● Cahaya kerinduan

1.4K 202 135
                                    

● Pangeran's beloved wife ●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pangeran's beloved wife

RULES BACA SIDE STORY PANGERAN :

1. Sabar

2. Jangan komen "Aku nggak baca." Kalau memang nggak mau baca 🫵🏻

3. Jangan buru-buru menilai sesuatu

4. Resapi baik-baik adegan peradegannya.

5. Teliti.

Vote komen untuk setiap part yang aku tulis itu sangat berharga untuk kasih aku semangat!

● HAPPY READING ●

[⚠️: Meski kisah ini manis dan sedikit konflik di dalamnya, rate era Ratu tetap 18+ ya. Dimohon bijak dalam meresapi setiap adegannya, tidak untuk dicontoh di dunia nyata!]

👑👑👑

"I'm here with you, my husband. Come on, let's get through this together. "

— Sang Ratu Meiseus

· · • • • ✤ • • • · ·

● Cahaya kerinduan

Bunyi pukulan samsak di ruang latihan tinju terdengar nyaring. Sudah lebih dari satu jam Reiyyan belum juga mengakhiri kegiatannya, ia terus memukul samsak tinju menggunakan tangan yang telah ia beri pelindung. Tubuhnya berkeringat banyak sampai kaos singletnya basah, namun hal itu tak membuatnya selesai. Ia masih terus memukul dan memukul seolah ada amarah yang harus ia lepaskan dari dadanya.

"Cukup, Reiyyan. Lo baru aja sembuh." Suara Mimi membuat Reiyyan perlahan berhenti, ia mengatur napasnya yang masih memburu. Rasanya kesal, bukan pada Mimi, tapi pada dirinya sendiri.

Reiyyan membuka sarung pelindung tangan lalu membantingnya ke lantai.

Mimi menghampiri, ia berikan botol minuman berisi lemon tea ice pada Reiyyan. "Minum dulu, gue sengaja nggak kasih banyak es, cuma dua butir doang."

"Harusnya dibanyakin. Kepala gue butuh disiram air es." Reiyyan menyahut ketus.

Mimi menatap Reiyyan malas. "Itu minumannya lo siramin aja ke kepala lo."

"Bukan gitu maksud gue, pendek!" ledek Reiyyan.

"Kurang ajar!" pekik Mimi menyabetkan handuknya ke muka Reiyyan.

Reiyyan terkekeh, ia minum lemon teanya karena haus. Rasanya segar sekali tapi sayang esnya cuma sedikit, kalau banyak pasti tambah segar. Tapi, Reiyyan tak berani protes pada Mimi, takut gadis itu mengamuk dan tidak mau membuatkannya minuman lagi.

PANGERANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang