Pagi-pagi sekali seorang gadis telah sibuk memperhatikan penampilannya di depan cermin sambil tersenyum memandang pantulan dirinya dicermin.
"Aduh aku sudah cantik belum ya?" Tanya Lula membatin sambil terus mengaca di depan cermin meneliti apakah ada sesuatu yang membuatnya jelek.
"Adikkkkkk." "Princess." "Queen."
"Sayang." Teriakan 7 lelaki tampan yang sudah berdiri di depan kamar adik kesayangannya itu.
"Masuk kak." Balas Lula.
Ketujuh pria tampan itu pun masuk ke kamar adiknya dan langsung memeluk Lula yang masih asyik duduk di depan cermin.
"Aduh kak sesak nih Lula." Ucap Lula sambil memanyunkan bibirnya kesal. Sedangkan mereka hanya tertawa karena melihat ekspresi adiknya yang sangat menggemaskan itu.
"Kak, aku sudah cantik belum?" Tanya Lula meminta pendapat kakak-kakaknya itu.
"Cantik banget." Balas mereka serentak.
"Tahu deh yang sudah punya pacar." Ucap Rian menggoda adiknya. Memang sih dia masih merasa sangat tidak rela. Tapi dia juga tidak boleh egois.
"Ingat ya sayang kamu jangan lupain kami mentang-mentang sudah punya pacar." Ujar Lio.
"Iya benar tuh, awas saja si Evan itu menyita waktu kamu buat kita. Bakalan kakak buang dia ke jurang." Ancam Nata.
"Iya, kamu harus ngabarin kakak semua kalau ada apa-apa!" Sambung Adit mengingati adiknya.
"Nanti kalau dia berani menyakiti kamu, kami semua yang akan turun tangan!" Sambung Arsen.
"Tenang kak, Evan tidak akan berani nyakitin Lula." Ucap Azka meyakinkan kakak-kakaknya.
"Iya kak, tenang selagi ada Byan princess aman kok." Sontak ucapan yang penuh percaya diri itu mendapat sorakan dari yang lainnya. Sementara Byan hanya menghela nafasnya berusaha untuk sabar. Karena ini sudah biasa baginya. Mendapat ejekan dari kakak-kakaknya itu sudah menjadi makanan sehari-harinya.
Sementara Lula pun hanya bisa mengangguk mendengar ucapan kakak-kakaknya itu. Dia merasa sangat bersyukur karena banyak orang-orang yang memperhatikan dirinya dengan penuh kasih sayang.
****
Suara mobil pun memecah keheningan anak-anak Alexander itu, sementara Lula pun sudah mengira bahwa itu pasti Evan. Gadis itu pun langsung tersenyum manis dan berjalan untuk membukakan pintu. Dia akan mencoba untuk belajar mencintai Evan yang sekarang sudah menjadi pacarnya itu.
"Ngapain sih tuh bocah, pagi-pagi sudah kesini." Gerutu Rian ketika melihat adiknya dengan semangat membukakan pintu.
"Tahu tuh, gantengan juga aku." Ucap Lio dengan kesal karena seorang Evan mengganggu kegiatan makan mereka.
"Liat sana ya kalau dia berani pegang-pegang tangan princess." Sambung Nata.
"Sudah jangan kesal begitu!" Potong Azka dan Byan ketika melihat semua kakak-kakaknya mendengus tidak suka.
"Diam!!" Mereka berlima pun memandang tajam kepada Azka dan Byan. Sontak mereka pun langsung menunduk takut. Memang tatapan kelima kakak-kakaknya itu sangat mengerikan. Seakan mereka bisa membunuh seseorang hanya dengan tatapan tajamnya itu.
"Kak Evan kok sudah jemput aku?" Tanya gadis cantik itu ketika sudah berada di depan rumah dan melihat sang pacar sudah berjalan mendekatinya.
"Enggak apa-apa dong, aku kangen banget sama kamu." Balas Evan sambil mengacak dengan sayang kepala Lula.
"Hmm!! Kan sudah dibilang kalau tidak boleh pegang-pegang princess kami!" Teriak mereka berbarengan yang tiba-tiba saja sudah berdiri di belakang Lula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Me Again (END)
General FictionJika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap...