25

2.3K 129 14
                                    

Cowok yang mengenakan kaos hitam polos itu sedang berjalan di sekitaran lorong sambil menempelkan ponsel di telinganya, menelepon seseorang namun tidak pernah diangkat oleh orang di sebrangnya. Zeril yang tadinya berencana untuk ke sekolahnya malah berputar arah ketika di jalan karena mendapat kabar dari teman sepertawurannya. Entah bagaimana perasaannya sekarang ketika mendapat kabar seperti itu. Diantara percaya dan tidak percaya. Namun, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri jika semua kabar itu adalah bohong dia tidak akan segan-segan mengikat kawannya itu di pohon belakang sekolahnya. Terlihat sebagian tampang-tampang suram temannya yang sedang menunggu di kursi tunggu depan ruangan Egi. Zeril hanya melihat mereka tanpa menyapa seperti biasanya, pikirannya hanya orang yang berada dalam ruangan tersebut.

Perlahan pintu ruangan di buka menampilkan orang yang sedang duduk di bangkar sambil melihat kearahnya dengan tatapan aneh.

Zeril melihat ke arah Farel yang disamping Egi. Terlihat Farel mengangguk melihat Zeril seperti meyakinkan kalau ini memang benar nyata.

"Gi?" panggil Zeril.

Egi yang dipanggil hanya menatap Zeril bingung.

"Gi," Zeril melambaikan tangannya di hadapan Egi yang menatapnya kosong "Respon gue dong, jangan ngeliatin gue kayak gitu" sambung Zeril.

"Gi, ngomong coba itu di panggil. Kalo di panggil harus jawab apa hayooo" bantu Farel.

"Rel, jelasin ke gue. Egi kenapa nggak mau respon gue"

"Dari tadi, Ril. Sama anak-anak juga gini aja, ngeliatin ajaaa"

Zeril melihat kearah Egi "Gi, nggak lucu ah. Seengganya lo ngomong dikit gitu jangan jadi gagu" Zeril benar-benar panik karena Egi dari tadi hanya melihatnya dengan tatapan kosongnya.

Egi mengernyitkan dahinya "Lo-"

Zeril mulai tersenyum.

"Lo siapa?"

Senyum Zeril luntur seketika.

"Gi, nggak lucu ah hahha" tawa Zeril.

Egi melihat kearah Farel "Dia siapa?" tanya Egi sambil menunjuk Zeril.

"Rel," panggil Zeril meminta penjelasan.

"Lo siapa?" tanya Egi lagi.

"Gue juga nggak ngerti Ril, dokter bilang syaraf otak Egi ada yang putus jadi dia rada amnesia kemungkinan rada nggak waras juga Ril"

"Hah?"

"Mending lo kenalan ulang, Ril. Biasa gitu"

"Hah? Serius njir"

"Iya serius"

Zeril mengarahkan telapak tangannya kearah Egi yang di sambut telapak dingin Egi "Zeril" Zeril merasa aneh ketika harus berkenalan ulang dengan Egi.

"Zeril?"

"Amnesia kambuh biasanya gilanya kambuh kata dokter karena syarafnya jadi satu"

Zeril benar-benar tidak mengerti dengan perkataan Farel dia percaya dan tidak percaya. Percaya karena Farel yang lebih dulu datang dibanding dirinya yang memungkinkan kalau Farel tau segalanya sebelum kedatangannya.

"Hah?"

Egi terlihat memasang wajah sengit kearah Farel dan berkata "Gue nggak bisa, sial. Ini di luar skenario"

"Ini apaan sih, gue nggak ngerti" Zeril menjambak rambutnya sendiri "Lo nggak apa-apa kan, Gi?"

"Zeril Tan Winata, kembaran Zeris Tan Winata, pentolan tawuran SMA Nusa Global, gebetannya Kaira macan betina, Aw-aw—" Egi memegang kepalanya membuat Farel dan Zeril mendekatinya secara bersamaan.

Twin BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang