#Episode 64

938 154 20
                                    

Selain sibuk mengurus pekerjaan kini Miller lebih sering meminta bantuan ayahnya untuk menangani beberapa pekerjaan yang membuatnya harus lembur.

Semua itu karena dia ingin berada di dekat Axel seserian mungkin, menemani omega-nya itu selama masa pemulihan juga memantau perkembangan keadaan putra-putrinya yang masih harus terus dirawat secara khusus karena terlahir prematur.

"Hai, bagaimana perasaanmu?" dapa Miller saat memasuki ruang rawat Axel.

"Oh, hai." Senyum Axel merekah menyambut kedatangan Miller. "Aku baik-baik saja, lebih baik dari kemarin."

Miller menaruh bawaannya di atas meja samping ranjang Axel, mendekat lalu menunduk sedikit untuk memberikan kecupan kecil pada bibir pucat itu sebelum akhirnya duduk di sisi ranjang menghadap Axel yang kini tengah tersipu.

Bahkan dalam keadaan seperti ini, Axel terlihat sangat cantik di matanya. Selain perutnya, tidak ada yang berubah dari pria itu, masihlah cantik dan tampan di saat yang bersamaan.

"Kau sudah makan? Aku bawa beberapa buah, mau aku potongkan apel?" tanya Miller penuh perhatian.

"Ya, aku juga baru selesai memompa asi. Kau bawa pir juga?" jawab dan tanya Axel balik sembari menoleh sejenak ke arah paper bag yang Miller bawa tadi.

"Tentu." Tanpa banyak bicara lagi Miller mengambil satu buah pir, mencucinya dan mulai memotongnya menjadi bagian-bagian kecil kemudian dia sajikan dalam sebuah piring kecil yang ada dan menyerahkannya pada Axel.

Dia sengaja tidak mengupasnya karena tahu Axel tipe orang yang memakan buah berkulit tipis seperti apel, persik, dan pir ini salah satunya.

Senyum lembut terukir di bibir Miller saat memperhatikan Axel makan dengan nikmat.

"Ryder," panggilnya dengan hati-hati setelah terdiam beberapa saat.

"Hm? Kau mau?" Axel menyodorkan sepotong pir yang dia tusuk dengan garpu buah itu pada Miller.

Miller terkekeh kecil sembari menggeleng. "Kau belum melihat mereka sama sekali kan?" tanyanya meneruskan tujuannya memanggil barusan.

Ekspresi cerah Axel meredup perlahan. Dia langsung mengerti ke mana arah pembicaraan ini.

"Ah, itu ... kau benar, aku belum bisa." Suara Axel melemah di akhir kalimatnya. Tatapannya beralih sembari menurunkan tangannya yang menegang piring dan garpu itu.

"Apa kau marah padaku? Aku tahu ini cukup kejam untuk tidak menjenguk sama sekali anak yang telah susah-payah aku kandung dan lahirkan, tapi aku punya alasan sendiri." Axel tidak berani menatap ke arah Miller lagi.

Entah kenapa ini mengingatkan Miller akan hari-hari di awal pernikahan mereka.

Mungkin Axel yang pertama kali mengusulkan tentang perjanjian untuk memiliki anak, tapi dia juga yang paling merasa khawatir bahwa ketakutan saat mereka benar-benar akan memilikinya.

"Apa aku boleh mendengar alasannya?" tanya Miller dengan lembut sembari menyentuh punggung tangan kanan Axel.

Perlahan Axel mulai mau mengangkat wajahnya untuk menatap Miller.

"Aku ... takut," ucap Axel sembari membalas genggaman tangan Miller. "Tidak bisa sekarang, tapi aku janji akan merawat mereka dengan tanganku sendiri setelah keadaan mereka stabil. Aku tahu ini sudah lewat dua minggu dan keadaan mereka baik-baik saja, tapi aku takut. Bahkan hanya membayangkan keadaan mereka yang harus menjalani perawatan khusus dalam inkubator itu, aku tidak bisa. Ini terlalu menyakitkan, andai saja mereka bisa lahir sesuai dengan waktunya mereka pasti tidak harus mengalami itu semua. Aku ...."

Miller mendekap tubuh itu, mengeluarkan sedikit feromonnya untuk menenangkan Axel yang kini tengah goyah.

"Aku mengerti, tidak ada yang salah di sini. Kau benar-benar hebat sudah menjaga mereka sampai bisa terlahir ke dunia, dan ingat mereka adalah kado ulang tahun terindah darimu yang tidak akan pernah tergantikan. Kita semua butuh waktu untuk memikirkan diri sendiri juga, kau sudah cukup berjuang. Jadi tidak apa-apa, kau pantas mendapatkan waktu untuk istirahat sebelum benar-benar memulai peran kita sebagai orang tua, ya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang