Saat ini mereka semua berkumpul diruang tamu untuk membicarakan masalah Lula.
"Okey, Mama masih penasaran, dari mana kalian bisa mendapatkan gadis imut yang menggemaskan itu?" Tanya Andhara dengan sangat penasaran.
"Iya, kalian bikin Papa kaget tahu enggak sih, tiba-tiba telepon nyuruh pulang karena mendapatkan seorang adik." Sambung Abraham.
"Iya, kakak sampai batalin rapat tadi lo gara-gara kamu Lio." Ucap Rian yang tak mau kalah.
"Okey biar aku aja ya yang jelasin, karena aku yang melihatnya pertama kali! Jadi gini ya semuanya, tadi kan ada yang mengetok pintu, terus Byan bukain lah pas Byan buka pintu Lula sudah ada di depan sambil megang bunga pesanan Mama itu, terus Byan dapat ide buat jadiin Lula adik Byan. Byan langsung lari bilangin ke kakak-kakak yang lain buat keluar. So Mama, Papa, dan kakakku tersayang sesampainya kami di sana, Lula itu awalnya takut, dia mungkin merasa berbuat kesalahan sama kami. Nah, tanpa basa basi kami langsung bilang, "Mau tidak jadi adik kami?" tahu enggak Ma, habis kami serentak bertanya seperti itu, Lula langsung pingsan dan kami khawatir banget dan langsung kami bawa ke kamar."
"Ohh gitu ternyata, tapi kalian hebat deh nyari adik, tapi kenapa kalian tidak suruh Mama sama Papa aja sih buat buatin adik untuk kalian?" Tanya Abraham setelah mendengar cerita Byan.
Mereka semua pun terdiam sejenak mencerna maksud dari perkataan Papanya itu.
"Aduh Mama mana bisa ngelahirin lagi, Mama capek tahu ngelahirin kalian. Dari dulu berharap anak cewek lah ternyata Byan yang lahir." Andhara pun berkata sambil memasang wajah memelasnya. Dia saat ini ingin menggoda Byan yang sekarang tidak lagi menjadi anak bungsu di keluarga Alexander.
"Pantesan Byan seperti cewek." Ucap Azka mengejek.
Mereka semua pun tertawa mendengar ucapan Azka, kecuali sang korban yang hanya mendengus tidak suka.
"Lagian Ma, kalau nyuruh Mama sama Papa bikinin adik, lama Ma, kami sudah tidak sabar untuk mempunyai adik yang bisa di pamerin ke teman-teman mereka. Lagian kami mau adik yang langsung besar Ma." Sambung Azka yang mendapat anggukan dari semua kakak-kakaknya.
"Ya sudah, Papa bakal urusi aktanya Lula ya, lagian Papa sudah menyuruh asisten Papa untuk mencari data Lula, dan nanti Lula bakalan sah menjadi bagian dari keluarga Alexander." Abraham pun menjelaskannya kepada Istri dan anak-anaknya itu.
"Iya Pa, secepatnya ya." Balas Nata.
"Aku sudah tidak sabar ingin membawa Lula jalan-jalan. Apalagi aku bakalan pamerin ke teman-teman kalau aku sudah punya adik cantik yang sangat menggemaskan." Ucap Byan histeris.
"Enak saja Lula berduaan sama kamu perginya. Lula kalau mau pergi bareng kita semua." Balas Adit tegas tak terbantahkan.
"Iya.. Iya., kak." Ucap Byan lesu, karena dia tidak bisa sesuka hati membawa Lula pergi. Karena ada enam singa yang sayang posesif itu.
"Iya, Mama juga sudah telepon tempat Alula kerja, Mama bilang kalau Alula sudah berhenti bekerja di sana." Sambung Andhara.
"Oh iya, bagaimana sama perlengkapan Lula? Dan satu lagi Papa dan Mama tercinta, Lula pindah sekolah aja ke sekolah kita, jadi Byan sama kak Azka bisa terus jagain Lula." Ucap Byan menyampaikan pendapatnya. Setidaknya dia bisa bebas mendekati adiknya itu di sekolah.
"Iya, Papa dan Mama juga berpikiran yang sama. Oke Papa akan menelepon pihak sekolah. Besok kan hari minggu tuh, kalian ajak Lula untuk membeli semua perlengkapan sekolahnya." Sambung Abraham kepada para-putranya.
"Ya sudah Mama telepon teman Mama yang di butik ya buat milihin pakaian yang bagus untuk Lula." Sambung Andhara sangat semangat, karena dia memang sangat menginginkan anak perempuan yang nanti bisa didandaninya, ya kali anak lelakinya yang akan memakai dress? Yang benar saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Me Again (END)
Fiksi UmumJika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap...