"Berita terkini, narapidana Polres Jakarta Timur yang sempat melarikan diri berhasil ditangkap. Narapidana berusia 42 tahun tersebut menjadi pelaku utama penyebab kecelakaan beruntun di bulan Juli lalu.
Salah satu korban Tragedi Bulan Juli 2022 merupakan cucu kandung pendiri Firma Hukum Pradita. Berusia 17 tahun dan duduk di bangku sekolah menengah atas ...."
Devan memegang ponsel memperlihatkan video berita di internet ke Rika yang berdiri di sebelah.
"Beneran bapak?" ucap Rika terkejut.
Devan mustahil mengelak hanya untuk menenangkan Rika. Jelas-jelas pernyataan pembawa acara berikutnya, menyebutkan nama bapak. Sucipto. Beserta muka bapak.
"Kenapa?" imbuh Rika. "Siapa sebenarnya bapak?"
Devan mendengkus menaruh ponsel di saku celana jin. Cukup menonton beritanya. Terlalu banyak informasi hanya meningkatkan kebencian. Benci menerima kenyataan.
"Kenapa, Bang?" bentak Rika.
Devan melihat mata Rika marah menatapnya. Menuntut penjelasan darinya. Sekolah baru Rika melarang muridnya membawa ponsel. Kalau bukan karena Devan yang memberitahu di motor saat menjemput tadi. Rika mungkin semakin terlambat mengetahui.
Berteduh di bawah pohon beringin taman kota. Dengan perasaan kecewa mendominasi. Devan tidak menjawab pertanyaan Rika. Devan bahkan harus izin libur kerja hari ini, karena kesulitan fokus setelah menonton berita di televisi bengkel.
Rika menyilakan rambut untuk menariknya ke belakang. Kebingungan dan frustrasi tampak jelas di wajah lelahnya. Devan cemas menarik Rika menghadapnya, apa yang ada di pikiran Rika?
"Lihat gue." Devan membungkuk memegang pundak kanan kiri Rika. Menatap mata tidak fokus Rika. "Lihat gue, lihat gue, Rik. Lo harus memaafkan kesalahan-kesalahan bapak, seperti bapak memaafkan kesalahan-kesalahan lo."
Rika menggeleng menggigit bibir bawah. Air matanya belum sampai turun. Jambakan ke rambutnya semakin kencang. Devan tidak bisa membiarkan adik perempuannya bertindak sembrono. Devan meraih paksa tangan Rika menurunkannya. Devan mengalihkan perhatian dengan merangkulnya. Memeluknya dengan hangat.
~
Devan dipindahkan ke bagian mencuci mobil. Atas permintaan Devan sendiri lalu persetujuan atasan setelah mendapat pelatihan. Kerja Devan kompeten di bagian servis mesin motor, hanya saja Devan ingin mencoba hal baru.
Seluruh karyawan memakai seragam biru dongker dengan logo dan nama bengkel terpasang di lengan dan saku baju. Memakai sepatu bot karet, Devan menyemprotkan air dari selang khusus ke seluruh badan mobil yang dipenuhi busa sabun.
"Devan, setelah ini mobil sebelah sana." Bang Aryo menunjuk mobil ujung.
"Siap, Bang Aryo!" balas Devan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahan Banting
Teen FictionDevan (18 tahun) punya adik perempuan namanya Rika (16 tahun). Devan punya cara sendiri untuk bertahan begitu juga Rika. Sampai akhirnya ada ambisi mengubah tekad. Devan takut gagal menjaga adiknya, sementara Rika takut waktunya berhenti karena terj...