01. Rafu-kun To Aiya-chan

60 8 1
                                    

"Sawagi Aiya. Mohon bantuannya semua."

Semua murid kelas bertepuk tangan kecuali diriku. Menyebabkan aku dipandang sekilas oleh si murid baru itu.

Jadi begini....

Satu tahun lalu, aku bertemu dengan seorang gadis cantik di dalam mimpiku. Aku belum pernah bertemu dengannya, dan aku tidak tahu dia tinggal di mana.

Saat itu matahari sore bersinar seperti biasa dengan sedikit awan di langit cerah. Bunga-bunga musim semi bergoyang dan membayang tertiup embusan angin.

Aku duduk di ayunan sendirian, entah menunggu siapa atau entah melamunkan apa. Lalu terlihatlah seorang gadis kecil seusiaku mengenakan gaun one piece putih gading berjalan-jalan sendirian mengelilingi taman bermain dengan wajah gelisah. Siapa pun akan mengira dia sedang tersesat dan bukan penduduk asli wilayah itu.

Aku membiarkannya, hanya menontoninya saja dengan terang-terangan. Keberadaanku di ayunan ini cukup mencolok. Tapi anehnya dia tidak bertanya padaku mengenai sesuatu yang harus diketahuinya.

Namun jika dipikir ada yang janggal juga. Sepertinya gadis itu bukannya tersesat. Dia tampak seperti sedang mencari sesuatu di area taman bermain. Mungkinkah jepit, cincin, gelang, atau aksesori lainnya?

Aku mengedarkan pandang ke sekeliling ayunan, barangkali menemukan benda kecil berkilau milik seorang gadis kecil. Lalu ketika aku hendak berdiri untuk menghampirinya, aku terbangun.

Dari tidurku.

Aku lupa bahwa itu adalah mimpi.

Aku mengerang dalam hati.

Aku mengingat mimpi itu selama satu tahun lamanya karena gadis di mimpiku itu sungguh sangat menarik perhatianku. Dan aku tidak bisa berbohong bahwa aku berharap bisa bertemu dengannya di dunia nyata meskipun aku cuma memimpikannya sekali.

Kemudian hari yang kutunggu akhirnya tiba.

Pagi itu aku cukup sial karena bangun terlambat. Harusnya itu adalah pertanda sebab sepanjang yang kuingat selama enam tahun aku bersekolah, tidak pernah sekali pun ibuku telat bangun dan telat membangunkanku.

Alhasil aku tidak menyisir rambutku ketika berangkat, dan tiba di sekolah dengan rambut berantakan, sedikit mengundang perhatian murid-murid yang melihatku. Aku bahkan tidak menyadari bahwa mereka menertawakanku. Dan sialnya tidak ada satu pun murid di kelas yang mengatakannya padaku.

Aku duduk di mejaku bersama Michiru-san yang populer. Ini posisi yang sangat merepotkan. Aku sering diberi pelototan oleh anak-anak lelaki yang naksir padanya. Padahal kami benar-benar jarang mengobrol.

Kemudian saat homeroom, wali kelas memperkenalkan murid baru. Perempuan. Wajahnya begitu tidak asing di mataku.

Tidak salah lagi. Dia gadis dalam mimpiku....

Apa yang harus kulakukan?

Kenapa penampilanku harus berantakan begini di pertemuan pertama kami?

Namanya Aiya-chan, ya?

Aku terus menggumamkan nama itu bahkan hampir menulisnya di buku catatanku.

Lewat beberapa hari, Aiya-chan sudah berteman akrab dengan anak-anak perempuan di kelas. Semua orang seperti ingin berkawan dengannya walaupun dia terlihat seperti jenis perempuan yang sedikit angkuh.

Wajahnya memang cantik, tapi tidak sampai secantik itu sampai ada lumayan banyak anak lelaki yang diam-diam membicarakannya. Tapi mungkin karena gaya pakaiannya yang modis dan katanya dia berasal dari kota besar, anak-anak perempuan jadi berduyun-duyun untuk dekat dengannya.

Cerpen 3 Tema: A Long JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang