Pintu mobil dibanting. Rika duduk menoleh menuntut pengemudinya. "Gimana bisa lo dapat soal ujian akhir tahun?"
Tangan kiri Joshua memegang setir, tangan kanannya meraih map cokelat di saku pintu. Di pamerkan ke hadapan Rika. "Plus kunci jawaban."
Rika melotot merampas map. Terbuat dari kertas, mudah baginya menyobek bagian atas. Namun urung ketika mendapati tali melingkar menjadi penghubung penutup dan badan map. Rika mengeluarkan kertas putih di dalamnya. Ada lampiran terpisah. 40 soal matematika dan kunci jawaban. "Lo gila!"
"Butuh gila buat mendapatkan sesuatu." Joshua menyeringai menoleh ke belakang. Menarik perhatian Rika mengikuti tujuan.
Rika menoleh ke belakang. Keterkejutannya lebih besar dibanding sebelumnya. Orang gila. Setumpuk map sejenis berceceran di jok belakang.
"Kalau aja lo nggak minta. Gue cari solusi buat masalah gue sendiri. Maybe, gue nggak akan senekat sekarang." Joshua tertawa menyeringai.
"Maksud lo ...." Rika melempar map di tangan ke muka Joshua. "Tindakan gila lo karena gue, gitu? Sinting!"
Joshua datar meremas setir. Melirik map jatuh ke pahanya. "Lo urus sisanya."
Rika menghela kasar napas menyapu pandangan ke basemen mall. Mobil Joshua satu-satunya. Kalau semudah membalikkan telapak tangan, lantas kenapa nilai ujian mereka tengah semester lalu gagal. Rika melirik Joshua. "Lo sengaja?"
Joshua melirik sinis. "Sengaja apa?"
Rika emosi menarik kerah seragam batik Joshua. "Menargetkan Nino!"
Joshua mengernyit.
"Lo butuh gue. Nggak segampang itu asal laporin gue ke guru. Akal-akalan lo aja ancam Nino pakai gue, biar lo bisa bully dia. Susah seneng bareng .... Ngaku lo!"
Joshua mendorong tangan Rika. "Asusmsi lo bodoh!"
Rika tidak terima menyerang lebih kuat. Sayangnya, Joshua membuka pintu. Keluar dari mobil. Rika menyusul. Mereka berhadapan dengan jarak menyerang terhalang mobil.
"Gue berhasil dapat soal dan kunci jawaban UTS!" Joshua merapikan kerah maju ke depan. Kap mesin mobil. "Tapi, mereka merampasnya!"
Rika menggebrak kap mobil. "Mereka siapa? Lo ketahuan?"
Joshua tenang bersandar duduk di kap samping mobil. Membelakangi Rika. Mulai bercerita, map cokelat UTS sudah di tangannya di simpan dalam tas. Tidak berniat pulang awal ke rumah, mampir ke bar. Tas di pundak ikut di bawa masuk tergeletak di sofa. Bersama Doni bersenang-senang, ketika membuka ritsleting tas untuk mengambil ponsel. Tidak menyadari belum tertutup rapat. Joshua meninggalkanya, berbaur dalam kerumunan dan alkohol.
Di kamar rumah. Joshua baru menyadari dia kehilangan. Rencananya berantakan. Dua hari lagi UTS berlangsung. Alih-alih memperbaiki diri, belajar, Joshua melampiaskan kekesalan dengan pergi ke berbagai tempat dari bar hingga tempat balap mobil. Stres jika terus memikirkan siapa yang menggeledah tasnya.
"Aneh." Rika mendekat. "Pihak sekolah nggak merasa, kehilangan soal dan kunci jawaban UTS? Satu soal aja, bisa ketahuan. Nggak mungkin!"
"Pertanyaan yang benar, yang ambil barang gue di tas, kalau anak sekolah kita harusnya ada informasi pencurian. Dia lapor ke guru—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahan Banting
Fiksi RemajaDevan (18 tahun) punya adik perempuan namanya Rika (16 tahun). Devan punya cara sendiri untuk bertahan begitu juga Rika. Sampai akhirnya ada ambisi mengubah tekad. Devan takut gagal menjaga adiknya, sementara Rika takut waktunya berhenti karena terj...