3

9.2K 549 0
                                    

Hari sabtu, sekolah pun diliburkan hanya ada siswa atau siswi yang sedang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Zeris selalu bangun pagi setiap sabtu untuk latihan basket disekolahnya beda dengan Zeril. Zeril tidak pernah mengikuti kegiatan apapun disekolahnya.

Zeris turun untuk sarapan, ia melihat sekitar rumahnya. Begitu sepi, berbeda saat Mamanya masih ada mungkin setiap pagi akan disambut Mamanya yang sedang menyiapkan sarapan. Lagi-lagi ia mengingat almarhum Mamanya, lalu ia menarik nafas dalam-dalam.

"Pagi Mas Zer-" Bik Minah tampak berpikir. Padahal sudah 11 tahun bekerja sebagai pembantu dirumahnya dan sudah dianggap sebagai ibunya sendiri namun Bik Minah suka tak bisa membedakan yang mana Zeris atau Zeril.

"Zeris Bik.." kekeh Zeris "Pagi juga bik" sapa Zeris hangat.

"Maaf yah Mas Bibik kebiasaan nggak bisa bedain yang mana mas Zeris yang mana mas Zeril" ucapnya dengan logat jawa.

"Nggak apa-apa bik" ucap Zeris tersenyum

Seketika Zeris melihat kearah pintu kamar Zeril yang masih tertutup. Mungkin masih tidur pikirnya. Kemudian ia langsung bergegas ke sekolahnya.

------------------------------------------

Sesampainya di sekolah ia melewati koridor sambil mendengarkan musik di iphone nya.tepukan kecil dipundaknya membuat ia menoleh kearah belakang. Cio, teman dekatnya nyengir lebar kearahnya mungkin sedikit membuat Zeris ngeri.

"Ris! Line gue kenapa nggak dibales semalam?" tanya Cio merangkul sobatnya itu.

"Gue males" ucap Zeris singkat. Cio memang sudah kebal dengan sifat Zeris yang selalu dingin seperti ini.

"Jahat sekali, padahal gue mau curhat" Cio selalu begitu kepada Zeris.

"Maaf, kalo mau cerita sekarang aja" ucap Zeris berhenti berjalan membuat Cio nyengir selebar-lebarnya.

"Jadi gini Ris-" baru mulai cerita tapi Zeris meninggalkannya "Zeris! Ris! kampret lo ninggalin gue"

"Abis lo kelamaan ceritanya, Ci" Zeris hanya melambaikan tangan kirinya tanpa nengok kebelakang.

"YaAllah kuatkan hamba dari temen macam dia" gumam Cio.

------------------------------------------

Zeril melihat kearah jam yang berada diatas nakasnya. Jam setengah sepuluh, ia langsung bergegas mandi setelah mandi ia hanya mengenakan kaos oblong hitam polos dan celana jins selutut tanpa menyisir terlebih dahulu ia langsung turun. Sepi, pikirannya sama seperti Zeris saat melihat kondisi rumahnya.

"Pagi Mas Zeril.." sapa Bik minah saat Zeril duduk diruang makan.

"Pagi Bik, Zeris mana?" tanya Zeril.

"Seperti biasa Mas, Mas Zeris latihan basket" Zeril hanya mengangguk "Bik, Bibik udah sarapan belom?"

Bik minah bingung "Nanti mas, bibik mau kedepan dulu" Zeril menarik tangan Bik Minah menyuruhnya duduk disampingnya.

"Bibik temenin Zeril sarapan ya, Zeril mau ditemenin" kata Zeril sambil menyiapkan roti untuk Bik Minah. Bik Minah tau apa yang dirasakan oleh anak majikannya ini, dia kesepian, dia mengingat almarhum Mamanya. Bik Minah tersenyum lirih.

------------------------------------------------

Seusai latihan basket Zeris berniat untuk pergi ke suatu tempat. Dimana tempat yang mampu membuat ia merasakan sesak teramat dalam. Namun sebelumnya, ia membeli bunga mawar putih, bunga kesukaan seorang yang amat dia sayang.

Twin BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang