"Lulaa, apa yang kamu lakukan?" Bentak Lio kembali dan segera menyeret tangan gadis malang itu dengan kasar, hingga Lula pun merintih kesakitan. Sementara yang lain masih syok melihat kejadian yang tak pernah terbayangkan oleh mereka.
Jangan tanya bagaimana Lelaki tampan yang bernama Evan, di satu sisi dia sangat tidak percaya dengan apa yang pacarnya itu perbuat, tapi ini terjadi di depan matanya sendiri.
Sementara gadis licik itu berpura-pura paling tersakiti sambil terus menangis.
"Kak, Lula tidak melalukan itu kak." Ucap gadis itu lirih sambil menahan perih di pergelangan tangannya.
"Diam kamu! Kakak tidak menyangka kamu bisa berbuat sekejam itu." Ucap Adit murka karena dia sangat benci dengan kekerasan.
"Ini benaran kamu dek?" Tanya Byan memastikan, seolah dia sangat tidak percaya terhadap apa yang telah diperbuat oleh adik kesayangannya itu.
Sementara Evan langsung membantu gadis licik yang sedang terduduk dilantai itu.
"Kamu enggak Papa?" Tanya Evan lembut.
"Aku enggak Papa kok kak, mungkin Lula tidak sengaja melakukan itu.' Balas gadis itu dengan nada yang dibuat sangat menyedihkan.
"Kak, itu bohong! Aku tidak pernah melukainya." Ucap Lula yang merasa sangat sedih karena tidak ada yang mempercayainya, bahkan kakak-kakaknya menatap jijik kepadanya, sedangkan para sahabat Evan pun masih sangat syok. Sedangkan Evan dia sibuk mengobati luka gadis licik itu.
"Kia kamu kenapa kejam banget ngefitnah aku."
"Sudah enggak usah bohong!" Teriak Arsen.
Plakk...
Tamparan keras pun melayang ke arah wajah gadis manis itu. Sontak itu pun membuat semua orang menatap ke arah gadis itu, sementara gadis malang itu tak kuasa menahan air matanya, yap seorang Arsen sudah menampar gadis manis yang tidak bersalah itu. Lula tak kuasa melihat tatapan tajam semua orang yang baru pertama kali ditujukan kepada dirinya.
"Kak, kenapa kakak nampar Lula?" Azka merasa kasihan, walaupun dia juga merasa sangat kecewa dengan adiknya itu.
"Dia pantas mendapatkannya Azka. Jangan mentang-mentang kamu sudah diangkat menjadi bagian dari keluarga Alexander, kamu bisa semena-mena sama orang lain, kamu ingat? Kamu cuma gadis pengantar bunga yang mendapatkan keberuntungan menjadi bagian dari keluarga terhormat, kamu cuma anak jalanan yang hidup sebatang kara, seharusnya kami tidak mengangkat gadis yang berhati iblis sepertimu menjadi adik kami." kata-kata yang tak sepantasnya terlontar pun, keluar dari mulut Lio entah sadar apa tidak, yang jelas kata-kata itu mampu menancapkan goresan besar dihati gadis manis itu.
"Maafin aku kak, aku bikin keributan di sini. Lula aku enggak berniat kok buat rebut kak Evan dari kamu, aku juga enggak ada niat buat rebut perhatian kakak-kakak kamu. Tapi, kenapa kamu tega mau mencelakai aku." Ucap gadis itu semakin terisak. Dia sama sekali tidak merasa kasihan dengan gadis malang yang juga sudah meneteskan air matanya itu. Jauh di hatinya dia merasa sangat bahagia karena rencananya sudah berjalan dengan sempurna.
"Ohh jadi kamu ngelakukan itu karena takut aku berpaling? Aku enggak menyangka wajah polos kaya kamu ternyata iblis. Aku menyesal sudah kenal sama kamu, aku menyesal sudah jadiin kamu pacar aku, oh apa orang tua kamu tidak pernah mengajari kamu sopan santun?" Teriak Evan marah. Sontak perkataan Evan semakin membuat Lula sangat terluka, gadis itu pun langsung teringat orang tuanya yang telah lama meninggal. Hingga saat ini gadis itu belum bisa membuka suaranya. Lidahnya terasa kelu dan hatinya sangat hancur mendengar semua hal menyakitkan itu.
"Kakak tidak menyangka kamu bisa berbuat hal yang menjijikkan seperti ini." Ucap Byan ketika ingin meninggalkan kamar adiknya itu. Dia ingin sekali percaya dengan gadis manis itu, tapi semuanya terjadi di depan mata kepalanya. Tapi jauh dilubuk hatinya dia sangat sedih melihat adiknya itu menangis. Tapi untuk sat ini dia butuh waktu untuk berpikir jernih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Me Again (END)
General FictionJika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap...