Setelah puas menikmati udara segar bersama sang kakak. Gadis itu pun kembali ke kamarnya, sedangkan para pria tampan itu masih melamun dengan pikiran mereka masing-masing. Tidak ada yang menyadari jika seseorang yang dipikirkan mereka sudah ada di depan mereka.
"Hmm,"
Deheman Lula pun membuat keenam lelaki itu kembali ke alam nyata dan langsung tersenyum manis kepada gadis kecil di depan mereka, berharap sang adik sudah memaafkan mereka.
"Iya Lula maafin." Sambung Lula seakan mengetahui apa yang dipikirkan oleh mereka.
"Makasih ya princess." Balas mereka serentak dan langsung berhamburan memeluk adiknya itu.
"Sudah kak, Lula susah nafas nih."
"Heheh iya.. Iya.,." Mereka pun menyelesaikan acara peluk-pelukan itu karena mereka takut gadis manis itu akan kesal lagi kepada mereka.
"Kak Lula mau pulang sekarang kak." Ucap gadis manis itu.
"Lah kamu kan belum terlalu sembuh sayang." Ucap Rian yang langsung di setujui oleh yang lain, karena baru saja tadi Lula masuk rumah sakit, dan malamnya adiknya sudah meminta pulang.
"Ya sudah kalau tidak mau, Lula tidur di rumah Kak Evan aja." Balas Lula dengan nada dibuat kesal sambil berpura-pura menelepon sang pacar.
"Jangan!" Teriak mereka serentak sambil segera membereskan barang-barang Lula. Hanya Lula yang bisa mengancam mereka dan bisa membuat mereka diam tak berkutik.
"Oke sekarang kita pulang." Sambung Rian sambil menggendong adiknya itu yang diikuti oleh keenam lelaki tampan itu.
****
Ketujuh pria tampan itu sudah berkumpul dikamar adiknya itu, sedangkan Lula sedang asyik dengan teleponnya.
Sayang, kamu lagi apa? Sudah makan? Sudah minum obat?
Sudah kok kak. Aku sudah makan, sudah minum obat, dan sekarang lagi di rumah :)
Apa? Kamu sudah di rumah? Kok tidak mengabari aku?
Kan sudah dikabari ini kak, lagian aku bosen di rumah sakit :(
Ya sudah sayang sekarang kamu tidur ya, jangan lupa gosok gigi, cuci muka, terus bobok! Jangan lupa baca doa, dan yang paling penting jangan lupa mimpiin aku.
Iya kak, kamu juga ya.
Gadis itu pun tersenyum malu melihat pesan dari pacarnya itu, dan dia pun tidak sadar sudah diperhatikan sejak tadi oleh ketujuh kakak-kakaknya.
"Hmm, tega ya adik acuhin kakak karena si Evan yang jelek itu." Ucap Rian kesal karena melihat adiknya yang tersenyum seperti orang yang sedang tidak waras itu dan itu karena seorang Evan.
"Tahu tuh, gantengan juga kakak." Timpal Lio
"Iya betul, muka pas-pasan aja kamu suka." Nata pun tak kalah cemburu saat ini.
"Awas saja si Evan itu sampai bikin kamu ngacuhin kakak." Sambung Adit.
"Dasar Evan onta." Dumel Arsen yang sedari tadi sangat kesal diacuhkan oleh princessnya.
"Tampang datar gitu saja kamu suka dek." Lanjut Byan.
"Gantengan kak Azka lah!" Ucap Azka bangga.
"Sudah jangan pada syirik ya kakaknya Lula yang juga punya tampang datar. Akuin saja kalau pacar Lula tampan." Balas Lula dengan nada mengejek yang langsung dihadiahi tatapan memelas dari ketujuh kakaknya.
"Adik jangan puji cowok lain!" Teriak mereka berbarengan.
"Ya Allah, ini pada kompak banget, tabah kan Lula ya Allah!" Batin gadis manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Me Again (END)
General FictionJika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap...