13

4.1K 228 3
                                    

"Zeril Tan Winata, Kaira Lavine, Arfarel Framasta,-"

Itu adalah suara guru kesenian- Pak Danuar. Gurunya sedang membagikan kelompok untuk tugas musik minggu depan. Setiap kelompok mempunyai lima sampai empat orang, hanya saja cewek itu protes ketika kelompok sedang di bagikan mengetahui kelompoknya terdapat setan yang menyempil.

"Bapak, tuker kelompok Pak. Saya nggak mau sekelompok sama Zeril se-Tan"

Zeril yang lagi duduk tenang langsung menoleh kearah cewek yang di sampingnya.

"Nggak bisa, Kaira" tolak Pak Danuar.

"Pak saya kelompok sendirian juga nggak apa-apa deh asal jangan-"

"Ini tugas kelompok. Saya bilang kan tugas ini tugas praktek, kalian buat sebuah band dari kelompok ini. Kalo kamu sendirian yang main alat musiknya siapa? Yang nyanyinya siapa?" jelas Pak Danuar.

"Saya bisa main alat musik sendiri sambil nyanyi kok, Pak"

"Kayak suaranya bagus aja, cih" dengus Zeril yang di sampingnya membuat Kaira menginjak kakinya.

Aduh ini cewek masih aja protes. Ini benar deh, Zeril tak akan protes apa-apa jika hanya tugas begini saja. Karena tugas seperti ini sudah menjadi makanannya sehari-hari apalagi di tambah satu kelompok sama Farel. Sayangnya Egi tidak termasuk. Kalau pun cewek yang di sampingnya ini tak mau tidak masalah gantikan saja dengan-

"Pak, saya tukeran aja sama Kaira" celetuk Egi dari arah pojok yang mewakili pikiran Zeril.

Nah, ini yang Zeril tunggu. Gantikan saja dengan Egi si kampret agar pasukannya lengkap.

"Benar, Pak" Kaira menyetujui usulan Egi.

"Nggak ada! Nggak ada bosannya bertigaan mulu kayak trio macan, hah?" ucap Pak Danuar yang sudah setengah kesal "Keputusan saya sudah final!!" diakhiri dengan suara menggelegar yang membuat siswa-siswi tidak ada yang protes lagi.

"Iya terus sekarang berdua, udah kayak duo serigala njirr" timpal Farel yang mendumal dibelakang Zeril.

"Mampus," gumam Zeril yang membuat Kaira menatap sengit "Apa? Lagian nggak ada bersyukurnya banget sekelompok sama gue, tugas kayak gini mah gampang"

"Nggak usah sombong lo ya"

"Fakta. Asal nggak ada segala paper kertas dan segala macemnya aja, gue nggak akan males"

Jangan tanya lagi, musik sudah mendarah daging dan melekat sekali dengan Zeril sedari kecil. Zeril sudah diajarkan beberapa alat musik oleh Mamahnya, bisa di bilang keturunan mungkin. Zeril harus berterimakasih kepada Pak Danuar menugaskan tugas musik seperti ini.

---------------------------------

Zeris mendongakan kepalanya memandang langit abu memejamkan matanya lalu menarik nafas sedalam-dalamnya dan menghembuskan dengan lepas. Ini jam istirahat, Zeris memilih untuk pergi ke rooftop daripada ke kantin. Cio sebelumnya sudah mengajaknya untuk ke kantin bareng namun Zeris menolaknya.

Zeris ingin sendiri sejenak. Pikirannya beralih pada telpon seseorang yang menelponnya kemarin. Otaknya tak mampu berfungsi saat itu juga. Dia hanya tak menyangka kalau akan seperti ini lagi. Bukannya Zeris tak suka dengan kehadirannya yang tiba-tiba, hanya saja Zeris belum siap walaupun hatinya sangat rindu.

Suara kretakan pintu yang ingin di buka terdengar membuat Zeris menoleh ke asal suara tersebut, yang di takuti jika guru yang memergokinya sedang berada di sini bisa-bisa dia akan di sangka bolos pelajaran.

"Ternyata lo disini"

Setelah itu menampilkan seorang cewek yang sedang dekat dengan kembarannya itu; Kaira. Sedang apa cewek itu berada disini.

Twin BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang