Rui menggeleng, "Alicia, aku butuh darahmu."
Situasinya buruk. Napas Rui makin terengah, aku bisa merasakan denyut jantungnya yang hampir melumpuhkan kesadaran.
'Rui terluka karena aku. Aku tidak boleh membiarkan usaha Ruxion sia-sia agar Rui tetap hidup.'
"Rui, kita menepi dulu."
Aku memapahnya menuju balik gedung.
Dalam halaman kosong berdebu itu dia langsung bersandar gedung. Kami sudah susah payah berjalan.
"Mi-minumlah cepat."
Kuserahkan lenganku sambil menutup mata, tapi Rui justru menarikku dan menggigit leherku.
"Aaww!"
Aku meringis kecil menahannya.
'Jangan bersuara, Alicia, tahan saja.'
Aku tidak ingin orang lain berdatangan.
Rui meminumnya sangat halus seperti meminum air. Aku bisa merasakan darahku mengalir naik.
Satu menit, dua menit, mataku mulai terpejam, kepalaku pusing, berapa banyak lagi yang Rui butuhkan.
Akhirnya dia melepaskanku dan menghirup udara sebanyak yang dia mau.
"Kualitas darahmu benar-benar telah meningkat. Pantas saja mereka bisa mencium jejakmu. Jika kau menjadi Eve sepenuhnya, kau adalah harta karun yang paling terancam."
Mataku terbuka.
"Kau merasa lebih baik?" tanyaku lemah.
Wajahku memucat dan aku jatuh dalam rengkuhannya. Rui langsung menggendongku.
"Kita pulang."
Secepat kilat pemandanganku berubah. Dalam sekejap kami sudah berada di rumah Ruxion.
Rui membaringkanku di sofa ruang tamu, kemudian merebut pedang tulang dariku.
"Itu akibatnya jika kau keluar sendirian."
Suara itu membuatku tersedak.
"Ruxion?"
Kuarahkan pandangan ke segala arah. Sosoknya tidak ada.
"Di sini."
Dia sedang bersandar dinding di bawah lampu lilin yang menyala. Rumah ini tetap temaram meskipun di siang hari.
Tatapannya menajam dingin. Sepertinya dia marah. Aku tidak heran lagi jika mereka selalu bisa menebak apa yang telah terjadi. Panca indera mereka terlalu tajam.
"Ruxion, aku ..."
Aku ingin bangun, tetapi tubuhku terlalu lemah.
"Sudahlah, karena kau menyembuhkan Rui aku maafkan kau. Merepotkan saja!"
Ruxion pergi menembus dinding. Aku tersentak merasa kehilangan sesuatu.
"Dia hanya pergi untuk mengurus lagu. Kau istirahat saja. Aku akan menjagamu."
Rui memperhatikanku terus seolah aku sedang dipojokkan.
'Aku tau aku salah. Mereka tidak bertanya ke mana aku pergi?'
"Serpihan debu emas, ya?"
Aku menoleh dan segera bersandar punggung sofa.
"Rui, kau mengetahuinya?"
"Temanmu itu ... jika Ruxion tau pasti akan dibunuh."
'Hah! Oh, tidak! Aku melupakan kekejamannya.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Flower's
VampireTerjerat dalam cinta kegelapan dunia Vampir. Alicia Fexiber : "I told you to run! It's not a safe world anymore. Vampires will bite your life."