21

2.8K 173 10
                                    

Dihari liburnya Zeril berniat untuk ke kantor polisi tempat dimana salah satu pelaku kejadian Egi tertangkap. Zeril masih penasaran untuk menanyakan siapa dalang dibalik semua ini.

Beberapa menit menunggu, orang itu keluar dengan mengenakan pakaian khas napi. Cocok sekali, pikir Zeris. Tampangnya melihat Zeril benar-benar tanpa dosa, tak segan orang itu melemparkan tawa tengilnya kepada Zeril yang sudah emosi.

Orang itu duduk dihadapan Zeril "Jadi lo yang namanya Zeril, bener-bener salah sasaran"

Zeril mengernyit mendengar perkataan orang itu "Lo nyari gue, ada masalah lo sama gue kenapa kawan gue yang kena, goblok!"

"Hahahaha gue nggak tau lo, dan gue nggak punya urusan sama lo"

"Terus?"

"Gue cuman ikut-ikutan"

"Pentolan lo siapa?"

Orang itu menatap Zeril dengan tatapan menyebalkan "Gue bilang gue cuman ikut-ikutan. Gue diajak ya gue ayo"

"Siapa yang ngajak lo, bangke?"
Zeril benar-benar di uji kesabarannya menghadapi manusia setengah waras ini.

"Nanti juga lo tau"

Zeril menarik baju orang itu "Gue nggak mau basa-basi anjir!!"

Polisi yang berada disitu "Waktu cukup" lalu menarik orang itu kembali pada sel nya.

-------------------------

Zeris yang sedang mengeringkan rambutnya langsung melihat kearah layar ponselnya yang tertera panggilan masuk dari nomor yang tidak di ketahuinya. Dengan malas Zeris mengangkatnya.

"Hmm" gumamnya.

"Hay, Ris"

Seketika dadanya berdegup dengan cepat antara tidak percaya.

"Siapa?" Zeris yang kurang yakin menanyakan pertanyaan tersebut.

"Apa kabar?"

"Lo?"

"Jemput gue hari ini, bisa?"

----------------------------

"Gue kemaren ketemu kawan lo, Ril" ucap Kaira tiba-tiba.

Zeril dan Kaira masih berada di sekitar pemakaman. Sehabis dari kantor polisi Zeril menyempatkan diri untuk bertemu Mamahnya dengan mengajak Kaira. Hanya Kaira mungkin yang bisa mengerti dirinya untuk saat ini, hanya Kaira yang tidak akan memukulnya seperti lainnya, hanya Kaira yang tidak akan menghinanya untuk segala perilaku bangsatnya.

"Siapa?"

"Eza"

Zeril mengernyit "Inget ya Kai, gue nggak punya temen yang namanya Eza"

"Aneh sih"

"Besok-besok kalo ketemu, lo langsung bilang gue. Gue mau tau" ucap Zeril.

"Bilang apa?" tanya Kaira dengan wajah polos.

"Bilang cinta juga boleh" goda Zeril.

Kaira menepak lengan Zeril "Sinting"

"Lagian gue bilang jangan pergi sendiri kalo kemana-mana"

Kaira merengut "Siapa yang nggak bisa anter gue balik kemaren?"

"Gue"

"Yaudah jangan salahin gue kalo gue sendirian lah"

"Farel, lo bisa minta anter dia. Kemana dia? Udah gue bayar buat ngejaga lo kalo gue nggak bisa jaga lo" ucap Zeril menyenderkan tubuhnya di motornya.

Twin BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang