01. Locked On

47 3 0
                                    

| WARNING ⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN ADEGAN KEKERASAN |

| WARNING ⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN ADEGAN KEKERASAN |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra, ma-maaf. Aku benar-benar minta maaf. Aku kelewatan banget."

Rani tersenyum dan menggeleng, mencoba melepaskan tangan Andra yang menangkup wajahnya dengan ekspresi penuh kekhawatiran juga ketakutan. Rasa perih akibat pukulan keras yang baru dia terima rasanya seperti tidak apa-apanya dari pada rasa sakit melihat keadaan kacau cowok itu. Lukanya jauh lebih banyak. Dan dia juga yakin, luka di hatinya lebih parah lagi.

"Gak apa. Kamu lagi marah dan kacau, aku ngerti. Sekarang udah lebih baik? Perasaan kamu."

Andra menggeleng, bibirnya bergetar dan air matanya kembali jatuh membasahi pipinya yang penuh luka. Perlahan tubuh cowok itu luruh, terduduk lemah di atas lantai. Melihat itu Rani langsung memeluknya. Mengusap punggungnya lembut, mencoba memberi kenyamanan dan ketenangan. Sekaligus mencoba menahan mati-matian untuk tidak menangis.

"Aku cuma punya kamu, Ra. Jangan pergi dari hidup aku ya? Aku gak mau lagi ngerasain kehilangan," bisik Andra dengan suara bergetar. Dia membalas pelukan Rani begitu erat, seolah benar-benar takut kehilangan gadis itu.

Rani tersenyum lalu mengangguk. "Aku nggak akan pernah ke mana-mana, Andra."

Malam itu, Rani menginap di apartemen yang Andra tempati. Dia tidak bisa meninggalkan cowok itu sendirian, dia tidak ingin Andra merasakan rasa sakit itu sendirian, dia ingin mendapat bagian juga. Setidaknya, mungkin itu bisa mengurangi beban di hati sang kekasih.

Sudah hampir tiga tahun lamanya mereka menjalin hubungan. Awalnya semua baik-baik saja. Rani tahu jika Andra memang memiliki masalah yang rumit dengan keluarganya. Namun, keadaan berubah semakin parah ketika ibunya meninggal setengah tahun lalu. Andra berbeda, dia lebih banyak diam, tetapi mudah marah.

Untuk beberapa alasan mereka sempat bertengkar hebat dan berakhir dengan panas ketika Andra tiba-tiba menampar Rani sebagai bentuk kekesalannya. Rani marah dan hampir setengah bulan memutus kontak dengan Andra, tetapi cowok itu tidak menyerah untuk meminta maaf dan mencoba memperbaiki hubungan mereka.

Sial, Rani tidak tahan melihat semua itu. Dia juga ingin hubungan mereka segera baik-baik saja. Sejujurnya tidak bertemu dengan Andra selama satu minggu saja begitu menyiksanya. Lagipula saat itu, Andra sedang dalam keadaan kacau balau. Rani mencoba memahaminya dan mereka kembali memulai hubungan seperti biasa.

Namun, siapa sangka sikap Andra semakin parah dan Rani juga semakin lemah. Dia memang merasa tersakiti, tetapi juga merasa sangat dicintai setelahnya. Rasa sayang Andra tersampaikan dengan baik kepadanya dan dia tidak bisa mengabaikan itu. Dia tidak bisa meninggalkan Andra begitu saja meskipun harus mendapatkan perlakuan buruk di beberapa kesempatan atau pertengkaran mereka.

Jika dia pergi, bagaimana kehidupan Andra nantinya? Rani melihat sendiri bagaimana hancurnya cowok itu ketika ibunya berpulang di sisi Tuhan. Dan dia tidak ingin menjadi alasan Andra harus hancur untuk kedua kalinya.

Cerpen 3 Tema: A Long JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang