Bab 17: Teror yang Menyusup

1 0 0
                                    

Setelah peristiwa tragis yang menimpa Karel, para pembuli yang terlibat mulai merasakan ketidaknyamanan yang luar biasa. Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi mereka tahu satu hal: sesuatu yang mengerikan tengah mengintai mereka. Setiap langkah mereka dipenuhi kecemasan, seolah ada sesuatu yang selalu mengawasi.

Vince, yang selalu merasa dirinya kuat dan tak terkalahkan, adalah salah satu yang paling merasakannya. Pagi itu, saat dia sedang berjalan pulang dari sekolah, ponselnya bergetar. Tiba-tiba sebuah pesan masuk tanpa nama pengirim.

“Kamu pikir Karel tidak akan membalas? Dia akan datang untukmu.”

Vince melihat layar ponselnya dengan cemas. Pesan itu terasa seperti sebuah ancaman yang datang entah dari mana. Meskipun tak ada yang terlihat mencurigakan, dia merasakan ada yang tak beres. Begitu mendekati rumahnya, perasaan aneh itu semakin intens. Seolah ada yang mengintai di balik bayang-bayang setiap sudut jalan yang ia lewati.

"Siapa yang mengirim pesan ini?" pikir Vince, namun rasa takut mulai meliputi pikirannya.

Tak lama setelah itu, sebuah suara datang dari balik pintu gerbang rumahnya yang terbuka sedikit.

“Vince...”

Vince terkejut dan berbalik, tapi tidak ada seorang pun di sana. Hanya angin malam yang berhembus kencang. Jantungnya berdegup kencang, dan keringat dingin mulai mengalir di dahinya. Ia merasa seperti ada sesuatu yang sedang menunggunya.

Teror itu tak berhenti di situ. Beberapa hari setelahnya, Vince menemukan benda aneh yang tergeletak di depan rumahnya. Sebuah boneka dengan wajah yang rusak, namun wajah boneka itu sangat mirip dengan wajah Karel. Sebuah pesan tercatat di tangan boneka itu:

“Kamu akan merasakannya.”

Vince merasa dunia sekitarnya berputar. Dia bisa merasakan ketegangan yang semakin menambah beban pikiran. Bahkan saat dia berada di sekolah, suara bisikan di belakangnya, yang terdengar samar dan menyeramkan, semakin mengguncang dirinya. Dia merasa terjebak dalam sebuah permainan yang tidak bisa ia menangkan.

Namun, ini bukan hanya tentang Vince. Para pembuli lainnya, seperti Edo, Raka, dan Bima, mulai merasakan hal yang sama. Mereka tidak tahu siapa yang mengancam mereka, tetapi perasaan cemas semakin menggantung di atas kepala mereka. Setiap saat, mereka merasa seperti sedang diawasi, seperti ada seseorang yang mengintai dari balik bayangan.

Rafael, yang semakin terobsesi dengan pembalasan dendamnya, mengamati semuanya dari jauh. Dalam diam, dia sudah merencanakan langkah berikutnya. Tanpa berbicara kepada siapa pun, Rafael mulai mengirimkan pesan-pesan yang penuh ancaman kepada para pembuli.

“Kamu akan menyesal telah membuli Karel. Dia akan mendapatkan keadilan. Semua dari kalian.”

Pesan-pesan itu membuat mereka semakin gelisah. Teror semakin menyebar, dan tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menghentikannya. Setiap langkah mereka terasa seperti akan membawa mereka lebih dekat pada sesuatu yang mengerikan. Mereka merasa seperti ada bayangan yang selalu mengikuti, siap untuk menerkam.

Di setiap sudut kota, ancaman dan teror itu semakin nyata. Bahkan di tengah keramaian, mereka merasa terasing dan takut. Masing-masing dari mereka mencoba menyembunyikan rasa takutnya, tetapi sulit untuk menutupi kenyataan bahwa mereka sedang menjadi sasaran. Setiap kali mereka mendengar suara langkah kaki di belakang, mereka berbalik dengan harapan bahwa itu bukanlah sosok yang mereka takutkan.

Dan Rafael, meskipun tidak terlihat, tahu bahwa waktunya akan datang. Pembalasan itu tidak akan berhenti sampai semuanya dibayar lunas.

---

Di Balik Bayangan DendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang