Part 36

6 0 0
                                    

Kring kring....

Sampai bel pulang berbunyi pun gadis manis itu masih saja merasa sangat kesal kepada kakak seniornya yang sangat jahil itu, dia berharap supaya dia tidak bertemu lagi dengan cowok aneh itu, walaupun sangat percuma, karena yang namanya Zio pasti akan terus mengganggu Lula.

"Huft, entah apa yang merasuki lo Lula, cowok tampan dianggurin!" Ucap Ufi sambil merangkul pundak sahabatnya itu.

"Astaga Lula bosen tahu enggak sih, entah apa yang merasuki itu sudah sangat memenuhi sosmed." Balas Lula menanggapi perkataan sahabatnya itu yang semakin bertambah kesal. Kenapa banyak sekali yang membuatnya kesal hari ini.

" Siapa tahu gue juga viral nyanyiin lagu itu." Balas Ufi lagi sambil mengedipkan matanya. Sementara Lula hanya bisa mendengus pasrah melihat keanehan tingkah temannya itu.

"Bunga kok kamu diam-diam aja?" Tanya Lula yang baru menyadari jika teman barunya itu hanya diam sedari tadi.

"Hmm iya enggak apa-apa kok, aku cuma bingung mau ngomong apa." Balas Bunga seadanya.

"Ya ampun! Anggap aja kita sudah temanan lama." Ucap Lula menanggapi ucapan teman barunya itu.

"Tahu tuh santai aja mah sama kita!" Timpal Ufi yang langsung dibalas gadis itu dengan senyumannya itu. Senyuman yang hanya menjadi topeng untuk mengecoh mangsanya itu.

"Wah ketemu bidadari, haii Lula sayang." Teriak seorang pria tampan yang terlihat sedang berlari menuju tempat di mana Lula dan kedua temannya berdiri. Sontak gadis manis itu pun langsung melihat dari mana asal suara itu.

"Ehh tungguin woii! Lo main lari-lari aja! Gue capek nih." Omel Satria sambil mengatur nafasnya ketika sudah berada di depan tiga gadis itu.

"Tahu tuh, lo semangat banget larinya," Sambung Erland yang juga mengatur nafasnya.

"Yang nyuruh kalian ngikutin gue siapa?? Lagian gue harus semangat ngejar calon masa depan gue!" Ucap Zio santai sambil tersenyum manis kepada gadis yang telah mencuri hatinya itu, dan yang lebih parahnya, gadis itu adalah pacar sepupunya sendiri. Ya begitulah namanya. Cinta tidak bisa disalahkan.

"Astaga, ngapain sih Lula sial banget hari ini! Dua kali lo kita ketemu, rasanya kepala Lula mau meledak!"

"Astaga?? Jangan dong Lula sayang, kalau kepala kamu meledak enggak punya kepala lagi dong. Masak aku pacaran sama cewek yang enggak punya kepala, ngeri dong akunya."

"Apa???? Kakak doain kepala Lula meledak?" Ucap Lula sangat kesal.

"Ya enggak dong sayang, mana mungkin aku doain kepala kamu meledak, kan kamu yang bilang gitu tadi!" Balas Zio membela dirinya, lagian dia juga bingung, bukankah gadis ini yang mengatakan hal itu, lalu kenapa dia yang disalahkan? Ternyata memang benar jika perempuan itu sulit dimengerti, butuh kesabaran untuk mengerti seorang wanita. Dan wanita selalu merasa benar.

"Tahu ah kakak bikin kesel, sudah stop jangan keganjenan jadi cowok!! Dengar ya kak, Lula sudah punya cowok...!!"

"Baru pacaran kan? Belum nikah? Siapa tahu Allah sudah jodohin kamu sama aku." Sela Zio memotong ucapan gadis yang terlihat sudah sangat kesal. Jangan tanya teman-teman mereka hanya bisa melongo melihat perdebatan mereka berdua, apakah dua orang ini tidak menganggap mereka ada? Apakah hanya dianggap makhluk halus? Entahlah seakan hanya mereka berdua yang hidup dibumi saat ini.

"Kalian terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar." Komentar Ufi tiba-tiba. Dia hanya menyampaikan apa yang di pikirannya. Ucapan Ufi pun langsung menghentikan perdebatan mereka berdua.

"Gue juga ngelihatnya gitu!" Sambung Satria dan Erland bersamaan sambil terus mengamati dua sejoli yang hanya sibuk dengan perdebatan mereka.

"Lula pacaran sama dia? Ogahhhh!!! Balas Lula tegas sambil menatap kakak seniornya itu dengan tatapan jengkelnya.

Hurt Me Again (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang