Bab 11: Kejutan Baru dari Lio

0 0 0
                                    

Matahari pagi yang cerah menyinari kamar Lio, tapi seperti biasa, Lio sudah bangun lebih dulu, bersemangat seperti biasa. Hari itu terasa berbeda. Setelah kejadian kejutan di pagi hari beberapa waktu lalu, Lio merasa ingin membuat sesuatu yang lebih spesial untuk keluarga Salvatici.

---

Pagi yang Ceria

Pagi itu, setelah sarapan bersama, Lio memutuskan untuk membuat sesuatu yang bisa membuat Papa Luciano dan abang-abangnya terkejut lagi. Dia sudah belajar dari kesalahan sebelumnya, dan kali ini Lio merasa lebih siap.

"Bagaimana kalau aku buat sesuatu yang lebih serius?" gumamnya, sambil melihat dapur yang mulai berantakan. "Kali ini pasti mereka nggak bakal nyangka!"

Dengan semangat yang tak pernah padam, Lio mulai mempersiapkan bahan-bahan. Tepung, telur, mentega, dan bahan lain sudah ada di depan matanya. Dia tersenyum sendiri, berpikir bahwa kali ini kreasinya pasti akan sempurna.

---

Sementara itu di Ruang Tamu...

Sementara Lio sibuk di dapur, abang-abang dan Papa Luciano sedang duduk santai di ruang tamu. Mereka mengobrol tentang berbagai hal, mulai dari masalah keluarga hingga kekonyolan Lio yang terus menjadi topik pembicaraan.

Dante, yang duduk di dekat jendela, mengamati adiknya dengan tatapan penuh curiga. "Aku curiga Lio ada rencana lagi," katanya sambil tersenyum kecil.

"Jangan-jangan dia mau buat kejutan lagi?" tebak Rico dengan tawa kecil.

Papa Luciano menatap kedua anaknya yang lebih tua, "Entahlah, tapi apapun yang dilakukan Lio, kami tetap dukung dia. Bahkan jika itu bikin kita harus makan hal aneh lagi."

Ketiganya tertawa. Papa Luciano sudah terbiasa dengan keusilan Lio, meskipun kadang-kadang bisa bikin pusing. Namun, mereka semua tahu bahwa Lio adalah bagian dari keluarga mereka yang paling berwarna.

---

Kejutan yang Bikin Terkejut

Setelah beberapa waktu, Lio akhirnya muncul dari dapur dengan wajah penuh kemenangan. Kali ini, bukan kue kacau atau campuran aneh. Lio mengangkat nampan yang penuh dengan masakan yang lebih teratur—tapi tetap dengan sentuhan khas Lio. Ada pasta homemade dengan saus keju yang kental, salad buah segar, dan beberapa roti isi yang tampak sangat menggugah selera.

"Ini dia, kejutan baru dari Lio!" serunya dengan bangga. "Kali ini, aku serius!"

Papa Luciano dan abang-abangnya terkejut, namun kali ini kejutannya adalah hal positif. Mereka semua mengamati masakan di atas meja dengan takjub.

"Jadi kamu benar-benar bisa masak?" tanya Dante, memegang garpu dan sedikit terkejut dengan hasil masakan Lio.

Rico juga mengangguk, "Kali ini, kamu beneran serius, ya?"

Lio tersenyum lebar, "Tentu! Lio belajar dari pengalaman."

---

Makan Bersama, Dengan Canda Tawa

Saat makan dimulai, Papa Luciano dan abang-abang Lio menyantap hasil masakan Lio dengan hati-hati. Mereka ingin memastikan apakah kali ini masakan Lio benar-benar bisa diterima. Setelah beberapa suapan, semua terdiam sejenak. Kemudian, Rico yang biasanya paling cerewet, mengangkat wajah dan berkata dengan penuh senyum.

"Wah, ini enak, Lio. Serius!" kata Rico. "Nggak nyangka, kamu bisa masak juga."

Dante, yang biasanya nggak terlalu peduli dengan masakan, malah tertawa puas. "Aku nggak percaya, Lio! Ini jauh lebih baik dari yang aku kira!"

Papa Luciano mengangguk, "Lio, kamu bikin kami bangga. Aku tahu kamu pasti bisa kalau kamu serius."

Lio merasa seperti kemenangan pribadi. Kali ini, masakannya diterima dengan baik oleh keluarga. "Aku nggak hanya bikin kejutan, tapi aku juga pengen menunjukkan kalau aku bisa melakukan sesuatu yang bener!" kata Lio dengan percaya diri.

---

Momen Hangat Keluarga

Setelah makan, mereka semua duduk bersama, menikmati waktu keluarga yang langka. Saling berbagi cerita, tawa, dan kebahagiaan. Meskipun mereka kadang bertengkar atau merasa frustrasi dengan tingkah Lio, tidak ada yang bisa menahan ikatan mereka sebagai keluarga.

Papa Luciano memandang anak-anaknya dengan bangga, "Lio, terima kasih. Kamu memang nakal, tapi kamu selalu membuat hidup kita lebih berwarna. Kita semua bangga punya kamu di sini."

Lio tersenyum lebar, meskipun sedikit malu. "Aku cuma pengen keluarga ini bahagia, Papa."

Dante dan Rico saling bertukar pandang, lalu serempak berkata, "Lio, kamu memang punya cara sendiri untuk membuat semuanya jadi lebih hidup."

---

"ARLO  SALVATICI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang