● Jadilah balerina yang hebat

1.1K 131 121
                                    

RULES BACA SIDE STORY PANGERAN :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RULES BACA SIDE STORY PANGERAN :

1. Sabar

2. Jangan komen "Aku nggak baca." Kalau memang nggak mau baca 🫵🏻

3. Jangan buru-buru menilai sesuatu

4. Resapi baik-baik adegan peradegannya.

5. Teliti.

Vote komen untuk setiap part yang aku tulis itu sangat berharga untuk kasih aku semangat, karena nulis side story Pangeran taruhannya nyawa!

(Warga piton ganas soalnya, agak sedikit takot)

● HAPPY READING ●

🩰🩰🩰

"Ballet makes me alive, please let me be the only one here."

— Giselle Anora Pandora

· · • • • ✤ • • • · ·

● Jadilah balerina yang hebat

Giselle tak berhenti menangis sejak tiba di rumah sakit, tangannya menggenggam erat tangan Raquel, enggan ia lepas. Giselle takut saat Raquel bangun nanti, Raquel tidak dapat menerima kenyataan pahit bahwa Raquel tidak akan pernah bisa menari lagi.

Ligamen lutut Raquel putus karena terlindas ban mobil yang seharusnya menabrak Giselle. Tulang lututnya juga mengalami keretakan parah, Raquel kehilangan kemampuan berjalannya dengan baik setelah ini. Giselle tak sanggup, hatinya sakit melihat sahabat baiknya seperti ini. Batinnya tak berhenti berteriak pada Tuhan agar Tuhan mengampuni Raquel dan memberi Raquel kesembuhan, tapi sayang apa yang Raquel alami saat ini merupakan balasan yang setimpal atas apa yang pernah perempuan itu lakukan pada Giselle.

Kelopak mata Raquel bergerak, membuat Giselle bersiap untuk menyambut Raquel siuman. Air matanya ia hapus meski sulit karena mengalir terus. Bibirnya ia paksa untuk tersenyum kala mata Raquel menatap ke arahnya.

"Giselle ..," Raquel memanggil dengan suaranya yang serak dan lemah.

"Ini gue." Giselle mengusap kepala Raquel.

"Lo nggak papa?" tanya Raquel.

Giselle mengangguk, ia mengigit bibir bawahnya menahan isak tangis yang mulai terdengar lagi. "Gue nggak papa, tapi lo ...,"

"Gue kenapa?" Raquel berusaha duduk, meski sulit karena kaki kanannya terasa ngilu sekali untuk digerakkan. Tangan Raquel yang terbebas dari genggaman Giselle meraba sumber sakitnya, ia menarik sulit. Matanya menatap lututnya yang terbungkus perban yang dilapisi oleh gips.

PANGERANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang