40. The Story of Black Flower

30 0 0
                                    

Aku tersenyum kaku karena Ruxion terus tersenyum padaku.

"Oh, kau bahkan ingin melihat sukma itu sendiri? Lancang sekali!"

Aku tersentak. Dia bicara kasar dalam senyuman.

"Baiklah jika kau bersikeras."

Ruxion menjentikkan jari.

"Eh?"

Tiba-tiba aku sudah duduk di sampingnya. Dia memberikan tangan kanannya padaku.

"Sukma itu ada dalam Black Flower."

Muncullah sebuah bunga mawar hitam lengkap dengan duri di tangkainya dari tangan kanan Ruxion.

Kubekap mulutku tak percaya. Sebuah bunga hitam benar-benar muncul dari tangannya.

"Kau ... kau dan bunga hitam ini ..."

Bunga itu terus berputar tanpa henti.

"Aku menyimpannya di sini. Tentu saja dengan sukmaku sendiri karena aku adalah Bunga Hitam."

Aku menggeleng masih tidak mengerti.

"Kenapa kau memberitahuku?"

"Karena supaya kau bisa membunuhku jika kau takut padaku."

"Eh? Mengapa begitu?"

Ruxion mendekat, "Karena aku tidak akan melepaskanmu."

Detak jantungku berdegup dua kali lebih cepat.

'Oh, tidak!'

Ruxion terkekeh dan mundur kembali.

"Aku adalah Black Flower itu sendiri. Karena seluruh kekuatan Vampir terkuat terkumpul menjadi satu padaku jiwaku menjadi menghitam, terlalu berat menanggungnya sehingga mawar buatanku pun menjadi hitam. Mawar hitam ini adalah tempat tersendiri untuk jiwaku sekalian Sukma para raja Vampir."

"Apa itu alasannya seluruh halamanmu tertanam bunga mawar?"

Ruxion mengangguk.

"Sekarang apa kau senang sekarang?" tanyanya sengaja.

Kupalingkan wajahku darinya.

"Berhentilah menggodaku, aku hanya ingin bilang kalau semua orang sedang menunggu. Aku tidak akan membunuhmu."

Ruxion terkejut kemudian tertawa dan menyembunyikan bunga hitam itu lagi.

"Kau tetaplah Kecoa Kecil yang bodoh. Ayo!"

Dia mengajakku keluar untuk acara yang spektakuler.

Dalam hati aku tersenyum. Menyaksikan penobatannya sekaligus merasakan semua yang ada dalam diri Ruxion. Sosok itu begitu terang sekarang. Dia terbuka membiarkan tanganku menggapainya.

'Tentu saja bunga mawar hitam. Karena ibunya menyukai bunga mawar. Benar, 'kan, Ruxion.'

Begitulah kisah kejayaan bangsa Vampir kembali dimulai. Meskipun makhluk-makhluk itu berpencar ke segala penjuru, mereka tetap memiliki satu pemimpin yang mempersatukan semuanya di balik gemerlap dunia manusia.

Beban Ruxion semakin berat sekarang. Namun, dia tetap kembali seperti siswa biasa. Bahkan tetap menjadi idola sekolah dan sudah merilis lagu baru.

"Aaaaa, Ruxion tangkap jiwaku yang telah layu! Aku ingin dihidupkan kembali oleh cintamu!"

"Astaga, dia tampan sekali dan bersinar!"

"Aaaaa, Black Flower, Aaaaa!"

Telingaku mulai panas. Seperti biasa, Ruang Kelas Seni akan sesak di waktu istirahat. Dan aku kembali menjadi Alicia si kutu buku dengan beasiswa tertinggi di sekolah yang tidak pandai bergaul.

Black Flower'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang