"Gimana? Udah ada info belom?" tanya Zeril melihat kearah kedua sahabatnya yang dihadapannya.
Egi dan Farel menggeleng lemah.
Zeril berdecak kesal "Gue nggak bisa diemin ini"
"Kemungkinan orang ini pernah lo bikin sakit hati atau semacamnya, makanya dia dendam sama lo, Ril" Farel berpendapat.
"Bisa jadi. Lo inget-inget deh orang yang pernah bermasalah sama lo" sambung Egi.
Zeril berpikir sejenak mengingat semuanya, tapi pikirannya sedang tidak sejalan dengannya. Atau mungkin dia sendiri bingung karena memang banyak orang yang bermasalah dengannya sampai-sampai dia tidak bisa mengingatnya.
"Kebanyakan masalah nih orang" ucap Farel membaca raut wajah Zeril.
"Ril, apa Zeris juga bakalan kena?"
Zeril memasang raut bingung kearah Egi "Maksud lo?"
"Orang itu bilang dia bakalan macem-macem sama orang terdekat lo," Zeril nampak berpikir dan mencerna perkataan Egi "Yaa, Zeris kan termasuk orang terdekat lo"
Benar juga kata Egi, orang itu bisa saja mengincar Zeris.
"Jangan-jangan kita juga bakalan kena, Gi" celetuk Farel membuat Zeril dan Egi memandang dengan tatapan bertanya.
"Apasih anj-"
"Kita kan lagi dekat-dekat Zeril sekarang, wah bentar lagi kita kena imbas juga, Gi"
"Gue lagi puasa ngomong kasar, Rel" ucap Zeril melemas. Farel hanya nyengir.
------------------------------------
Zeris berjalan melewati koridor bersama Cio sambil melihat kearah sekitar. Dia ingin menuju lokernya untuk mengambil sesuatu. Seketika matanya tertuju kepada dua orang yang dikenalnya sedang ribut kecil seperti biasa. Terlihat, Zeril sedang mengikuti Kaira yang sepertinya risih dengan Zeril. Bukan hanya dirinya yang menyaksikan pemandangan itu, tetapi anak yang berada disekitarnya juga memperhatikan mereka. Zeril dan Kaira memang menjadi topik baru di seantero sekolahnya.
"Mereka pacaran?" tanya Cio kepada Zeris yang disampingnya.
"Entah"
"Sodara lo udah punya, lo kapan?"
"Gue masih setia sama lo"
"Jijik lo, Ris" Zeris hanya terkekeh dengan ucapan Cio "Apa lo masih belom moveon sama cewek—"
Zeris menundukkan wajahnya, Cio langsung memberhentikan perkataannya setelah melihat raut wajah sahabatnya berubah tak karuan.
"Yah, ya ya dia nangis"
"Enggak bego"
Zeril mempercepat jalannya meninggalkan Cio yang masih memperhatikan Zeril dan Kaira di sebrangnya.
"Zeris ambekan najis kek anak perawan"
----------------------------------
Masih dengan memakai seragam putih abu-abu yang hanya dibalut dengan jaket levis Zeril berjalan kearah gedung tua yang sudah tidak terpakai. Untuk akhir-akhir ini ia memang sudah jarang ketempat ini. Hanya saja jika dia memang sedang jenuh, dia akan mampir ketempat ini.
Zeril berjalan dengan santai memasuki tempat yang dari luar memang sudah terdengar hiruk pikuk teriakan orang-orang yang berada didalamnya. Kedatangan cowok itu pun di sambut dari beberapa orang yang mengenalnya.
"Weyyyy lama tak jumpa," ucap seorang yang mengahampiri Zeril sambil merangkul seorang cewek.
Zeril hanya tersenyum sedikit dengan sapaan Arka, cowok yang kini memang berada dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Boy
Teen Fiction[slowupdate]- Mereka memang mirip dari segi fisik, mereka berdua bagaikan seorang yang sedang bercermin, Namun mereka berbeda dari segi sifat..