"Jelasin ke kakak kenapa kamu bohong." Ucap Rian ketika mereka semua telah duduk di ruangan khusus keluarga Alexander. Bahkan mereka bebas ingin membangun tempat pribadi mereka di sekolah itu.
Lula pun menceritakan kejadian tentang si cowok berkacamata itu kepada kelima kakaknya. Mereka semua mendengarkan penjelasan dari adik mereka dengan saksama dan sangat serius. Seakan mereka tidak mau melewatkan satu kata pun.
"Ya jadinya Lula bilang aja deh kalau sakit perut, biar Kak Evan sama yang lain berhenti memarahi cowok itu." Jelas Lula sambil menahan air matanya.
"Lain kali jangan begitu ya sayang. Kami semua cemas lo." Balas Rian kepada adiknya itu.
"Huft! Untung saja kamu tidak apa-apa." Sambung Lio dan Nata.
"Jadi kamu belain cowok itu yang?" Ucap Evan dengan nada cemburunya.
"Lebay lo." Teriak mereka berbarengan karena melihat tingkah Evan yang terlihat menjijikkan seperti itu.
"Ya sudah kakak pergi dulu sayang." Ucap mereka berlima sambil mengecup kening adiknya dan segera meninggalkan sekolah.
****
Kantin sekolah...
"Lo usil banget sih Lula, lo tidak melihat semua orang sampai kelabakan. Tapi enggak apa-apa sih, akhirnya gue bisa liat para pria tampan."
"Dasar Cherry." Dengus Lula sambil memakan makanan yang telah dipesankan pacarnya itu.
"Ya ampun Cherry kamu sadar kalau aku juga tampan." Ucap Gavin menimpali.
"Enak aja lo! Tampan sih iya, tapi sayang lo playboy." Balas Cherry jutek.
Sementara teman-teman yang lain hanya tertawa melihat Cherry yang selalu jutek dengan Gavin. Mereka berpendapat bahwa kedua sejoli itu terlihat sangat cocok.
"Sayang, kamu makan yang banyak ya." Ucap Evan kepada pacarnya itu.
"Iya kak." Balas Lula seadanya. Karena dia masih merasa kurang nyaman dengan statusnya saat ini. Evan pun tersenyum melihat gadisnya itu. Dia merasa sangat bahagia bisa memiliki gadis manis itu.
"Ya ampun kak Evan senyum."
"Senyumnya manis banget."
"Aduh enggak kuat adik bang."
Lula pun mendengus tak suka mendengar teriakan histeris para perempuan itu. Bukan karena merasa cemburu, tetapi dia hanya merasa sedikit terganggu dengan teriakan para siswi yang menurutnya sangatlah berlebihan itu.
"Sudah kamu jangan senyum! Kamu mau tebar pesona ya!!!" Ucap Lula dengan jutek.
"Kamu cemburu ya yang? Ya ampun aku makin cinta deh sama kamu." Balas Evan sambil mengecup pipi pacarnya yang sudah memerah menahan malu. Dia merasa semakin kesal saat ini karena merasa menjadi pusat perhatian untuk ke sekian kalinya. Dia sudah sangat lelah menjadi tontonan semua murid disekolahnya itu. Keinginannya untuk hidup tenang pun tinggalah mimpi karena semuanya sudah terbongkar sudah.
"Bisa juga lo cemburu Lula?" Tanya Cherry menggoda sahabatnya itu.
"Siapa juga yang cemburu!" Ucap Lula membantah perkataan sahabatnya itu. Evan pun kembali tersenyum karena tingkah polos gadisnya itu.
"Sudah jangan mesra-mesraan di sini!" Ucap Azka dan Byan berbarengan yang langsung disetujui oleh Cherry, Gavin, Raihan, dan Zidan.
"Mangkanya cari pacar!" Balas Lula dan Evan dengan nada mengejek.
"Dasar pasangan nyebelin!" Batin mereka berbarengan.
****
Di kelas....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Me Again (END)
Художественная прозаJika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap...