Sekarang suasana kembali sunyi, mereka seolah berbicara lewat tatapan. Para lelaki ini tak ada yang mengeluarkan suara, mereka sibuk memandang pria tampan yang ada di samping gadis manis itu.
"Lulaaa, gue kangen!" Teriakan yang memekakkan telinga pun membuat pandangan mereka terarah kepada gadis yang berlari menuju tempat di mana mereka duduk sekarang, terlihat sekali gadis itu sangat bersemangat.
"Cherry, Lula juga kangen," Balas Lula tak kalah bahagianya sambil memeluk sahabatnya itu.
Apakah kedua gadis ini tidak menyadari tatapan para pria tampan yang sedang menatap mereka berdua, seolah mereka sudah berpisah sangat lama.
"Hmm!" Deheman serentak dari para pria itu pun membuat mereka segera melepaskan pelukan mereka.
"Apaan sih, pada Hmm semua! Kalian sariawan?" Tanya Cherry kesal.
"Sudah Cher, duduk dulu." Ajak Lula kepada sahabatnya itu.
"Wah ini pacar baru lo ya?" Tanya Cherry heboh ketika pandangannya melihat seorang pria yang sangat-sangat tampan dan juga berkarisma itu.
"Iya! Saya Nathan, kekasih sekaligus calon suami gadis manis ini." Balas Nathan menjawab pertanyaan gadis bersuara toa itu.
"Apa?" Teriak mereka bersamaan, mereka sangat terkejut dengan pernyataan lelaki yang sepertinya lebih tua dari mereka semua. Apa dia tidak waras?
'Wah sahabat gue hebat banget bisa dapatin cogan." Histeris Cherry yang juga ikut merasa lega karena sahabatnya itu bertemu dengan orang yang tepat.
Jangan tanya sekarang Lula hanya bisa menunduk malu, karena perkataan spontan lelaki tampan dan sahabatnya itu. Apakah saat ini dia benar-benar kekasih Nathan?
"Jangan asal bicara! Lula adalah kekasihku!" Ucap Evan datar dan merasa tak terima dengan pengakuan lelaki itu.
"Apakah kamu yang menolong adik kami?" tanya Azka yang mencoba mengalihkan pembicaraan Evan. karena sangat jelas terlihat hawa permusuhan di antara mereka.
"Lebih tepatnya, kekasihku ini yang telah menyelamatkanku."
"Maksudnya?" Azka pun semakin dibuat bingung.
"Ya intinya, dia sudah menyelamatkan nyawaku, dan gadis ini adalah cinta pertama dan terakhirku!" Balas Nathan sambil menatap kekasihnya itu lembut, sementara gadis yang ditatap itu pun semakin tak kuasa menampakkan wajahnya itu.
"Wah, aku bersyukur karena princessku baik-baik saja." Sambung Byan sambil mengelus kepala adiknya dengan penuh sayang.
"Sayang, kamu enggak kekasih dari pria songong ini kan?" Tanya Evan cemas.
"Jika kamu memang mencintainya, lantas kenapa kamu tidak memercayainya?" Tanya Nathan dengan nada datar dan wajah tanpa ekspresi.
Sekakmat, seakan Lelaki yang ditanyai itu bungkam tak dapat menjawab. Memang benar apa yang dikatakan pria asing ini, dia sangat bodoh! Kenapa tidak mempercayai pacarnya sendiri.
"Sudahlah sayang, sekarang saatnya kita ke sekolah barumu baby." Ucap Nathan lembut.
"What, lo pindah sekolah? Lo pindah ke mana? Pokoknya gue juga mau ikut! Gue mau satu sekolah sama lo." Histeris gadis itu sangat sedih.
"Iya sayang, kenapa kamu pindah sekolah?" Tanya Azka dan Byan yang juga sangat terkejut.
"Maafin aku Lula." Batin Evan yang masih belum mengeluarkan suaranya. Sementara tiga orang laki-laki yang tak lain adalah Gavin, dan dua temannya ternyata sejak tadi menguping pembicaraan mereka, termasuk gadis licik yang juga ikut mendengar percakapan mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Me Again (END)
Ficción GeneralJika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap...