Di kediaman keluarga Alexander.
Jam menunjukkan pukul 6 pagi, seorang gadis cantik sudah bersiap siap dengan dressnya untuk mengantarkan Papa dan Mama angkatnya ke bandara. Dia sangat bahagia karena sudah menjadi bagian dari keluarga Alexander. Bukan karena mereka keluarga kaya, tetapi karena mereka sangat menyayanginya dengan tulus.
Lula pun telah selesai memakai dress dan memoles sedikit bedak di wajah cantiknya. Dia pun bersiap- siap untuk turun ke bawah karena semua orang sudah menunggunya.
"Aduh, aku jelek enggak sih pakai dress ini?" Tanya Lula pada dirinya. Dengan rasa gugup Lula pun mulai berjalan ke bawah.
****
"Duh Mama tidak sabar ingin melihat Lula memakai dress yang Mama belikan." Ucap Andhara yang terlihat sangat tidak sabar menunggu putrinya itu turun.
"Iya Papa juga." Abraham pun juga merasakan hal yang sama dengan istrinya.
"Aduh, Lula pasti cantik banget." Byan pun tak kalah heboh. Begitu juga dengan putra Alexander yang lainnya.
****
Suara derap kaki pun membuat semua orang melihat ke arah suara itu, ya itu Alula yang terlihat sangat cantik yang membuat semua orang yang memandangnya terdiam dan menatap kagum.
"Itu dress yang Mama beli?" Tanya ketujuh pria tampan putra Alexander dengan serentak. Mereka harus mengakui jika Mamanya sangat pandai dalam memilih pakaian.
"Hhh, Lula jelek ya memakai dress ini?" Tanya Lula gugup karena tatapan orang tua dan ketujuh kakaknya.
"Ciee pada terpesona." Sorak Andhara membuyarkan lamunan Suami dan anak-anaknya.
"Astaga, princess Papa cantik banget." Ucap Abraham yang masih menatap putrinya dengan rasa kagum.
"Adik kakak cantik banget." Ucap Rian yang juga terpesona dengan adiknya itu.
"Iya, kami aja sampai pangling." Lio pun juga berkomentar melihat penampilan adiknya sekarang. Lula pun yang mendengar semua pujian itu merasa malu dan gugup.
"Kamu cantik honey." Sambung Nata yang masih memandang takjub ke arah adiknya.
"Wah cantik banget." Adit pun juga terpesona dengan pengambilan adiknya saat ini.
"Astaga kamu imut banget sayang." Histeris Azka yang entah kenapa menyesal menjadikan Lula sebagai adiknya. Kenapa tidak menjadi pacarnya saja. Sontak dia pun tersadar dan mengenyahkan pemikiran tidak masuk akalnya itu.
"Fiks kamu sudah seperti bidadari My Queen." Ucap Rian memuji adiknya lagi.
Lula pun tersenyum malu mendengar semua pujian dari semua kakaknya.
"Sudah yaa, sekarang kita berangkat ke bandara. Nanti lama-lama melihat Lula, Mama sama Papa tidak jadi pergi." Ucap Andhara. Sebenarnya dia masih ingin melihat putrinya itu. Tapi masalahnya, kantor juga sudah mendesak. Dan dia tidak tega menyuruh Suaminya untuk pergi sendiri.
"Oh iya semuanya, Papa belum umumin ke media kalau Lula sudah menjadi bagian dari keluarga Alexander. Karena Papa khawatir jika nanti ada yang ingin mencelakai putri Papa. Dan buat kalian semua, jagain adik kalian." Abraham pun berkata tegas. Karena dia takut putrinya kenapa-kenapa nantinya.
Semuanya pun mengangguk tanda setuju dan mereka bersiap-siap untuk naik mobil menuju ke bandara.
"Lula naik mobil bareng Mama sama Papa aja ya." Pinta Andhara.
"Enggak bisa gitu dong Ma, Lula harus sama aku." Protes Byan tidak terima.
"Lula sama aku!" Lio pun tidak mau mengalah untuk saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Me Again (END)
Ficción GeneralJika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap...