Selama Alderan tumbuh dan hidup dalam keluarga Cillision ia belajar mengetahui satu hal 'alat' . Alderan hanya menjadi alat pemuas ego Cillision, mari kita urutkan; Alderan harus menjadi peringkat pertama tanpa terkecuali, mengikuti berbagai macam les untuk memuaskan keinginan Edward, kedua Alderan masuk organisasi yang mengendalikan seluruh sekolah ciptaan Andres dan memimpin nya menghalau Eldo mengambil alih.
Katanya dengan menjadi bagian Cillision ia akan memerintah di tahta tertinggi, memang benar jika mereka anak kandung Cillision sementara Alderan tidak nyakin dengan identitasnya sendiri. Eldo yang jelas merupakan anak angkat saja di sayangi dengan penuh cinta, apakah kehadirannya memang tidak di inginkan? Hanya sebuah aib yang merusak nama keluarga?
Jika begitu biarkan ia sendirian,...
Dan saat ini supir Eald sudah berada di depan gerbang sekolah, sudah jelas kan polanya? Pria tua itu pasti menginginkan sesuatu darinya. "Al kok bengong di sini?" Iksan menghampiri Alderan yang masih diam di tempatnya, "Supir kakek ada disini. " Mata Alderan masih fokus melihat gerak gerik pria berusia pertengahan yang larak lirik sana sini ketara sekali mencari seseorang.
"Terus?"
"Bisa aja kan dia mau jemput gue. "
"Tapi bisa aja kan dia jemput si Eldo. " Alderan tersadar, ia lupa jika masih ada anak Cillision lain yang ada di sekolah ini yang sudah jelas siapa yang akan di jemput pria itu. "Pulang gak nih?" Mereka memang berencana pergi bersama ke kosan Iksan kalau bisa Alderan ingin menginap disana dan diam diam pergi ke Bandung, tentu saja karena Edward yang tidak ada dan Andres yang seakan menghindar memudahkan rencananya.
"Bentar kita tunggu kak Eldo dulu. " Iksan mengangguk temannya ini memang sudah sepatutnya curiga. Dan benar saja tak lama Eldo datang dengan beberapa temannya dan berpisah ketika melihat supir pribadi Eald. Mereka tampak terlibat dalam sebuah percakapan yang tidak dapat Alderan dengan di posisinya sekarang.
Tapi kenapa tiba tiba Eldo menunjuk padanya? Tunggu pria itu juga ikut ke arah tunjuk Eldo dan sedikit menundukan kepalanya, mampus..
Memang harusnya tadi Alderan pulang lewat pintu belakang sekolah saja daripada terjebak di dalam mobil yang membawanya ke rumah utama Cillision tempat ketua keluarga itu tinggal. Di sisi samping terdapat Eldo yang entah kenapa semangat sekali ketika tahu jika Alderan diminta datang.
"Kira kira kakek bakal nyuruh lu apa lagi ya?" Eldo membuka suara nadanya terlihat mengejek. "Gak mungkin kan kakek minta lu dateng cuma buat main, pasti mau nyuruh lu ini dan itu " Lanjut Eldo. "Iyaa itu tau, jadi tanya aja ke kakek. " Balas malas Alderan, ia tengah memikirkan alasan agar tidak berlama lama di rumah Eald.
Rasanya sesak, amat sesak setiap kali Alderan menginjakan kaki di rumah besar yang katanya milik kakeknya itu. Selalu ada hal yang di minta Eald padanya padahal setahu Alderan cucu yang lain tidak di tuntut sebegitunya. Andres yang merupakan penerus saja hanya di minta fokus pada tujuan hidupnya sementara Alderan tidak tahu kemana tujuan hidup akan membawanya.
Alderan sudah duduk di ruang tamu megah di rumah Eald, sebuah ruangan yang amat sangat ia hindari, Eald sudah duduk di kursi besarnya ada beberapa pelayan yang menghidangkan teh.
"Duduklah. "
Alderan menatap sekeliling, menahan diri untuk tidak menunjukan ekspresi bingung tampaknya bukan hanya dirinya yang ada di sini cucu Eald yang lain juga ada di sini.
Rumah mewah yang selalu sepi yang hanya di huni sang kepala keluarga tampak lebih ramai dengan kehadiran para cucu Eald, 'Pada mau ngapain sih ini?' Batin Alderan bingung. Rasanya seperti hanya dirinya yang tidak tau apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alderan
Short StoryAlderan Cillision, anak tengah dari keluarga Cillision yang terpandang, hidup dalam senyap di antara bayang bayang yang kian besar. Meski segala pendidikan terpenuhi ia harus terus mencari beberapa koin tambahan. Dibalik kediamannya, tersimpan perju...