udah gue transfer
Rika tersenyum kemudian segera mematikan internet ponselnya, dia mendapat notifikasi pesan dari nomer yang dia save dengan nama T1. Rika bersemangat di koridor dan langsung menyusul kedua temannya yang sudah jalan lebih dulu. Rika menyela di tengah dan merangkul pundak Aldo dan Nino. "Gue traktir di kafetaria mau nggak?"
"Nggak usah," heran Nino.
Aldo penasaran. "Ada angin apa ?"
"Jangan ngerusak mood gue." Rika tidak sabar memaksa Aldo dan Nino mengikuti langkahnnya yang cepat. "Ikut aja, hari ini gue lagi seneng banget."
Aldo semakin tercekik. "Rik, bisa mati beneran gue. Sakit, nggak bisa napas!"
Rika melonggarkan tangan. Mereka bertiga bersama-sama menuju kafetaria. Rika beberapa kali meninju lengan Aldo sebab mulut temannya itu tidak bisa di kontrol kalau sudah membahas soal mengejek. Nino menebak dia mendapat surat cinta, lalu Aldo menyahut, "Cewek model Rika emang ada yang suka? Ada, ada?"
Dan, tertawa terbahak-bahak.
"Pada mau pesan apa?" tanya Aldo setiba mereka di kafetaria.
"Samain aja," jawab Rika.
"Iya, samain aja," timpal Nino.
Bangku tengah pilihan mereka dan sesak tidak terasa meskipun suara satu sama lain memadu dengan kelompok lainnya. Rat-rata murid kelas sepuluh kompak meramaikan suasana kafetaria, tempat nomer satu yang dijadikan tujuan mengisi perut atau sekadar mencari hiburan ketika bel istirahat berbunyi.
Rika tidak pernah tidak melonggarkan bajunya kecuali dia lupa. Mengaduk-aduk jus angggur yang dipesan Aldo, menatap potongan kentang goreng didampingi saus tomat serta mayones, sampai tidak lama kemudian suara samar-samar asing berhasil menghentikan tawa mereka bertiga.
"Boleh gabung?"
Rika mengerutkan dahi tanda keheranan. Ada gerangan apa dia datang kemari. Rika terkesiap tampak menolak tegas saat Joshua tanpa meminta persetujuan, duduk begitu saja di sampingnya. "Lo ngapain?"
Rika juga menangkap teman Joshua menarik kursi dari meja lain. Fokus Rika kembali tertuju ke Joshua yang belum menjawab. "Heh, lo ngapain?"
Empat cowok di meja sama dengannya terlihat saling berkenalan. Tidak butuh waktu lama, mereka bisa-bisanya langsung cepat akrab, terutama Aldo dengan basa-basinya.
Joshua memperkenalkan diri sebagai orang yang ingin menambah relasi sekaligus berkata sudah lebih dulu kenal Rika, bahkan tanpa beban bilang mereka berteman. "Gue ngajak Doni biar nggak ngerasa kelas 15 sendirian di sini."
"Teman apa?" tanya Aldo penasaran. "SD, SMP, atau—"
"Teman belajar," jawab Rika cepat.
Joshua merapikan dasinya yang sudah kencang. "Teman kalian anak beasiswa, nggak ada salahnya gue pengen belajar bareng sama dia. Siapa tahu, tahun depan gue naik kelas. Nggak lagi di kelas terakhir."
"Gue kira belajar taekwondo," ujar Aldo.
Rika melirik Joshua hati-hati sementara Aldo manggut-manggut. Rika tidak mau Joshua berbicara macam-macam ke Aldo dan Nino atau seluruh murid yang ada di kafetaria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahan Banting
Ficção AdolescenteDevan (18 tahun) punya adik perempuan namanya Rika (16 tahun). Devan punya cara sendiri untuk bertahan begitu juga Rika. Sampai akhirnya ada ambisi mengubah tekad. Devan takut gagal menjaga adiknya, sementara Rika takut waktunya berhenti karena terj...