Part 24

4 0 0
                                    

"Berani-beraninya kau membuatku menampar princessku. Sekarang kau lihat apa yang akanku lakukan." Bentak Arsen marah sambil mencengkeram kuat wajah gadis itu. Dia merasa menjadi kakak yang sangat kejam saat ini. Dia sangat menyesali apa yang telah dia lakukan kepada gadis lugu itu.

"Lepaskan kak, ini sakit." Lirihnya sambil terus menangis. Tadi rambutnya yang seakan telah tercabut sampai ke akar-akarnya, sekarang wajahnya pun ikut merasakan perih yang luar biasa. Lantas lirihan gadis itu tak digubris sama sekali.

"Apa katamu? Lepaskan? Tidak semudah itu kabur dari sini gadis iblis! Kau harus merasakan apa yang telah princess kami rasakan, bahkan sakitnya harus berkali-kali lipat. Rasanya aku tak segan membunuhmu sekarang juga." Teriak Arsen tak kalah menyeramkannya, seolah sekarang dia menjadi tontonan, tak ada yang menolongnya, bahkan semua yang di sana merasa muak melihat air mata gadis itu.

"Sekarang biar aku yang berbicara! Aku sangat membenci diriku sendiri saat ini. Karena kau, kakak dan adikku meninggalkan rumah ini. Karena kau adik kami merasakan sakit yang luar biasa. Karena kau kami terlihat seperti kakak yang sangat kejam. Kau adalah perempuan iblis! Kau bukan manusia." Bentak Nata yang sedari tadi sudah bersusah payah menahan emosinya

Tamparan pun membuat gadis itu semakin merasakan panas yang menjalar di pipinya. Rasanya sekarang dia ingin mati saja. Dia tidak kuat melihat bagaimana tatapan tajam para pria tampan itu.

"Maafkan aku." Ucapnya terbata, darah segar pun terus mengalir dari sudut bibirnya.

"Tamparan itu tak sebanding dengan apa yang adikku rasakan." Balas Arsen tajam sambil segera pergi menuju kamarnya, saat ini dia butuh waktu sendiri untuk merenungkan apa yang telah diperbuat kepada adiknya.

"Sekarang juga kau pergi dari sini, atau tidak aku akan segera membunuhmu." Bentak Nata dengan menatap gadis itu penuh kebencian.

"Aku sungguh sangat menyesal mempercayai gadis tak berhati sepertimu." Lirih Adit sambil langsung berlari menuju kamar adiknya.

Sementara Lio pun masih tetap diam, dia membayangkan betapa terluka adiknya itu. Karena kata-kata yang tak pantas dia lontarkan, dia sangat membenci dirinya sendiri. Dia sangat menyesal sekarang karena lebih mempercayai orang asing.

"Aku lelah." Gumam Lio, dia pun segera meninggalkan mansion mewah itu dengan air mata yang tak mampu ditahannya. Dia berniat untuk mencari keberadaan adiknya.

"Karena kau, aku kehilangan kekasihku. Kenapa aku begitu bodohnya mempercayai iblis dari pada kekasihku sendiri." Racau Evan yang sedari tadi bungkam, dia menyesali semuanya.

Semua orang sudah pergi entah ke mana, sementara gadis itu masih tertunduk menahan rasa sakit. Air mata tak hentinya turun.

"Lihat saja kau Lula, aku akan membuat kau juga merasakan apa yang aku rasakan." Gumam gadis itu penuh kebencian. Bahkan sekarang pun dia sama sekali tidak menyesali apa yang telah dia lakukan. Lihatlah gadis itu bahkan memikirkan rencana untuk membalas gadis tak bersalah itu.

****

Kediaman keluarga Lemuel.

Sementara itu, gadis manis itu sudah tertidur nyenyak di dalam mobil sport milik pengusaha muda yang sangat tampan itu.

"Wah malaikatku tidurnya nyenyak banget, sedang tidur saja dia terlihat sangat lucu." Ucap lelaki itu sambil tersenyum tulus.

Karena tak tega membangunkan gadis manis itu, dia pun memutuskan untuk menggendongnya, dengan sangat hati-hati. Lelaki itu membawa gadis itu memasuki kediaman keluarga Lemuel.

"Wah anak nakal, ke mana saja kamu? Perempuan tercantik ini sudah beratus ratus kali menghubungimu." Ucap seorang wanita yang masih terlihat sangat muda dan sangat cantik, padahal dia sudah mempunyai anak lelaki dewasa yang sangat tampan.

Hurt Me Again (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang