Selama satu bulan terakhir, Rimba berusaha bersikap biasa meskipun kecurigaannya terhadap tiga orang Latasya, Marcus, dan Edward terus membayangi pikirannya. Ia memilih untuk tidak menunjukkan apa pun yang mencolok agar tidak menarik perhatian mereka.
Hari ini, pelajaran Kimia sedang berlangsung, dan seperti biasa, Rimba mencoba fokus pada materi yang diajarkan. Namun, keberadaan dua bodyguard di depan kelas membuat suasana sedikit berbeda. Mereka ditempatkan di sana atas perintah Stevan, ayah Rimba, untuk memastikan anaknya tidak bolos seperti kebiasaannya.
Beberapa teman sekelas Rimba tampak melirik para bodyguard itu dengan rasa penasaran dan sedikit canggung. Mereka berbisik-bisik di antara satu sama lain, sementara Rimba sendiri berusaha mengabaikan keberadaan para penjaga tersebut.
"Rimba, serius banget hari ini. Enggak seperti biasanya," gumam seorang teman di belakangnya.
Rimba hanya tersenyum tipis tanpa menoleh. Dia tahu, menunjukkan reaksi berlebihan hanya akan membuat situasi menjadi lebih rumit. Baginya, yang terpenting saat ini adalah tetap waspada dan tidak memberikan kesempatan bagi siapa pun untuk mencurigai apa yang ada di pikirannya.
Merasa bosan, Rimba mulai mencari kesenangan sendiri di tengah pelajaran yang membosankan. Ia merobek-robek kertas dari buku catatannya, kemudian melemparkannya ke arah guru yang sedang menjelaskan materi di depan kelas.
Beberapa kali aksi itu dilakukan hingga akhirnya sang guru tidak lagi bisa menahan kesabarannya.
"Rimba! Keluar kamu sekarang juga!" bentak guru tersebut dengan wajah penuh amarah.
Rimba justru tersenyum lebar mendengar itu. Dengan langkah santai, ia mengangkat tangannya seperti mengucapkan salam perpisahan kepada teman-temannya. "Dengan senang hati, Bu!" serunya sambil berjalan keluar dengan riang.
Para sahabatnya hanya bisa memandanginya dengan wajah memelas, seolah ingin berkata, "Kenapa sih harus cari masalah terus?" Tapi Rimba tidak peduli. Begitu keluar dari kelas, ia langsung berlari ke arah lapangan, meninggalkan dua bodyguard yang bertugas menjaganya.
Kedua bodyguard itu, yang sejak tadi berdiri di depan kelas, hanya bisa saling melirik sebelum akhirnya mengejar Rimba. Mereka tahu benar bahwa tugas menjaga anak tengah Stevan ini bukanlah tugas yang mudah.
Setelah berlari cukup jauh, Rimba akhirnya berhenti di dekat pohon besar di belakang sekolah. Ia membungkuk sedikit, mencoba mengatur napasnya. Kedua bodyguardnya tiba tidak lama kemudian, berdiri dengan wajah datar namun jelas kelelahan.
"Aku dikeluarkan dari kelas, tahu, Om. Jadi jangan salahkan aku," kata Rimba, mencoba membela diri sambil bersandar di batang pohon.
Salah satu bodyguard, yang terlihat lebih tua, menatapnya dengan sabar. "Tuan muda, setelah pelajaran berikutnya dimulai, Anda harus kembali ke kelas," ujarnya dengan nada tegas namun sopan.
Rimba langsung mendengus. "Dih, ngatur banget sih! Ente berdua bukan bokap gue!" balasnya ketus sambil melipat tangan di dada.
Bodyguard yang lebih muda mencoba menenangkan situasi. "Kami hanya menjalankan tugas, Tuan Muda. Kalau Anda terus membuat masalah seperti ini, Tuan pasti akan semakin marah."
Rimba mendelik, lalu tertawa kecil. "Biarin aja. Bokap gua kan selalu sibuk, mana sempat mikirin gua. Lagian, gua cuma mau sedikit kebebasan, bukan berarti gua salah kan?"
Bodyguard yang lebih tua hanya menghela napas. "Kami tidak bisa berdebat dengan Anda, Tuan Muda. Tapi kami harus memastikan Anda aman dan mengikuti aturan sekolah."
Rimba mendecak kesal sambil mengacak-acak rambutnya. "Aman? Di sekolah ini? Lucu banget! Gua cuma dikeluarkan dari kelas, bukan kabur ke luar negeri."
Mereka bertiga terdiam sejenak, hingga suara langkah kaki terdengar mendekat. Rimba menoleh, dan betapa terkejutnya ia saat melihat Latasya, tantenya, berjalan santai ke arah mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rimba
Fiction généraleNot BL/Only Brothership. Ini hanya kisah ayah dan anak saja tidak lebih. Rimba dan jovetic sosok anak tengah yang menjadi pelipur lara bagi keluarganya. Remaja yang setiap hari akan membuat sang ayah menghela nafas kasar akan segala tindakan nakalny...