Kring...
Bel istirahat pun membuyarkan lamunan para siswa, mereka pun langsung merasa lega dan langsung berhamburan menuju kantin sekolah.
"Kenalin gue Ufi." Ucap seorang gadis cantik itu kepada Lula.
"Iya, aku Lula." Balas Lula sambil tersenyum ramah.
"ya gue sudah tahu, kan lo sudah ngenalin diri tadi,"
"Heheh iya ya."
"Ya sudah ke kantin yuk!" Ajak gadis itu, Lula pun langsung mengangguk antusias karena ada yang mengajaknya.
Mereka berdua pun langsung berjalan menuju kantin sekolah. Sesampainya mereka di sana, semua tempat pun sudah penuh hanya tertinggal satu tempat yang berada di tengah-tengah.
"Sudah penuh," Keluh Gadis itu.
Tanpa menjawab Lula pun menarik tangan teman barunya itu menuju tempat yang masih kosong.
Suasana yang semulanya aman-aman saja mendadak sangat ribut, sontak itu membuat langkah Lula dan Ufi berhenti.
"Ya ampun Zio ganteng banget,"
"Erland juga ganteng banget,"
"Ya ampun senyum Satria bikin meleleh,"
Teriakan demi teriakan memuja pun memenuhi semua sudut kantin itu,
"Apaan sih bikin ribut aja." Kesal Lula yang merasa telinganya sakit mendengar teriakan para siswi di sana. Ternyata suasana di sekolahnya ini hampir sama persis dengan suasana disekolahnya dulu.
Sementara Lula pun langsung melanjutkan langkahnya menuju tempat incarannya tadi, jangan sampai ketiga lelaki itu merebutnya.
"Ya ampun Lula, kita tidak boleh duduk di sini!" Ucap Ufi kepada teman barunya itu, mana ada yang berani duduk di situ, karena itu tempat duduk khusus ketiga most wanted itu.
"Sudah deh Fi, jangan berisik! sudah duduk aja!" Balas Lula santai sambil segera duduk, tanpa memperhatikan suasana yang mulanya ribut menjadi hening kembali, sementara Ufi masih berdiri mematung, jangan tanya suasana hening itu karena ulah siapa, ya karena gadis polos yang dengan santainya duduk di situ.
"Siapa gadis yang berani duduk di tempat kita?" Tanya Zio geram dan langsung berjalan menghampiri gadis itu.
"Siap-siap tuh gadis bakalan kena amuk sama Zio." Bisik Satria kepada Erland.
"Wah, siapa gadis itu? Bakalan nangis kejar-kejar tuh cewek karena kena bentak sama si Zio."
"Tamatlah riwayat gadis itu,"
"Bukankah dia anak baru,"
Bisikan demi bisikan juga sudah mulai terdengar, ketika ketiga pria tampan itu sudah berdiri di dekat kedua gadis itu. Sontak ketika melihat ketiga pria tampan itu membuat Ufi menjadi sangat tegang.
"Sudah Fi duduk aja, ngapain sih berdiri, enggak bayar kok duduk di sini." Omel Lula yang merasa sangat heran kenapa temannya itu masih berdiri.
"Ehh lo enggak tahu kalau ini tempat duduk siapa?" Tanya Zio dengan nada yang sangat tidak enak didengar. Mendengar suara itu pun gadis manis itu langsung mengarahkan pandangan kepada tiga pria tampan yang entah sejak kapan sudah berdiri di depannya.
"Kenapa memang kak? memang enggak boleh duduk di sini? Kan masih kosong." Balas Lula lembut dan tak lupa dengan senyuman polosnya itu.
"Astaga senyumnya manis banget." Batin Erland dan juga Satria berbarengan, mata mereka pun tak berkedip memandang wajah gadis manis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Me Again (END)
General FictionJika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap...