Bab 36: Menyusun Rencana

0 0 0
                                    

Beberapa hari setelah pertemuan penting dengan keluarga, keadaan di mansion Salvatici terasa lebih tenang, meskipun ancaman dari keluarga Moretti semakin mendekat. Arlo merasa ada kekuatan baru dalam dirinya, meskipun masih ada ketakutan yang mengintai. Keluarga yang dulu terasa jauh dan acuh kini menjadi pilar kekuatan yang tak terduga dalam hidupnya. Ada satu nama yang selalu hadir di benaknya—Elias.

Pada suatu sore yang cerah, Arlo berjalan menyusuri halaman belakang mansion, tempat favoritnya untuk berpikir. Pikirannya masih terbenam dalam kecemasan, namun langkahnya berhenti saat ia mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Ia menoleh dan melihat Elias mendekat, wajahnya penuh perhatian.

"Bagaimana perasaanmu, Lio?" tanya Elias, menggunakan panggilan kesayangan yang hanya ia gunakan untuk adiknya. “Pasti banyak yang dipikirkan, ya.”

Arlo mengangguk pelan, merasakan beban yang berat di dadanya. "Lio melasa cemas, Bang. Kita semua tahu kelualga Moletti tidak akan belhenti. Lio khawatil kalau kita tidak bisa menghadapi meleka."

Elias mendekat dan berdiri di sampingnya, menyandarkan tubuh pada pagar taman. "Kamu tidak sendiri, Lio," katanya, suara penuh keyakinan. "Selama ini, kita selalu hadapi masalah bersama. Dan kali ini pun tidak akan berbeda."

Arlo menatap Elias, merasa sedikit lebih tenang dengan kata-kata abangnya. "Tapi ini belbeda, Bang. Meleka ingin menghanculkan kita. Meleka tahu bahwa Lio adalah titik lemah kita."

Elias tersenyum tipis, wajahnya tetap penuh ketegasan. "Itulah kenapa mereka salah. Kamu bukan titik lemah, Lio. Kamu adalah bagian dari kita, bagian yang tak terpisahkan. Mereka tidak akan bisa menghancurkan kita jika kita bersatu."

Arlo merasa hangat dengan kata-kata Elias, tapi kecemasan masih belum sepenuhnya hilang. "Lio ingin melakukan sesuatu, Bang. Lio tidak ingin hanya beltahan, Lio ingin melawan meleka."

Elias meletakkan tangannya di bahu Arlo, memberikan rasa aman dan percaya diri. "Kamu sudah berani, Lio. Semua yang kamu butuhkan adalah waktu dan kepercayaan dari keluarga kita. Kami akan bersamamu. Kalau ada satu hal yang pasti, itu adalah kita akan berjuang bersama."

Arlo tersenyum, meskipun sedikit ragu. "Lio halap Lio bisa cukup kuat untuk itu."

"Dan kamu akan kuat. Karena kamu punya keluarga yang mendukungmu. Kami akan buat rencana, kita semua akan terlibat. Papa, Dante, Marco, bahkan Rico. Tidak ada yang akan berjalan tanpa persetujuanmu."

Arlo mengangguk dengan pelan, merasa sedikit lebih ringan. "Telima kasih, Bang. Lio akan melakukan apa pun untuk melindungi kita semua."

Elias tersenyum dan merangkul Arlo dengan lembut. "Abang bangga padamu, Lio. Keluarga ini tidak akan pernah runtuh, selama kita tetap bersatu."

Dengan pelukan itu, Arlo merasakan kehangatan yang luar biasa. Ketakutannya sedikit demi sedikit mulai menghilang. Ia tahu, meski ancaman Moretti semakin dekat, ia tak perlu menghadapinya sendirian. Bersama keluarga, ia siap untuk bertarung.

---

"ARLO  SALVATICI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang