Gadis itu masih belum mengerti dengan apa yang terjadi, kenapa juga dia di sini sekarang, apakah ini sudah takdir hidupnya. Sementara itu dia juga memikirkan bagaimana keadaan kakak2nya apakah mereka bahagia.
"Lula kangen sama kakak-kakak semua." Lirih Lula, gadis itu pun juga sangat rindu kepada kakak sulungnya dan juga sahabatnya.
"Hmm, apa aku nelepon kak Rian aja ya." Gumam Lula sambil mengambil telepon jadulnya itu.
"Huft jangan deh, kak Rian kan masih di London, pasti dia sibuk banget." Gumam Lula lagi.
"Tapi bagaimana dengan sekolah Lula?" Pikirnya lagi seakan kepalanya akan segera meledak karena begitu banyak yang dia pikirkan.
Tidakkah dia sadar bahwa ucapan-ucapan yang keluar dari bibir mungilnya itu didengar oleh tiga orang yang sedang asyik menguping di depan kamarnya itu, apa keluarga Lemuel memiliki hobi Menguping?
"Hmm Nathan Mama mau masuk ya. Mama juga sudah pesanin baju buat Lula kok." Ucap Nadhira berbisik.
"Iya Ma," balas Nathan.
Setelah itu mereka bertiga pun memasuki kamar gadis yang masih termenung itu.
"Hai baby, apa yang sedang kamu pikirkan? Apa kamu merindukan kakakmu" Tanya Nathan lembut sambil mengusap dengan sayang kepala gadisnya itu. Gadis itu pun langsung menatap pria tampan itu dan langsung memeluknya. Tangis pun tak dapat ditahannya. Mendengar tangis yang memilukan itu membuat Nathan, Nadhira dan juga Anton merasa sangat sedih, seakan mereka bisa merasakan kepedihan gadis manis itu.
"Sudah sayang, sekarang kan ada Nathan, Mama sama Papa." Ucap Nadhira lembut.
"Iya sayang, sekarang kita keluarga. Jadi kamu anggap saja kami ini juga Mama dan Papa kamu." Sambung Anton.
"Makasih ya Ma, Pa." Balas Lula tulus dan bersyukur karena dia dipertemukan dengan pria tampan yang sangat baik, dan juga orang tua dari lelaki itu yang juga tak kalah baiknya.
"Oh iya, kamu kan masih sekolah ya sayang, bagaimana kalau kamu pindah sekolah saja. Soalnya Mama tidak mau ada yang menyakiti kamu." Usul Nadhira
"Iya Ma, Papa setuju. Lagian kan sekolah milik kita tidak kalah bagusnya dengan milik keluarga Alexander." Sambung Anton menyetujui.
"Apakah keluarga ini sama kayanya seperti keluarga Alexander?" Batin Lula yang masih penasaran.
"Iya baby, kamu pindah sekolah aja, besok kita urus kepindahan kamu." Ucap Nathan tersenyum tulus.
Gadis itu pun hanya mengangguk menyetujuinya, lagian dia juga sangat tidak kuat melihat Kia yang dianggapnya baik, tapi ternyata tega memfitnahnya demi bisa dekat dengan kakak-kakaknya dan juga Evan.
"Pokoknya aku harus lupain perasaan aku ke kak Evan." Batin Lula dengan tekad yang kuat.
"Ya sudah sayang, sekarang kamu istirahat ya. Mama enggak mau kamu kecapean, dan besok kamu juga harus bersiap-siap untuk pergi ke sekolah bersama Nathan untuk mengurus surat kepindahan kamu." Ucap Nadhira lagi.
"Ya sudah Papa sama Mama keluar dulu ya." Ucap mereka berdua sambil segera meninggalkan kamar gadis manis itu. Sekarang tinggalah Nathan dan Lula. Entah kenapa mereka berdua sama-sama merasa gugup.
"Hmm, baby sekarang kamu istirahat. Jangan lagi memikirkan hal yang membuat kamu pusing sayang! Nanti malam aku akan membangunkan kamu untuk makan malam dan ingat jangan lupa memimpikan kekasihmu yang tampan ini." Ucap Nathan dengan senyum yang tak henti-hentinya dia perlihatkan untuk gadisnya itu.
"Iya-iya Om!" balasnya gugup, dia masih merasa canggung saat ini.
"Aku tidak mau dipanggil Om baby! Aku ini adakah kekasih kamu mulai sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Me Again (END)
General FictionJika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap...