sebelum jam istirahat tepat di pelajaran pertama.Siswa di kelas XI IPA 2 tengah mencatat kisi-kisi di papan tulis yang diberikan Bu Dini. Karena dua hari lagi adalah mid semester ganjil.
Jadi yang awalnya rencana satu jam dipakai untuk menjenguk Gilang, akan tetapi ditunda pada jam istirahat. Itu pun hanya empat orang perwakilan kelas, tidak bisa semua.
Maka dari itu sekadar anggota inti penting di kelas yakni ketua kelas, wakil ketua kelas, bendahara, dan sekretaris.
Berhubung Kiara sekretaris sedang izin sakit digantikan dengan Fajar yang mengajukan diri terlebih dahulu. Fajar ialah sahabat terdekatnya Gilang.
Bu Dini dengan senang hati memanfaatkan waktunya agar kita mencatat rangkuman yang full di papan tulis.
Farhan menoleh ke siswa yang duduk di sebelahnya yaitu Angga. Lembar buku milik Angga masih kosong, dia belum nulis apa pun sedari tadi. Padahal Angga paling rajin kalau soal catatan. "Angga, Lo nggak nulis?"
"Baru nulis." Angga mulai menggerakkan jemarinya dengan pulpen dan menyalin kalimat dari papan tulis dengan pelan.
Farhan mengamati Angga yang hari ini terlihat tidak seperti biasanya yang suka ngomong panjang lebar. "Angga, Lo kenapa? Sakit apa? Muka Lo serius keliatan pucat banget!"
Fathur yang mendengar itu mengangkat kepalanya. Tatapannya mengarah ke bangku depannya, di mana Farhan terlihat gusar melihat Angga. "Angga, Lo sakit? Ke UKS aja. "
"Nggak perlu ke uks, Thur, Han. Gue aman, nggak kenapa-napa." jawab Angga tersenyum tenang menatap Fathur bergantian ke Farhan menyakinkan keduanya. Lalu kembali fokus menulis di buku tulis.
Fathur menghela napas, tidak menyangka Angga akan menjawab seperti itu. Wajah Angga memang terlihat pucat. Fathur beralih berdiri mengulurkan tangan kanannya, memeriksa sebentar dengan menempelkan telapak tangan kanannya ke dahi Angga.
Detik berikutnya menjauhkan tangannya dari dahi Angga, kemudian kembali duduk seperti semula. "Badan Lo serius Panas, Angga. Nggak usah keras kepala Lo. Ke UKS aja, Gue yang bakal anter Lo."
"Bu, Ada yang sakit!" lapor Fathur akhirnya memilih mulai mengangkat tangannya, dan memberitahukan kepada Guru."Angga yang sakit, Bu."
Bu Dini berhenti menjeda menulis, menatap Angga si ketua kelas. " Antar ke UKS,"
Angga menggelengkan kepala, mulai tersenyum. "Fathur bohong, Bu. Saya, baik-baik aja, Bu. Saya sehat, sedang tidak sakit, jadi tidak perlu ke UKS." tutur Angga mulai lanjut menulis rangkuman.
"Baiklah, kalau semisalnya nanti kamu tidak kuat. Tidak apa istirahat di UKS." jawab Bu Dini kemudian melanjutkan menuliskan kisi-kisi di papan tulis.
Suara kursi dari barisan tengah berderit. Boby berjalan menghampiri Angga. Beberapa siswa kelas menoleh memperhatikan Boby menuju tempat duduk Angga. Termasuk Farhan, Fathur, dan Ziah ikut mengamati Boby.
"Lo gak usah bohong! Nggak usah dipaksain nulis kalau Lo lagi sakit. Sini buku Lo biar gue salin nanti. Mending Lo tiduran aja, kalau emang nggak mau ke UKS!" Boby berkata dengan kesal, lalu menarik buku Angga membawanya menuju meja tempatnya.
Setelah melihat hal itu beberapa menit kemudian Farhan, Fathur, dan siswa lainnya kembali melanjutkan menulis kisi-kisi di papan tulis.
Sedangkan Angga telah terlelap selepas Boby mengatakan hal itu. Angga menelungkupkan kepalanya menyanggah di atas meja, tidur dengan posisi duduk. Tidak kuat mengangkat kepalanya yang terasa pusing.
Bu Dini masih terus menulis di papan tulis, bahkan karena saking tidak muat untuk menampung tulisannya, Bu Dini tidak lama menghapus bagian tulisan paling awal, lalu melanjutkan rangkuman kisi-kisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jam Pelajaran Olahraga
Mystery / ThrillerPelajaran Olahraga sebagai pelajaran yang diminati para siswa sebab tidak hanya dilakukan di kelas melainkan di luar kelas yakni lapangan. Bagaimana jika jam pelajaran olahraga itu menjadi momen jam paling mengerikan? Si tokoh utama lelaki bernama...