16/16

3.6K 155 8
                                        

Joanna akhirnya keluar kamar setelah sekitar setengah jam bersiap. Dia melihat Jeffrey yang sedang duduk di sofa bersama Justin dan Mega. Sembari minum es kelapa muda dan beberapa potongan buah dingin di atas meja.

"Pesan taksi dari sini bisa, kan?" tanya Joanna pada Mega. Karena arah pandangnya ke arah sana. Bukan ke arah Justin apalagi suaminya.

"Di mana kamu akan menginap? Ayo aku antar!"

Jeffrey bangkit dari kursi. Lalu meraih ponsel dan kunci dari atas laci. Kemudian mendekati Joanna yang kini sedang menarik koper keluar dari ruangan ini.

"Di Ubud." Joanna mengekori Jeffrey setelah pamit pada Mega dan Justin. Karena di depan memang sudah ada mobil yang telah Justin rental tadi.

Setelah membuka pintu samping kemudi, Jeffrey membuka bagasi. Kemudian mengambil alih koper yang Joanna bawa tadi. Agar bisa segera dimasukkan pada bagasi.

Joanna yang tidak mau berdebat akhirnya mulai masuk mobil. Duduk di samping kemudi. Lalu mencari alamat di layar navigasi.

"Teman-temanmu sampai mana sekarang?" tanya Jeffrey yang sudah fokus pada stir kemudi. Dia bertanya tanpa menatap Joanna yang kini memainkan ponsel guna membalas pesan teman-temannya yang sudah ditunggu sejak kemarin.

"Masih di bandara. Makan siang di sana mereka."

"Kalau begitu kita makan siang dulu di jalan. Aku lapar. Tadi belum sempat sarapan."

Joanna menatap jam pada layar ponselnya. Sudah jam satu siang. Pantas pria itu lapar.

"Ya, terserah mau makan di mana. Aku pemakan segala."

Jeffrey tersenyum tipis. Melirik Joanna sebentar guna melihat reaksi. Namun wanita itu justru tidak menampilkan ekspresi, karena masih sibuk mengetik.

"Seafood mau?"

"Mau."

"Ayam bakar?"

"Mau."

"Sup kambing?"

"Boleh."

"Anjing guling?"

"Boleh."

Jeffrey tidak lagi bisa menahan tawa. Karena sejak tadi dia menahan kekehan. Sehingga kini, dia tertawa cukup kencang. Membuat Joanna dan beberapa pengendara motor di sekitar ikut menoleh ke arah dirinya.

"Kenapa? Ada yang lucu memang?"

"Tidak. Tidak ada. Kamu mau makan apa jadinya?" Jeffrey menghentikan tawa. Menatap Joanna yang kini juga menatapnya.

"Dibilang terserah. Aku bisa makan apa saja. Malas mikir aku sekarang."

Joanna mulai menatap jendela yang sejak tadi sudah terbuka. Karena sekarang mendung dan sebentar lagi mungkin akan turun hujan.

"Di dekat sana ada restoran enak. Kita makan disana saja." Joanna mengangguk singkat. Karena dia memang tidak ribet soal makanan. Kalaupun ada makanan yang membuatnya alergi gatal-gatal, itu bisa dicegah dengan obat yang selalu dibawa saat liburan.

"Kamu pesan apa?" tanya Jeffrey setelah membaca buku menu. Saat ini mereka sudah berada di restoran yang Jeffrey maksud. Namun Joanna tampak tidak mood. Karena sejak tadi hanya membolak-balikkan buku menu dan tampak tidak ingin memesan apapun.

"Wedges potato dan es kelapa muda less sugar."

"Itu saja?" Jeffrey coba meyakinkan. Karena dia tahu sebanyak apa porsi makan Joanna. Wedges potato? Jelas hanya camilan seharusnya.

"Iya. Aku sedang tidak nafsu makan dan bicara. Jadi stop tanya-tanya!" Joanna kembali fokus pada ponselnya. Membuat Jeffrey merasa kesal. Karena niat baiknya yang mencoba perhatian justru berbuah masam.

Sialan!

Batin Jeffrey sebelum memesan. Dia juga mencoba sibuk saat menunggu makanan tiba. Dengan membaca email-email pekerjaan. Sesekali juga membalas jika dirasa bisa dibalas saat itu juga.

Hingga tidak lama kemudian makanan tiba. Jeffrey memesan sup kambing dan es kelapa muda. Sedangkan Joanna hanya kentang dan minuman yang sama.

Jeffrey ingin menawari Joanna makanannya, namun segera ingat jika si wanita tidak ingin diajak berbicara. Sehingga dia memilih untuk diam dan fokus makan saja.

"Aku mau ke belakang sebentar."

Jeffrey mengangguk singkat saat Joanna pamit ke belakang. Tanpa menyentuh minuman dan makanan. Sebab dia memang sedang tidak nafsu sekarang.

Joanna kembali cukup lama. Sampai makanan Jeffrey tandas. Padahal dia termasuk slow eater orangnya.

"Kamu sedang apa? Kenapa lama sekali? Minumanmu sampai tumpah karena esnya cair."

"Bapak sakit. Aku disuruh pulang. Ya kali aku gagal liburan!" Joanna hanya minum esnya. Tanpa menyentuh kentang. Karena dia berniat take away saja. Untuk dimakan nanti jika sudah merasa lapar.

"Kamu lebih mementingkan teman-teman daripada orang tuamu? Kita pulang sekarang! Kita kembali ke resort untuk ambil barang-barangku yang masih di sana!" Jeffrey yang terkejut tampak marah. Alisnya sudah bertaut sekarang. Lalu mengekori Joanna yang sudah berjalan menuju kasir sembari membawa sepiring kentang.

"Memang. Aku akan tetap liburan." Joanna keluar restoran setelah mendapat kentang yang dibungkus dengan styrofoam. Karena dia memang tidak berniat pulang dan ingin lanjut liburan.

"Kamu mau jadi anak durhaka? Bagaimana kalau ini waktu terakhir yang beliau punya?" Joanna mengabaikan ucapan Jeffrey. Dia juga mulai duduk di kursi samping kemudi tanpa menyahuti pertanyaan si suami.

"Aku putar balik!" Jeffrey memutar arah mobil. Sedangkan Joanna yang tampak emosi mulai meraih ponsel dari saku jaket yang dikenakan. Guna mengirim pesan pada seseorang.

Jeffrey mengira jika Joanna akan menurut dan tidak sedang merencanakan sesuatu di belakang. Sehingga dia tetap berniat membawa Joanna ke rumah orang tuanya yang ada di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah.

"Kalau dapat tiket pesawat kita naik pesawat. Kalau tidak, kita naik mobil saja."

Joanna tidak menyahut. Dia masih fokus pada rentetan pesan yang dikirim pada teman-temannya. Sehingga mengabaikan suaminya.

Tidak lama kemudian Jeffrey tiba di resort sebelumnya. Jeffrey langsung turun dan meninggalkan Joanna di mobil sendirian. Karena dia hanya akan mengambil barang dan berpamitan pada teman-temannya.

"Kok cepet?"

"Aku mau bawa mobil ke Jateng. Mertuaku sakit. Jadi harus bawa anaknya pulang sekarang." Jeffrey menarik kopernya keluar kamar. Sedangkan Justin yang tampak kecewa hanya mengangguk saja. Karena tidak mungkin juga jika dia melarang. Mengingat mertua jelas lebih penting dari teman.

"Mega mana?"

"Pergi dia. Biasa, dicari orang."

"Ya sudah. Aku pergi sekarang!"

Justin mengangguk kecil. Lalu mengekori Jeffrey yang mendekati mobil.

"JOANNA!" Teriakan Jeffrey begitu kencang saat memanggil nama istrinya. Karena wanita itu sudah berlari sambil menarik kopernya. Dengan ponsel yang didekatkan pada telinga.

"Kenapa dia?" tanya Justin yang penasaran. Sebab dia bingung dengan Joanna yang sepertinya kabur dari suaminya. Padahal Jeffrey sudah berniat akan mengantar pulang.

"Dia tidak mau pulang. Mau lanjut liburan dengan teman-temannya. Memang anak setan!" Jeffrey bergegas masuk mobil. Berniat mengejar Joanna yang berlari semakin kencang lagi. Hingga taksi berhenti dan dia naik setelah memasukkan koper di belakang kursi kemudi.

"Anjing!" Maki Jeffrey saat Joanna sudah masuk taksi. Sehingga dia tidak bisa mencegah dan hanya bisa mengikuti. Sampai taksi tiba di depan penginapan si istri dan teman-temannya nanti.

Tbc...

GET TO KNOW BETTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang