"Kamu tuh ya nggak ada bosan-bosannya bikin masalah terus" Oceh seorang guru yang sedang menghukum muridnya di tengah lapangan "Ckck saya capek harus ngomong berapa kali sama kamu tapi nggak pernah kamu dengar" terdengar nada frustasi dari sang guru.
"Maaf pak" ucapnya yang berdiri di depan tiang bendera sambil hormat."Saya bosan mendengar kata maaf dari kamu, pokonya tetap kaya gini sampai jam istirahat pertama" ucap Pak Dani sambil berlalu meninggalkannya.
Ia hanya mengerang kesal karena mendapat hukuman dari Pak Dani karena dia telat setengah jam dari bel masuk sekolah. Cowol tu melihat jam tangan hitam yang terpampang dilengan kirinya, masih harus menunggu 2 jam lagi untuk istirahat, udah panas,capek,haus rasanya pengen cepat-cepat bel istirahat. Ia melirik kekanan dan kekiri memastikan keadaan setelah dipastikan aman dia berlari menuju-- KANTIN!!!
Sampai dikantin ia melihat sekitar lumayan sepi palingan ada pengurus kantin yang sedang beberes untuk istirahat nanti. Ia mulai memesan es jeruk dan satu piring somay. Dengan lahapnya ia memakan somay yang ia pesan sampai melupakan keadaan.
"Mancap jiwa" gumamnya sendiri "Kan kalo kaya gini enak.." ucapnya lagi sambil sesekali melahap somaynya. Tiba-tiba--
"Enak yah?" ucap seorang dibelakangnya sambil menjewer kuping kirinya. Dengan gerakan lambat ia pun memutar kepalanya ke belakang, yang sekarang sudah terpampang muka Pak Dani.
"Hehehe Bapak, ngapain disini pak? mau pesen somay juga? saya pesenin yah, sekalian kita makan bareng disini, saya traktir deh" nyengirnya salah tingkah
"ZERIIIIILLLLLL KEMBALI KE TEMPAT SEBELUMNYA!!!" oke bisa dipastikan bakal ada kiamat buat Zeril. Dengan cepat Zeril lari terbirit-birit mendengar ucapan mengglegar dari pak Dani.
-----------------------
Sekarang bel istirahat Zeril yang terbebas dari hukuman Pak Dani langsung memasuki kelasnya XII IPA 2 yang terlihat agak sepi karena memang sekarang jam istirahat dan hanya terlihat beberapa murid yang sedang mencatat pelajaran yang belum selesai. Zeril sengaja menyenggol lengan seorang yang sedang menulis sehingga membuat buku orang itu tercoret panjang.
"Zerilllllllll kecoret kan buku gue" teriak cewek itu.
"Upss sorry sengaja hahaha" perkataan Zeril membuat cewek itupun mengerang kesal.
"Ngapain sih lo masuk? Udah tenang hidup gue kalo lo nggak masuk"
"Kalo gue nggak masuk nanti lo kangen sama gue Kaira" cewek yang bernama Kaira langsung pergi meninggalkan Zeril yang sedang tertawa.
Memang Zeril dan Kaira seperti kucing dan tikus setiap mereka bertemu. Zeril yang selalu iseng terhadap Kaira membuat Kaira selalu menganggap Zeril adalah cowok menyebalkan. Apalagi tempat duduk Zeril yang berada di belakang tempat duduk Kaira membuat Zeril berpeluang besar untuk menjahilinya setiap sekolah.
Zeril menaruh kepalanya ke lipatan tangannya yang berada di atas meja sambil memakai earphonenya. Baru saja dia memejamkan matanya tiba-tiba dia merasakan tangannya di senggol dengan sengaja. Ia mengangakat kepalanya dari lipatan tangannya. Seketika raut wajahnya berubah saat melihat siapa yang ada dihadapannya sekarang.
"Ngapain sih lo? Kelas lo disebelah, Salah kelas lo!" ketus Zeril yang mencoba melanjutkan tidurnya.
"Gue tadi liat lo dihukum Pak Dani, gara-gara kenapa?" ucap cowok itu dengan nada dingin seperti biasa.
"Nggak usah sok care, bukan urusan lo" jawab Zeril tak kalah dingin
"Mau sampai kapan sih Ril lo kaya gini?"
"Udah lah Ris, kalo lo cuman mau ngebahas kenapa gue dihukum mending lo cabut soalnya gue lagi males ngebahasnya. Gue mau tidur " ucap Zeril ketus.
"Oke fine"
"Eh ada Zeris, ngapain lo disini?" Kaira datang dengan membawa buku-buku penuh ditangannya. Zeris yang ditanya hanya melirik kearah Zeril yang sekarang sedang melanjutkan aktivitasnya.
"Oh iya lupa kembaran lo kan disini" kekeh Kaira. Lucu.
"Gue cabut" ucap Zeris singkat dan berlalu. Kaira memandang Zeril dan Zeris secara bergantian.
Zeris dan Zeril saudara kembar, secara fisik mereka mempunyai rupa yang sama namun untuk membedakan terlihat dari sifat mereka masing-masing. Mungkin Zeris lebih cenderung memiliki sifat dingin dan Zeril lebih cenderung memiliki sifat pembuat onar. Mereka sama sama mempunyai wajah yang mampu memikat hati wanita manapun. Karena ketampanannya mereka begitu di idolakan oleh siswi-siswi di sekolahnya.
-----------------------
Pukul 19.15 namun belum ada tanda-tanda Zeril pulang dari sekolahnya yang harusnya sudah pulang 4 jam yang lalu. Zeris berdiri di balkon kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Zeril , sambil menyesap cokelat panas yang dia bikin. Memang bagi Zeris sudah tidak kaget melihat Zeril yang selalu seperti ini. Sebagai seorang kakak, Zeris selalu menasehati Zeril namun Zeril mengacuhkan semuanya.
Zeris melihat jam menunjukkan pukul 20.00. Kemudian dia duduk di ruang keluarga, sendirian. Rumah begitu tampak sepi sejak kepergian Mamahnya 2 tahun yang lalu dan Papahnya selalu ada bisnis ke luar negeri dan Zeris Zeril hanya tinggal bersama 3 orang pembantu yang sudah lama meengurus rumah sejak mereka berdua masih kecil.
Suara motor yang dikenal terpakir di perkarangan rumahnya. Zeril masuk dengan masih memakai seragam yang kini sudah berantakan, rambutnya berantakan namun tidak mengurangi ketampanannya. Zeril melihat Zeris yang sedang menonton tv namun ia tetap berjalan kearah kamarnya tanpa berkata apapun.
"Jam berapa ini? Dari mana?" ucap Zeris tanpa melepas tatapannya dari tv.
Zeril yang mendengar kemudian menghentikan langkahnya tanpa menengok ke Zeris "Bukan urusan lo"
"Jelas ini urusan gue, kalo lo kenapa-napa gimana? Sedangkan Papah masih di jepang" Zeris berkata dengan santai.
"Nggak usah sok peduli deh Ris sama gue, gue tau lo cuman pura-pura peduli kan? Sebenernya lo seneng kalo gue nggak ada"
"Ril, kalo Papah tau lo selalu kaya gini yang ada Papah malah benci sama lo" Zeris berusaha menasehati.
"Papah emang udah benci sama gue"
"Zerillll!!!" bentak Zeris.
"Gue capek, gue ngantuk" ucap Zeril melangkah menuju kamarnya. Sedangkan Zeris hanya menghela nafas berat.
----------------------
Zeril merebahkan tubuhnya ke atas kasurnya mencoba menghilangkan penat dan sesak yang dia rasakan mencoba memejamkan matanya dan sesekali menarik nafasnya. Sejak kepergian Mamanya ia berubah, ia pun menyadari perubahannya. Ia terduduk di kasurnya dan mengambil sebuah figura kecil yang terdapat foto dia dan Zeris yang diambil ketika dia kelas 3 SMP. Sebuah lengkungan tertarik dari ujung bibirnya.
"Maafin gue Ris, gue emang saudara yang selalu bikin lo kesel yang selalu bikin lo repot gue emang nggak pantes jadi adik lo. Gue selalu bikin susah semuanya apalagi Papah. Maafin gueeee" tangis Zeril pecah dan airmatanya jatuh diatas fotonya.
--------------------------
Makasih ya gaes yang udah baca cerita gue, maaf masih amatiran nih buat cerita wkwk. Minta vote dan comment dong..
haha makasih({})
Diatas Zeril sama Zeris
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Boy
Teen Fiction[slowupdate]- Mereka memang mirip dari segi fisik, mereka berdua bagaikan seorang yang sedang bercermin, Namun mereka berbeda dari segi sifat..