Alderan duduk di ruang tamu yang dingin, gelapnya malam disertai angin dan hujan lebat membuat hatinya semakin khawatir, di tangannya, rentetan pesan dari Mikaya seakan menghancurkan hati dan jiwanya.
'Semua salah lu SIALAN'
'Gue gak punya bajingan kaya lu'
'Harusnya emang ibu gak lahiri anak gak tau diri kaya lu'
'SEMUA SALAH LU ALDERAN'
Pesan itu tidak berhenti sejak satu jam yang lalu berisi cacian dari Mikaya yang entah dimana, bukan hanya Mikaya tapi Edward dan Andres pun tidak terlihat sepanjang hari, semakin membuat Alderan gusar.
Terdengar langkah kaki mendekat, langkah yang pelan namun tak ayal Alderan mendengarnya berharap adiknya lah yang datang. Mikaya muncul wajahnya semakin datar kala melihat Alderan yang duduk menunggu dirinya, penampilan remaja itu tidak bisa dikatakan baik baik saja. Pakaian yang basah kuyup, rambut acak acakan, matanya bengkak terlihat ia banyak menangis.
Sedikit kaget, Alderan berjalan panik mendekat rasa leganya melihat Mikaya pulang tidak berselang sama disaat yang bersamaan Mikaya datang dengan penampilan acak acakan.
"Mikaya kamu habis darimana? Kenapa basah gini?" Alderan mendekat bermaksud melihat Lebih jelas kondisi adiknya. "Bi! Bibi bawain handuk!" Teriak Alderan agar di dengar pelayan yang ada di dapur.
"Kenapa kamu bisa kaya gini?" Lanjut melihat Mikaya yang masih pada posisinya. Tanpa kata, Mikaya melemparkan ponsel miliknya ke lantai persis di depan Alderan, "Lihat! Semuanya hancur karena lu!!" Matanya semakin merah berair.
Alderan memungut handphone itu melihat layar yang menyala memperlihatkan grup chat anak remaja pada umumnya, apa yang salah?
Ada seorang teman Mikaya yang mengirimkan sebuah vidio lalu beberapa orang lagi langsung mengomentari dengan,.. hinaan,.... cacian,... pelacur?
Alderan meng klik vidio itu dengan perasaan khawatir dan,..
Jderr
Rasanya suara petir di luar tidak semenakutkan ini.
Vidio itu mempertontonkan adegan tak senonoh Anita dan Johnson. Alderan mematikan handphone milik Mikaya dengan tergesa.
"Kenapa? Kenapa gak lanjut tonton dan hina ibu kaya yang lainnya? Owh atau kau menghina ibuku di belakang wajah tak berdosa mu itu ya?" Ujar Mikaya melihat reaksi Alderan. "Mikaya temen temen kamu dapet vidio ini darimana?" Alderan bertanya panik setahu dirinya Edward sudah menghilangkan jejak vidio itu.
"Memangnya kamu pikir vidio cabul seperti itu akan hilang hanya karena sumbernya sudah tidak ada? Yang ada semakin banyak, sialan. " Pekik marah Mikaya, kini Alderan tau alasan untuk segala sikap Mikaya.
"Mereka terus membuka aib ibuku membandingnya dengan kehidupan harmonis keluarga Cillision yang selalu ku pamerkan dan ternyata semua itu hanya kebohongan!"
"Kenapa?" Tanya Mikaya dengan suara serak, suaranya hampir hilang terlalu banyak menangis. "Kenapa kau lakukan semua ini?" Tidak ada lagi binar penuh warna atau panggilan 'Kakak yang ada hanya tatapan benci.
Alderan merasa bersalah sekarang adiknya, Mikaya masih terlalu kecil untuk menerima semua ini dan mengagap ialah dalang di balik kehancuran keluarga Cillision yang katanya harmonis itu.
"Mikaya,.. kakak juga gak tau vidio itu berisi perselingkuhan ibu, kakak juga kaget. "
"STOP panggil diri lu kakak, karena lu yang udah hancurin keluarga ini! Lu yang bikin gue di pandang rendah dan menjijikan. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Alderan
Short StoryAlderan Cillision, anak tengah dari keluarga Cillision yang terpandang, hidup dalam senyap di antara bayang bayang yang kian besar. Meski segala pendidikan terpenuhi ia harus terus mencari beberapa koin tambahan. Dibalik kediamannya, tersimpan perju...