11

4.3K 287 10
                                    

Kurang baik apa di update walaupun lama:p wkwk bodoamat kalian aja begitu:(
Pengen unpub tapi gimana ya...
Cerita ini tuh tergantung sama vomment dari kalian loh
---------------------------------

"Pak Pras yang nyuruh" ucap Zeril ketika sedang dirumah Egi sehabis tawuran.

Zeril baru saja menceritakan kepada kedua sahabatnya itu kalau Pak Pras menyuruh Zeris dan Kaira untuk merubah nilainya di sekolah.

"Sama gue aja, Ril. Gue nggak bego-bego amat" ucap Farel sambil mengobati lukanya yang terkena gara-gara tawuran tadi.

Ya. Memang di antara mereka bertiga itu yang lebih pintar adalah Farel. Farel pernah berkata 'nakal boleh, bego jangan' tapi sekalinya bego Farel tuh bisa melebihi Zeril dan Egi.

"Mentang-mentang dia kembaran gue, yah gue tau emang Zeris lebih pinter dari gue. Tapi ya jangan dia juga yang harus—"

"Bingung gue, nggak ada bersyukurnya" celetuk Egi.

"Padahal cuman orang-orang tertentu doang yang dapet bantuan dari Pak Pras" sambung Farel melihat Zeril.

"Iye, lo tau sendiri kan Pak Pras tuh kayak gimana"

"Berisik lah" kesal Zeril.

---------------------------

Zeris memicingkan matanya menatap layar hapenya yang menampilkan pesan dari seseorang yang sangat dia rindukan setelah beberapa bulan tidak bertemu.

From: Papah.

Papah bakal pulang secepatnya. Minggu ini atau minggu depan. Nanti Papah kabarin lagi.

Zeris tersenyum tipis melihat pesan dari Papahnya dan membalas pesan itu hanya dengan kalimat 'Oke'.

BRAK!!

Suara deguman keras yang berada di luar kamarnya membuat cowok itu bangkit untuk melihat keluar kamarnya. Terlihat Zeril sedang tersungkur di lantai tubuhnya tebentur dengan pintu kamarnya, terlihat berantakan dan kacau. Sesekali mengerang memegangi kakinya.

"Zeril?" Zeris reflek menghampiri.

"Diem disitu" ucap Zeril menunjuk tempat Zeris berdiri membuat Zeris memberhentikan langkahnya.

Zeris menengadahkan wajahnya melihat atap rumahnya kemudian menghela nafas dengan kasar melihat Zeril "Udah sekarat masih aja nggak mau di bantu" ucapnya.

"Nggak butuh lagian juga"

"Disuruh belajar malah ikut tawuran, dari tawuran dapet belajar apa? Hah?"

"Belajar solidaritas"

"Belajar bonyok"

"Bacot lah, Ris" ucap Zeril sambil bangkit berdiri dengan susah payah untuk memasuki kamarnya.

Zeris dari tempatnya masih melihat kembarannya itu berusaha berdiri. Dengan memegang kenop pintu kamarnya, Zeril berusaha berdiri. Sesekali pegangannya tergelincir, membuat tubuh Zeril yang memang lemas tersungkur kembali ke lantai.

Zeris mengusap wajahnya gusar lalu menghampiri Zeril dan mencoba memapahnya. Namun, pegangannya di tepis kasar oleh Zeril. Lebih terlihat kalau Zeril mendorong tubuh Zeris agar mejauh dari tubuhnya.

"Nggak usah sentuh gue" ucapannya menajam disertai tatapannya yang sengit.

--------------------------------

Zeril membaringkan tubuhnya merasakan nafasnya yang sesak seketika. Tubuhnya benar-benar sangat lelah, memang seperti biasa tenaganya akan habis setelah tawuran. Kakinya pun tadi ikut terserang oleh lawannya.

Twin BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang