● Yang sebenarnya

1.4K 171 61
                                    

RULES BACA SIDE STORY PANGERAN :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RULES BACA SIDE STORY PANGERAN :

1. Sabar

2. Jangan komen "Aku nggak baca." Kalau memang nggak mau baca 🫵🏻

3. Jangan buru-buru menilai sesuatu

4. Resapi baik-baik adegan peradegannya.

5. Teliti.

Vote komen untuk setiap part yang aku tulis itu sangat berharga untuk kasih aku semangat, karena nulis side story Pangeran taruhannya nyawa!

(Warga piton ganas soalnya, agak sedikit takot)

● HAPPY READING ●

🩰🩰🩰

"Ballet makes me alive, please let me be the only one here."

— Giselle Anora Pandora

· · • • • ✤ • • • · ·

● Yang sebenarnya

Giselle selesai membersihkan tubuhnya di toilet, ia membawa baju ganti dan bersiap untuk pulang karena tubuhnya sudah lelah sekali. Ingin langsung merebahkan diri di kasurnya yang empuk dan nyaman. Ia mengikat tinggi rambut panjangnya lantara gerah melanda, beberapa baby hairnya dibiarkan menjuntai menutupi sisi wajah.

Iris mata hijaunya menatap lurus ke arah cermin toilet, ia menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman kecil. Jangan nyusahin Pangeran terus, Giselle, kasihan, batinnya berseru-seru agar ia berhenti membuat Pangeran susah.

Mulai sekarang, Giselle mau memberanikan diri untuk melawan rasa takut dan trauma tanpa melibatkan Pangeran. Ada rasa tak enak hati juga jika ia terus-terusan bersikap galak dan kasar pada Pangeran, apalagi Pangeran adalah anak dari pemilik tempatnya meraih mimpi. Sikapnya tidak mencerminkan bahwa ia adalah anggota kerajaan ketika sedang meledak-ledak.

"Apa gue konsultasi sama psikolog aja ya?" Giselle merenung. "Siapa tau bisa membantu. Kasihan Pangeran kalau harus nerima kemarahan gue terus."

"Gue pikirin nanti." Giselle menarik napas dalam lalu ia embuskan, kaki jenjangnya melangkah keluar dari toilet. Ia ingin mengambil beberapa barang yang masih ada di ruang loker.

Seperti biasa, siapa pun yang berpapasan dengan Giselle, akan Giselle sapa dengan sangat ramah membuat ia begitu disenangi oleh para pengunjung galeri.

Setibanya di ruang loker, Giselle dikejutkan dengan kemunculan seseorang. Genggaman tangan Giselle pada tali paper bagnya mengerat. Jantungnya berdebar tak tenang, kemarahannya bagaikan air yang terus naik di dalam dadanya.

PANGERANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang