Zeril duduk di taman belakang sambil memegangi buku dan pulpen. Sesekali melihat kearah buku itu mencoba memahami tulisan dan mencoba memahami artinya. Jika kalian berpikir itu adalah buku materi belajarnya, kalian salah. Buku yang Zeril pegang adalah buku coretan yang Egi tulis untuk menulis informasi dari Zeris saat itu. Buku itu milik Egi, namun tertinggal saat ingin pulang.
'Seragam'
'Harapan Pertiwi'
'Dua orang'
'Sepupu Runa'
"Ini sepupu Runa kenapa masuk list?"
'Zeril'
"Kenapa nama gue juga di tulis begini?"
Zeril melihat kearah kolam ikan yang menampilkan sosok Zeris yang sedang memberi makan ikan-ikan di kolam. Sekarang pukul 10.15 harusnya jadwal kembarannya itu sedang di sekolahan untuk mengurus eskul atau segala macamnya orang yang sibuk di hari libur. Tapi, karena kejadian kemarin membuat Zeris harus terpaksa di rumah.
"Ris"
Zeris hanya melihat Zeril sekilas lalu melanjutkan aktifitasnya tanpa menggubris panggilan Zeril membuat Zeril menyesal memanggil manusia es itu.
"Harus di samperin terus bikin panas biar cair es nya" Zeril bermonolog dan langsung mendekati Zeris sambil memegang buku dan pulpennya.
Sejak kejadian yang menimpa Zeris, tak biasanya Zeris diam seperti ini. Biasanya dia akan mengomeli Zeril, memberi ceramah hidayah buat Zeril, memaki Zeril, menyalahkan Zeril dan sebagainya. Zeril hanya aneh saja tidak ada ocehan dari mulut kembarannya itu.
"Ris"
Zeris tetap tak menggubris panggilan Zeril.
"Ris, budek lo?"
"Apaan?" sautnya dengan malas.
Zeril bingung sendiri ditanya seperti itu. Iya juga yaa, ada apa dia mendekati Zeris seperti ini. Tak biasanya. Padahal Zeril mendekati karena ingin mendengar Zeris memakinya seperti biasa di setiap kejadian yang baru terjadi.
Zeril merasa kikuk menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ngapain sih lo, bego?" ketus Zeris melihat tingkah Zeril yang aneh.
Gas terooossss, batin Zeril.
"Gatel"
Zeris menghela nafasnya malas langsung melengos pergi namun kaos bajunya di tarik oleh Zeril.
"Apaan sih lo, anjir?"
"Bentar, gue butuh info lo" Zerilpun langsung duduk di teras dan menyuruh Zeris untuk ikut duduk bersamanya.
"Apaan?"
Hitung berapa kali Zeris bilang 'apaan'.
Zeril menunjukan buku yang di pegangnya dan memberi tau Zeris yang membuat kembarannya itu mengernyitkan satu alisnya bingung.
-------------------------------------
Zeril baru saja tiba di sebuah cafe yang sebelumnya sudah di janjikan di grup chatnya. Dia melihat jam di tangannya,dia kecepatan apa bagaimana? Padahal dia sudah sengaja di lambat-lambatin tapi tetap saja yang sampai tujuan dia duluan. Janjian dengan sahabat-sahabatnya itu tak sesuai rencana. Untung saja dia tak sendirian.
"Telpon dong, Ril" suruh Kaira.
"Nanti juga munc- Tuh kan" Zeril mengedikan dagunya kearah dua orang yang baru saja memasuki cafe dengan cengiran lebar ke arahnya.
Farel melihat jam di tangannya "Nggak telat banget lah ya. Ini nih, gue nganter Egi dulu ke pom bensin nyari toilet buat boker"
"Nggak ngerti lagi sama Egi, ada-ada ajaaa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Boy
Teen Fiction[slowupdate]- Mereka memang mirip dari segi fisik, mereka berdua bagaikan seorang yang sedang bercermin, Namun mereka berbeda dari segi sifat..