Part 41

52 9 4
                                    

Hari demi hari telah berlalu. Ulangan tengah semester telah berakhir. Begitu pula dengan rumor Reyna dan Haikal. Rumor itu sudah tak seramai kala pertama hal itu beredar, namun beberapa orang masih saja membicarakan rumor itu ketika melihat Reyna.

Seperti saat ini di tengah kantin yang ramai. Reyna tengah menyantap makan siangnya di temani Kirana. Sedangkan Haikal sudah sibuk dengan urusan OSISnya.

"Kirana ngga takut jadi sasaran berikutnya apa?" ucap salah seorang gadis.

"Mungkin Kirana juga komplotannya kali" jawab yang lainnya.

"Serem banget ya, masih sma udah begitu tingkahnya"

"Wujudnya doang anak sma, tapi kelakukan kaya psikopat"

Kurang lebih seperti itu makanan sehari-hari Reyna. Di kala otaknya harus bekerja keras dengan soal ujian, rentetan umpatan harus ia terima di waktu bersamaan. Bahkan kini Kirana teman satu-satunya yang tersisa ikut terseret.

Reyna kemudian menatap Kirana yang tengah tenang menyantap makanannya, namun tak terusik dengan hiruk pikuk obrolan yang membicarakannya.

"Kak" panggil Reyna

Kirana menoleh menatap tepat manik mata Reyna.

"Kenapa Rey?" jawab Kirana. Ia kemudian melihat ke arah segerombolan gadis yang tadi membicarakannya "Ngga usah dipikirin, aku ngga peduli" lanjutnya.

"Lebih baik kita jaga jarak dulu aja kak" ucap Reyna pilu.

Sejujurnya ia tak ingin melepas Kirana, karena hanya Kirana yang masih percaya dan mau berada di sisinya. Namun karena dirinya Kirana harus menjadi buah bibir warga sekolah. Ia tak mau orang yang tak bersangkutan harus menerima imbas akan sesuatu yang tak seharusnya.

"Kamu ngomong apa sih Rey, ngga usah dengerin mereka" ujar Kirana tak setuju.

"Ini demi kebaikan kakak" jawab Reyna

"Rey, denger ya. Mereka itu ngga tau apa-apa. Bagi aku kebaikan aku itu ya kamu, saat aku terpuruk aja kamu yang nolong aku. Jadi aku gamau ninggalin kamu sendiri cuma karena rumor ngga bener ini. Paham?" ungkap Kirana.

Reyna yang mendengar itu merasa tersentuh, mencoba menahan air matanya agar tak menetes. Ia tersenyum simpul kemudian melanjutkan sesi makannya yang sempat terhenti.

Di lain sisi ada seorang pemuda yang sedari tadi melihat interaksi Kirana dan Reyna. Pemuda itu tersenyum dengan bangga seolah berhasil memenangkan suatu perlombaan.

"Setelah kejadian ini, gue pastiin lo bakal balik ke gue Ca" ucap pemuda itu yang tak lain adalah Samudra Evano.

Di tengah kemenangan yang ia rasakan, pikirannya mulai melalang buana kembali mengingat bagaimana dirinya dan sang gadis bertemu.

Flashback On

Samudra Evano adalah seorang anak dari CEO disebuah perusahaan ternama di Indonesia. Namun, karena banyaknya pesaing di perusahaan sang ayah. Keberadaannya terpaksa di sembunyikan.

Samudra kini tengah terduduk di depan suatu rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya untuk sementara. Banyaknya hal yang terjadi membuat sang ayah Daniel menyuruh Samudra untuk meninggalkan rumah dan pindah ke sebuah pemukiman yang tak begitu ramai.

Padahal saat ini umurnya baru menginjak usia 9 tahun. Tetapi dirinya dipaksa menjadi seseorang yang dewasa dan harus mengerti keadaan.

"Den, ayok masak. Bibi udah masak masakan kesukan aden" ucap Fina selaku art Daniel yang kini akan tinggal berdua bersama Samudra.

Sadewa || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang