Part 39

48 12 4
                                    

Setelah kejadian kemarin suasana menjadi canggung. Renjana enggan mengeluarkan sepatah katapun sejak pagi.

"Lo sebenernya ada apa sih sama Nia?" tanya Chandra yang duduk di samping Haikal penasaran.

Haikal hanya melirik Chandra sekilas, dirinya dilanda kebingungan haruskah ia bercerita tentang pencarian peneror itu pada Chandra? Tapi kesepakatan antara dirinya dan Nia bagaimana? Lalu Reyna? Apakah hal tersebut akan aman?

"Kal, lo beneran ada sesuatu sama Nia?" tanya Chandra lagi yang tak kunjung mendapatkan jawaban.

Haikal menoleh ke arah Chandra kemudian melirik ke arah depan di mana Renjana berada. Pemuda itu nampak fokus mengerjakan tugas yang diberikan, namun sejatinya telinga Renjana fokus mendengarkan percakapan Chandra dan Haikal. Ia benar-benar penasaran apa yang sebenarnya Haikal lakukan dengan Nia hingga membuat Nia masuk rumah sakit. Ingin rasanya ia bertanya, tapi amarah lebih besar menguasainya.

"Nanti gue ceritain tapi ngga sekarang" jawab Haikal kemudian mulai mengerjakan tugas matematika yang sedari tadi ia anggurkan.

•••

Jam pulang sekolah sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Haikal masih berada di dalam kelas. Pikirannya kalut. Hingga pelajaran terakhir pun Renjana masih bungkam.

Pikirnnya bertambah tatkala grup osis mengumumkan untuk diadakan rapat sepulang sekolah. Bagaimana ini? Biasanya ia akan menitipkan Reyna pada Kirana. Namun, gadis itu memiliki kepentingan sehingga tak dapat menemani Reyna.

Opsi kedua jatuh kepada Nia. Namun gadis itu juga tidak masuk hari ini, bahkan mungkin belum pulang dari rumah sakit.

Opsi ketiga ia memberikan motornya pada Reyna. Namun bagaimana dirinya akan pulang? Biasanya ia bisa nebeng Renjana, tapi pemuda itu bahkan tak mengajaknya untuk pergi ke ruang Osis bersama.

Di tengah kebingungan itu gadis yang sedari tadi ia pikirkan datang dengan senyum yang mengembang tampak bahagia. Haikal segera mengatur ekspresinya.

"Kok udah kosong aja kelasnya bang?" tanya Reyna yang tak melihat siapa-siapa di sana.

"Iya udah selesai daritadi, btw abang ada rapat osis. Kamu abang anterin dulu" ucap Haikal lalu berjalan keluar kelas mendahului Reyna.

"Eh, bang" ucap Reyna menghentikan langkah Haikal "Rey pulang sendiri aja"

Haikal terdiam enggan menjawab, menaiki kendaraan umum seorang diri sangat tidak dianjurkan untuk Reyna. Karena peneror itu pasti berada di sekitar Reyna.

Tak lama terdengar suara langkah kaki mendekat. Keduanya lantas menoleh dan menemukan Arseno di sana.

"Loh, kok lo masih di sini kal? Lo udah dicariin mahesa daritadi" ujar Arseno sebelum masuk ke dalam kelas.

Sebenernya Arseno sudah dalam perjalanan pulang, namun ponsel miliknya tertinggal membuatnya kembali ke sekolah.

Setelah mendapatkan barang yang ia cari, Arseno mendekat ke arah Haikal dan Reyna yang tak berajak dari tempat semula. Arseno lalu menepuk pundak Haikal.

"Udah sana lo ke ruang osis daripada ntar lo di omelin. Adek lo gue anterin lo ngga usah khawatir" ujar Arseno nampak paham akan kekhawatiran Haikal.

Haikal masih menimang usulan Arseno hingga suara teriakan seseorang membuyarkan lamunannya.

"HAIKAL! Anjir gue cariin daritadi. Itu Mahesa ngamuk nyariin lo" ujar Arjuna yang baru saja memanggil Haikal itu.

Sadewa || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang