Zeris sudah duduk terlebih dahulu di ruang makan dan sedang mengoleskan rotinya dengan selai cokelat kesukaanya dan menuangkan susu kedalam gelasnya. Terlihat Zeril menuruni anak tangga dengan langkah males. Zeril pun langsung menuju meja makan dan duduk berhadapan dengan Zeris yang sedang memakan rotinya. Tidak ada perkataan muncul seperti biasa hanya sesekali lirik dari Zeris maupun Zeril.
"Kunci mobil lo mana?" ucap Zeril yang membuat Zeris mengernyitkan dahinya.
"Buat?"
"Hari ini gue bareng lo"
"Motor lo kenapa?" tanya Zeris. Tumben sekali Zeril meminta bareng dengannya namun tak bisa dipungkiri bahwa Zeril merasa senang.
"Nggak usah banyak nanya deh, kalo emang nggak boleh gue tinggal naik angkot" ucap Zeril yang sudah berdiri bersiap meninggalkan Zeris.
"Wait" Zeris mengeluarkan kunci mobilnya dalam kantong bajunya lalu melempar kunci itu kearah Zeril yang langsung dengan sigap ditangkap oleh Zeril.
Sampai sekolah masing-masing belom bergegas turun dari mobil. Baik Zeris maupun Zeril masih sibuk dengan pikirannya masing-masing entah apa yang mereka pikirkan padahal selama diperjalanan tidak ada kata apapun yang terucap.
"Pulang gue nggak bareng lo" ucap Zeril membuyarkan kesunyian.
"Kenapa? Mau kemana?" tanya Zeris meihat kearah Zeril.
Zeril pun melihat kearah Zeris "Buk--" belom sempat menyelesaikan omongannya sudah diputus oleh Zeris "Bukan urusan lo??" Zeris mengetahui yang ingin dikatakan Zeril "Semua yang bersangkutan sama lo itu urusan gue juga Ril, seenggaknya lo kalo mau pergi bilang sama gue" sambung Zeris
"Gue bukan anak kecil lagi Ris yang semuanya harus bilang sama lo" seru Zeril dan membuka pintu mobilnya. Zeris hanya berdecak frustasi. Iya, Zeril benar. Zeril bukanlah anak kecil yang harus ditanyakan setiap apa yang ingin cowok itu lakukan, namun sebagai seorang saudara Zeris hanya merasa khawatir deengan Zeril.
------------------------
Setiap koridor Zeril tak pernah lepas untuk tidak menjahili setiap orang yang ada disitu mau yang ia kenal atau yang tidak ia kenal dan sesekali memberi "say hay" kepada fans-fans nya yang rata-rata cewek.
"Zeril"
"Hai Zeril.."
"Good morning Zeril"
"Ya ampun Zeril ganteng banget"
Begitulah sapaan dari fans-fans Zeril yang tak lebih dari cewek-cewek genit bermuka bedak tebal.
Begitu sampai kelas ia melihat cewek yang duduk di depan mejanya sedang ngobrol dengan teman sebangkunya sambil sesekali tertawa.
"Hay Girl.." cengiran Zeril memudar ketika Kaira tidak merespond sapaannya.
"Kaira.." panggil Zeril yang sama sekali tidak di respond Kaira lagi.
"Sombong amat neng" ucap Zeril menarik pelan rambut Kaira.
"Aduhh, Zeril lo nggak liat gue lagi ngobrol sama Gita" kesal Kaira gara-gara rambutnya di tarik.
"Obrolan lo palingan nggak penting cuman seputar cowok-cowok nggak jelas" Zeril melihat Gita "Git tukeran yuk lo duduk sama Farel ya gue sama Kaira" ucap Zeril menaik turunkan alisnya. Sedangkan Kaira hanya melongo.
"Apa-apaan sih Ril?" Protes Kaira.
"Biar lo cepet jadian sama Farel Git" hasut Zeril kepada Gita tanpa memperdulikan protesan Kaira "Gimana?" tanya Zeril ke Gita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Boy
Teen Fiction[slowupdate]- Mereka memang mirip dari segi fisik, mereka berdua bagaikan seorang yang sedang bercermin, Namun mereka berbeda dari segi sifat..