01. Ponsel Intan

28 8 0
                                    

Cemberut air muka pelajar siswi duduk di tepi Simpang Tujuh Kudus. Perempuan berseragam sekolah yang seperti menunggu seseorang. Paha terus naik turun, sepatu mengentak tanah terus-menerus. Matanya melirik ke jam tangan, ditunjukkan pukul delapan.

"Hih, udah malam gini kok enggak dateng-dateng, sih?" gerutunya.

21.43

Pelajar siswi terlihat memejamkan mata sembari duduk di tepi Alun-Alun Simpang Tujuh. Lalu seorang lagi yang kemungkinan adalah temannya mendatangi pelajar itu. Dia duduk di sebelah.

"Hai ⬛⬛⬛⬛⬛, maaf menunggu lama, ya?" sapanya agak kikuk.

Pelajar itu membuka mata, membereskan barang-barang tanpa menoleh ke yang menyapa. "Enggak kok. Aku tadi males jadi baru aja berangkat dari rumah."

"Aku enggak males kok. Aku ada urusan penting tadi. Maaf ya."

"Hm."

"Maaf juga aku nge-read chatmu doang. Aku enggak sempet bales. Maaf ya, ⬛⬛⬛."

"Aku mau pulang, deh."

"Ih, ⬛⬛⬛ kok gitu sih! Maaf deh maaf!" Dia menahan lengannya sambil memohon-mohon.

Pelajar itu menepis cekalan, lalu menatap nyalang. "Hih! Aku itu jijik ya sama permintaan maafmu yang enggak ikhlas itu! Minta yang bener, dong!"

Namun, temannya itu malah beranjak dari duduknya, berdiri, dan menatap tajam pelajar siswi itu. Pelajar siswi menjadi agak ketakutan.

Akan tetapi, kemudian ekspresinya kembali ceria. "Maaf, ya, Delvi cantik~💗"

"I- iya aku maafin."

"Yaaay!!!

"Ya sudah kita mau ke mana nih?Bang Cilok? Bang Nasgor? Atau ke mal? Eh, tapi Ramayana udah tutup jam 9 tadi. Ya udah ayo ke Bang Nasgor aja.

"Ayo ...💗
Ayo ...💗
Ayo ...💗
Ayo Delvy-ku 😚
Ayooo ...."

***

"Bang, nasinya enak!"

"Makasih, Dek!" Abang penjaja nasi goreng mengacungkan jempolnya.

"Del, ayo tambah lagi."

Yang diminta memesan dengan menunjukkan lima jari. Langsung sigap memasak nasi goreng lagi si penjaja.

Perempuan itu masih merasa sangsi dengan temannya yang bersikap aneh. Makan nasi goreng menggunakan tangan tanpa perantara sendok maupun garpu.

Sebenarnya, siapa temannya ini? Mengapa dia sangat menempel padanya? Mengapa mereka bersahabat begini? Padahal keduanya sangatlah tak cocok.

Satu, makan nasi goreng diaduk sedang yang lain tidak diaduk karena langsung dilahap.

Dua, peduli sangat akan penampilan sedang yang satu tinggal pakai seragam beres.

Tiga, tak ingin mencari teman, ingin mencari teman. Ingin mencintai diri sendiri, sedang ingin dicintai orang lain.

***

Kelas 7

"Hai! Namaku *****! Kamu siapa?"

"Namaku *****."

"Ah! Salam kenal *****! Mulai sekarang aku jadi teman duduk sebelahmu, ya?"

"Tapi, kan kita bebas pilih tempat duduk, asal tidak dengan lawan jenis."

"Ah, enggak apa-apa. Aku maunya sama kamu terus. Hehe!"

"Hih bisa aja. Ah, ***?"

"Bukan, *****."

Cerpen 3 Tema: A Long JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang