Besoknya, Jeffrey dan Joanna pulang bersama. Sejak kejadian semalam mereka tidak banyak bicara. Sebab selain Joanna yang kesal karena tahu Jeffrey sudah memotretnya, ini juga karena Jeffrey yang malu dan gengsi meminta maaf. Padahal jelas dia yang salah, karena sudah memotret dan merekam Joanna dan Jordan diam-diam. Meski sudah dihapus setelah tertangkap basah."Mama mau kita ke rumah besok malam." ucap Jeffrey sebelum keluar mobil. Sedangkan Joanna hanya mengangguk kecil. Enggan menjawab karena masih marah mungkin. Meski sejak tadi kopernya sudah diambil alih Jeffrey. Sejak di bandara hingga tiba di rumah ini. Sehingga dia tidak merasa terbebani membawa benda berat ini.
"Om Jeffrey tidak bawa oleh-oleh, Ma. Sepertinya kita mulai dilupakan."
Joanna yang akan menaiki tangga samar-samar mendengar ucapan Kevin pada Rena. Karena saat ini mereka sedang mengepel lantai di sekitar sana. Namun Jeffrey tidak menegur mereka saat terlebih dahulu lewat mendahului dirinya.
"Kasihan." Joanna sengaja menjulurkan lidah pada Kevin. Membuat anak itu mendecih. Karena kesal pada Joanna yang memang dianggap musuh selama ini. Terlebih dia baru saja pulang dari liburan ke Bali bersama Jeffrey selama beberapa hari.
Sepertinya mereka mulai dekat. Pasti telah terjadi apa-apa di sana.
Batin Rena saat menatap Joanna. Wanita itu hanya memakai dress putih panjang warna merah tanpa lengan. Namun tetap memakai cardigan hitam sebagai luaran.
Rena tidak sengaja melihat bercak merah di leher dan dada bagian atas Joanna. Membuat hatinya terasa sesak. Karena membayangkan apa yang sudah mereka lakukan selama liburan.
Mata Rena berkaca-kaca sekarang. Padahal bekas kemerahan yang Joanna dapat berasal dari alergi udang. Sebab dia lupa menelan obat karena terlalu asyik bersenang-senang.
Setibanya di kamar, Joanna melihat kopernya sudah Jeffrey masukkan. Namun dia terkejut saat melihat Jeffrey juga berada di dalam. Sembari menatap dirinya yang baru saja masuk kamar.
"Kenapa di sini? Ada apa?"
Jeffrey menghembuskan nafas kasar sebelum berbicara. Membuat Joanna mulai kebingungan.
"Kamarku terkunci. Semua kamar di lantai ini dikunci kecuali kamarmu dan ruang kerjaku. Sedangkan di sana tidak ada kasur. Baju-bajuku juga sudah dipindah ke dalam walk in closet kamarmu."
Joanna langsung berlari memasuki walk in closet. Benar saja, beberapa lemari yang kosong di sana sudah terisi oleh pakaian suaminya. Berikut lemari kaca yang sudah berisi jam tangan, dasi dan ikat pinggang. Membuat dirinya jelas merasa kesal. Karena lemari kaca itu ingin dipakai untuk menyimpan barang-barang yang belum datang
"Ini pasti kerjaan Rena!"
"Mama. Rena tidak punya kunci lemari yang ada brankas di dalamnya."
Jeffrey menatap brankas hitam yang sudah berada di atas meja. Kotak itu tentu berisi barang-barang pentingnya. Sehingga disimpan dalam kotak hitam yang tentu sangat berat jika diangkat sendirian.
"Jadi kita ketahuan kalau pisah kamar? Aduh, bagaimana ini jadinya?" Joanna tampak panik. Sebab takut dimarahi Jessica dan Sandi. Karena selama ini dia kerap ditanya dan selalu menjawab jika hubungan mereka baik-baik saja selama ini.
"Nanti malam kita ke rumah orang tuaku. Katakan kalau hubungan kita sudah membaik sejak liburan di Bali."
"Aku kok takut, ya?" Joanna sangat khawatir. Berbeda dengan Jeffrey yang justru tampak santai kali ini. Karena tahu orang tuanya pasti akan luluh pada Joanna nanti. Mengingat sejak dulu, mereka memang lebih lunak pada anak perempuan daripada laki-laki.
"Mereka pasti akan lebih marah padaku. Tidak padamu. Tenang saja. Aku mau tidur sebentar. Bangunkan kalau mau siap-siap."
Jeffrey mulai menidurkan badan di atas ranjang. Membuat Joanna mendecih kesal. Karena pria itu langsung rebahan tanpa membersihkan badan.
"Ganti baju atau bersih-bersih dulu! Aku alergi debu!" Bohong Joanna sembari mengguncang kaki Jeffrey. Ingin pria itu bangkit. Karena dia juga ingin tidur setelah ini. Namun harus dalam keadaan bersih dan dia jelas akan terganggu jika Jeffrey tidur di sebelahnya dalam keadaan seperti ini.
"Kamu banyak alergi, ya? Apa Jordan hafal semuanya?" tanya Jeffrey dengan nada sarkas. Dia mulai mendudukkan badan, sembari melepas kemeja dan kaosnya.
"Tidak penting. Lagi pula, kamu masih hutang maaf padaku Jeffrey! Kelakuanmu kemarin, benar-benar tai!" Makian Joanna membuat Jeffrey turun dari ranjang. Dia melempar kaos dan kemeja kotornya pada kepala Joanna. Lalu berlari menuju kamar mandi sebelum mendengar reaksi si wanita. "Sorry!"
"JEFFREY!" Joanna memekik saat mendapat lemparan kain. Dia tidak berekspektasi akan diperlakukan seperti ini. Karena Jeffrey tampak sedang tidak ingin bercanda tadi.
"SORRY LAGI!" sahut Jeffrey dari kamar mandi yang sengaja tidak dikunci. Karena dia tahu jika Joanna tidak mungkin masuk jika dirinya dalam keadaan telanjang seperti ini. Mengingat wanita itu memiliki gengsi yang tinggi dan tidak sejail dirinya, mungkin.
"Babi!" Joanna memaki lagi sembari melempar pakaian kotor Jeffrey pada keranjang putih. Dia juga mulai menghapus riasan dan menyiapkan pakaian ganti. Sekaligus pakaian untuk si suami. Karena dirinya tidak ingin melihat pria itu merusak tatanan walk in closet yang sudah rapi.
Tbc…

KAMU SEDANG MEMBACA
GET TO KNOW BETTER [END]
RomantikJoanna dan Jeffrey menikah karena perjodohan. Kisah klise yang sering berakhir menyedihkan. Namun Joanna berusaha menolak segala penderitaan. Sebab tidak ingin berakhir menyedihkan karena menikahi pria yang masih belum selesai dengan masa lalunya.