Mengapa Yuzi bisa hidup kembali? Aku melihat dengan mataku sendiri, dia sudah tidak bernapas sejak Ruxion melepaskannya.'
Selagi suara pisau menggema di dapur, dahiku terus berkerut.
'Mungkin sesuatu telah terjadi. Aku tidak bisa menolak keajaiban lagi sekarang. Adanya sosok Vampir yang berkeliaran di sekitarku, mau tidak mau membuka wawasanku. Apa mungkin ... hal di luar nalar juga telah terjadi pada Yuzi?'
Sedikit yang bisa kumengerti sekarang. Kuharap itu hanya asumsi.
Sebelumnya kupikir itu halusinasi, tetapi Ruxion juga melihat Yuzi, jadi pasti itu nyata.
'Tidak, aku tidak boleh keluar dari rumah ini dulu. Aku harus memecahkan kasus soal Yuzi. Aku harus bisa bertahan.'
Lalu, sepiring daging asap pun matang. Mataku berbinar dan perutku keroncongan melihatnya.
"Selesai!" pekikku senang.
"Hei, jangan seenaknya menggunakan dapur orang, dasar Kecoa Kecil!"
Aku terjingkat langsung berbalik badan dan mendapati Ruxion berdiri kesal di ambang pintu dapur.
Dia sudah berganti pakaian lagi. Apakah dia baru saja mandi.
"Ruxion, maaf memakainya tanpa izin, tapi aku lapar. A-aku akan membayarnya."
Kuletakkan sepiring daging asap itu di meja hendak mengambil uang di kamar, tetapi Ruxion mencekal tanganku.
"Siapa yang butuh uangmu, bodoh!" tegasnya tanpa ekspresi.
"H-hah?"
'Gawat! Aku tidak punya tenaga untuk melawannya. Cengkeramannya sangat kuat.'
Tanganku tidak bisa lari darinya. Lalu, apa ini ... Ruxion menatapku begitu dalam. Keningnya hampir berkerut dan mendekat.
"Ru-Ruxion?"
Aku meneleng mencoba menyadarkannya.
'Ada apa dengannya?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Flower's
VampireTerjerat dalam cinta kegelapan dunia Vampir. Alicia Fexiber : "I told you to run! It's not a safe world anymore. Vampires will bite your life."