Zeris mencengkram kaos Zeril dan menghempaskan kembarannya itu sampai hampir tersungkur jatuh. Emosi nya di permainkan oleh kembarannya itu. Cowok itu baru saja mengantar Zeril untuk menyelesaikan panggilan polisi di kantor polisi. Sebenaranya Zeris malas, hanya saja pihak dari polisi pun meminta pihak keluarga untuk ikut.
"LO?!!" ucap Zeris sambil menghempaskan tubuh Zeril.
"Ah—"
"Gue nggak ngerti sama kehidupan lo di luar sana! Jangan bawa-bawa kehidupan lo yang suram ini ke rumah dan jangan bawa-bawa orang lain untuk ngurus semua kehidupan lo yang nggak penting, gue harus bilang berapa kali sama lo!!!!" perkataan Zeris sudah naik beberapa oktaf. Emosinya sudah meluap.
Zeris pun sangat menguntungkan di setiap kejadian Zeril beberapa hari ini yang begitu fatal Papahnya selalu tidak ada di rumah.
"Ris, gue nggak—"
"Untungnya lo cuman di tanya informasi tentang orang itu, kalo lo sampe di tangkep gimana?! Gue harus bilang apa sama Papah kalo dia balik" Zeris merasa pusing dan mencengkram rambutnya hingga berantakan.
Zeril menunduk merasakan campur aduk di hati dan pikirannya.
"Ril, berhenti melakukan dan berteman dengan hal-hal bodoh!"
"Bagaimana pun dia kawan gue, Ris" ucap Zeril.
"Dia kawan lo, kalaupun dia ke tangkep dan lo pun ikut ke tangkep apa masih bisa di sebut kawan? Dia bisa bantu lo apa?! Solid-solid tai anjing, ngerti lo!"
"Ris—"
"Kawan lo sekarang buron pengedar narkoba, inget!" Zeris berbalik mendekat dan mencengkram kembali kaos milik Zeril "Bilang sama gue, kalo lo make karena orang itu" ucapnya lagi.
Zeril melepaskan tangan Zeris di kaosnya "Iya, gue—"
"GOBLOK!!!" teriak Zeris "Lo tau apa dampaknya? Bagaimanapun cepat atau lambat polisi bisa aja kesini lagi untuk nyari lo"
Zeril terlihat mengernyit bingung.
"Bukan sebagai saksi atau apapun tapi sebagai PEMAKE!!! NGERTI!!!"
--------------------------------
Zeril merenungkan setiap hal yang dia lakukan sebelumnya. Memang penyesalan selalu datang di akhir. Dalam hati Zeril mengaku menyesal dengan perbuatannya selama ini. Dia pun membenarkan perkataan Zeris yang terakhir cowok itu katakan padanya. Bisa saja dia akan di tangkap sebagai pemakai, mengingat dia pernah memakai barang haram tersebut walaupun sedikit dan sebentar. Dia juga sangat menguntungkan, jika dia sekarang sudah terlepas dari barang itu.
Drrttt.. Drttt..
"Hallo"
"Arka baru aja di temuin, Ril"
Ya, itu suara Daniel.
"Serius?"
"Iya, baru aja gue hari ini dari polres buat di minta keterangan dan nggak lama gue dapet kabar kalo Arka udah di temukan"
Zeril memijit pelipisnya pelan, rasanya pusing sekali.
"Terus?"
"Dia di temuin bahkan dalam keadaan sakau"
Zeril sudah tidak mengerti lagi dengan temannya itu. Rasanya Zeril ingin musnah saja dari bumi.
Klik. Mati.
------------------------------------
Kaira mencari sosok Zeril yang sedari tadi tak terlihat di matanya hanya ada tas hitamnya yang berada dalam kelas namun sosoknya tidak ada. Kaira sudah mencari ke tempat biasa Zeril dkk berkumpul yaitu belakang gudang namun tak di temui sosok itu. Kaira bahkan sudah mencari Zeril di rooftop sekolahnya namun tak di temukan juga Zeril. Kaira akhirnya berlari menuju gerbang dan keluar dari sekolahnya untuk mencari cowok itu di basecampnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Boy
Teen Fiction[slowupdate]- Mereka memang mirip dari segi fisik, mereka berdua bagaikan seorang yang sedang bercermin, Namun mereka berbeda dari segi sifat..