Bebeppppp!!!! Update beppp!!!
Selamat datang kembali sayang sayangkuuu, seperti biasa update yaaahhh.Oh iya, aku juga ganti cover nihh, biar nggak cuman Arman aja yang ada di cover, biar tiga karakter utamanya hadir didalam cover, semoga kalian suka yaaaaa.
makin bimbang euy aku, harus nulis bagus bagusin Arman atau Jepri, aku sayang sama dua karakter itu huhuhu.
Tapi diliat liat makin banyak yang sayang AdilxJepri yaaahhh, kalo dibikin throuple aja gimana hahaha???
Anyway, next chapter bakalan jadi chapter yang lumayan panas yaaa, chapter hari ini cuman jadi bridging aja menuju chapter itu.
Selamat membaca sayangku, jangan lupa di vote dan komen ya cintaku, sayang kalian sangat sangat.
Love, Author.
♥️
CHAPTER 37
Adil POV
Sudah sejak satu jam yang lalu aku terbangun dari tidurku, sudah setengah perjalanan kami lewati, panas matahari sudah benar benar terasa, menembus kaca samping dimana Jepri duduk, Kak Arman dan Jepri, keduanya menyandarkan kepala mereka pada bahuku, berat dan membuatku mulai kesemutan, tapi aku juga merasa senang, dua pria yang perlahan mencuri hatiku, ah, Kak Arman memang sudah sejak lama mencuri dan hinggap didalam hati ini, tapi tidak dengan Jepri, ia sedikit demi sedikit mulai membuatku membuka hatiku yang tertutup dan terbutakan oleh rasa tak wajarku kepada Kak Arman, entah apa yang aku harus lakukan, ketika nanti mereka berdua benar benar mencuri hatiku, bimbang dan bingung aku dibuatnya.
Tanganku menutup gorden jendela bus, agar Jepri tidak terlalu kepanasan, tersenggol oleh tanganku, Jepri bergerak, membuka mata dan menatapku.
“Kenapa Cil?.” Tanya dia sambil menggesek matanya.
“Takut lu kepanasan.” Tidak kembali tidur, ia meluruskan badannya, ngulet meregangkan tangan dan kaki kedepan, menguap lebar tanpa menutup mulut.
“Nyampe mana sih ini?.” Tanya Jepri.
“Nggak tahu gue, baru pertama kali kesini kemaren, ini yang kedua kalinya, tapi ini udah kilometer 57 sih, kayaknya udah setengah jalan dah Jep.” Jawabku, ia mengangguk, menyandarkan badannya dikursi, Kak Arman masih tidur, beberapa kali kepalanya hampir jatuh dari sandaran pundakku, terpaksa aku menahan kepalanya dengan tanganku.
“Giliran gue aja, sampe kebangun kagak dipegangin.” Ujar Jepri tiba-tiba berucap.
“Apaan? Lu anteng Jep kalo tidur, nggak kayak kak Arman, lagian lu kebangun juga bukan karena jatoh, tapi kesenggol tangan gue.” Jawabku, ia hanya memutar mata sambil memandang pemandangan dari kaca.
“Laper nggak?.” Tanya Jepri, ia menoleh ke arahku.
“Lumayan, tapi rest area ada di KM98 deh, nanti sekalian isi bensin bus nya.” Jepri merogoh tas kecil milikku yang ia pinjam, mengambil satu batang coklat, dan memberikannya kepadaku.
“Buat ganjel aja.” Ujarnya, aku mengambil coklat itu dari tangannya.
“Kapan beli?.”
“Tadi, pertama masuk pintu terminal, lu pada ninggalin gue, padahal gue ke warung dulu bentar, untung kagak telat gue.” Jawab Jepri.
“Makasih Jep.” Aku berusaha membuka bungkus coklat dengan satu tangan dan mulut, sedikit kesusahan karena sebelah tanganku memegang kepala Kak Arman, menggunakan gigi juga sudah karena plastik pembungkus coklat ini ternyata keras sekali, Jepri mengambil kembali coklat itu, membuka bungkusnya, mematahkan satu potongan kecil lalu menyuapkannya kedalam mulutku, lantas, wajahku memerah tak tertahan, malu, juga merasa sangat, apa ya, perutku rasanya begitu ringan dan bahagia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arman
RomanceBercerita tentang Adil yang sejak kecil hidup susah setelah ditinggal Ayahnya hingga ia hampir putus sekolah ketika ia SMA, sehingga mau tidak mau ia harus bersedia untuk di urus dan disekolahkan oleh orang tua angkatnya, ia kira hidupnya akan mulai...