Di kelas....
Lula dan Cherry sedang fokus memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran sejarah. Bagi murid-murid yang lain, mungkin sejarah adalah mata pelajaran yang membosankan. Tetapi berbeda dengan Lula dan Cherry yang sangat menyukai pelajaran tersebut.
"Oh iya Lula, gue masih tidak menyangka kalau lo jadian sama kak Evan yang super duper ganteng tapi mirip es batu banget." Bisik Cherry disela-sela kegiatan menulis mereka.
"Hmm, jangankan kamu, aku saja masih tidak percaya." Balas Lula berbisik sambil asyik menulis.
"Oh iya Lula, nanti temanin gue ya pergi jemput adik gue ke sekolah."
"Iya aku temanin, tapi aku izin dulu ya sama kakak aku." Balas Lula dan diangguki oleh Cherry.
****
Sementara itu seorang pria tampan tampak sangat bosan mendengarkan ocehan gurunya itu. Saat ini dia sangat ingin bertemu dengan gadisnya. Tanpa bisa menunggu lebih lama lagi, Evan pun segera berjalan menuju ke depan kelasnya. Semua orang pun bertanya-tanya apa yang akan dilakukan oleh lelaki itu.
"Tu anak mau ngapain?" Tanya Gavin penasaran kepada Azka. Mereka semua memang satu kelas, kecuali Byan yang masih kelas 11. Byan tidak mempunyai teman akrab yang seangkatan dengan dia. Karena dia lebih suka berteman dengan sahabat kakaknya itu.
"Gue juga enggak tahu." Jawab Azka sambil mengedikkan bahunya. Dia juga sangat penasaran apa yang akan dilakukan sahabatnya itu.
"Pak, izin!"
"Kamu tuh bisa tidak berbicara itu dipanjangkan sedikit!! Senyum pun kamu tidak pernah saya lihat." Tanya Bapak itu.
"Saya mau ke kelas pacar saya." Tanpa sempat Bapak itu membalas ucapan muridnya itu, Evan pun sudah melangkahkan kakinya keluar kelas yang membuat gurunya itu semakin ternganga melihat tingkah muridnya itu. Belum sampai di sana, Azka, dan ketiga sahabatnya yang lain ikut berdiri dan berjalan meninggalkan kelas.
"Kalian mau ke mana?" Teriak Bapak itu frustrasi.
"Tidak usah Kepo seperti dora pak!" Balas Azka yang langsung mengundang tawa semua murid dikelas. Bapak itu pun tak bisa berkata-kata lagi. Kenapa dia dihadapkan dengan murid-murid yang memicunya untuk mempunyai penyakit jantung. Untung saja mereka semua termasuk murid yang mempunyai otak cerdas.
****
Kelas Lula..
Suasana yang hening mendadak menjadi sangat heboh. Bayangkan saja bagaimana teriakan histeris para siswi dikelas itu ketika melihat 6 pria tampan yang sudah berdiri dengan gagahnya di pintu kelas mereka. Sampai sang guru yang mengajar pun terdiam dan langsung melihat ke arah keenam pria tampan itu. Tidak akan ada orang yang bisa mengabaikan pesona mereka, kecuali gadis manis yang masih sibuk dengan catatannya itu. Walaupun sedikit terusik dengan suara ribut itu, tapi dia masih saja fokus kepada catatannya. Lain halnya dengan Cherry yang tidak bisa mengabaikan para cogan itu.
"Kalian kenapa ke kelas 10? Bukannya kalian kelas 12?" Tanya Buk Aye. Dia adalah salah satu guru kesayangan murid IPS. Karena Ibu itu tidak pernah marah sama sekali kepada murid-muridnya. Jika muridnya melakukan kesalahan, maka dia akan menasihati dengan sangat lembut.
"Ketemu pacar buk." Jawab Evan tutup poin.
"Buset tuh bocah frontal banget." Ucap Gavin yang saat ini sudah berada di dekat Evan. Tidak hanya Gavin, tapi Azka, Zidan dan juga Reihan juga sudah berada di sana.
Mendengar suara yang tidak asing baginya, gadis itu pun mendongakkan kepalanya untuk melihat apakah itu memang cowok yang sekarang adalah pacarnya itu.
"Kok mereka semua bisa kesini?" Tanya gadis itu sangat kaget melihat keenam pria tampan itu. Sementara Cherry hanya mengelus dadanya sabar. Kenapa sahabatnya ini sangat sering mengacuhkan kehadiran para cogan. Dan lihatlah! Sedari tadi sahabatnya itu hanya peduli terhadap catatannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Me Again (END)
General FictionJika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap...